PASRAHKAN DAN IKHLASKAN
9
APRIL 2018
Kadang
memang apa yang kita inginkan dan impikan tak selalu akan terwujud menjadi
kenyataan. Semua orang berhak untuk bermimpi dan berkeinginan. Semua orang juga
pasti punya mimpi. Hanya terkadang tak semua tau bagaimana caranya mewujudkan
mimpi tersebut. Entah juga karena tidak tau atau karena tidak mampu. Entahlah.
Begitupun
saya. Entahlah rasanya memang benar bahwa manusia memang tak akan pernah puas. Begitupun
dengan saya. Hanya seorang manusia biasa dengan segala mimpi dan keinginan yang
saya sendiri terkadang ragu bahwa mimpi tersebut bisa terwujud. Mengapa? Terkadang
kita tak bisa hanya seorang diri untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Ingat,
bahwa dibalik suksesnya seseorang pasti ada orang lain lagi. Seperti halnya
suksesnya seorang laki-laki pasti ada wanita hebat dibelakang layar yang selalu
mendukungnya entah itu adalah istri ataupun ibu. Begitu pula dengan suksesnya
seorang wanita, tak mungkin ia bisa sukses seorang diri tanpa bantuan siapapun.
Ingat loh bantuan itu tak selalu yang terlihat. Doa juga termasuk sebagai
bantuan kasat mata yang tak terlihat.
Mimpi
dan keinginan saya banyak. Tapi entah mengapa saat ini sepertinya saya harus
memasrahkan dan mengikhlaskan semua mimpi itu. Ketika saya mengutarakan niat
hati untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang s2, mengapa rasanya saat ini orangtua
tak merespon dengan baik. Berbeda saat saya melanjutkan pendidikan ke jenjang
s1. Jujur saja saya hanya butuh ijin dan restu dari kedua orang tua. Karena
untuk saya jika mereka setuju insya Allah semua jalannya akan beres tanpa
halangan.
Entahlah.
Mungkin saat ini saya yang belum mengerti maksud dari orangtua. Sehingga rasanya
saya belum terima.
Jujur
saja itu adalah cita-cita saya dalam hal pendidikan. Jujur saja dahulu saya
melanjutkan ke jenjang s1 karena agar bisa melanjutkan ke jenjang s2. Bukan juga
karena almarhum paman saya. Itu adalah motivasi saja.
Memang
tidak mungkin sekarang ini saya melanjutkan pendidikan. Saya paham betul posisi
saya sebagai cpns dimana harus prajabatan dahulu. Tapi mengapa respon orang tua
saya seperti itu? Itu kan kemungkinan yang akan saya lakukan setelah
prajabatan. Dari awal saya melanjutkan pendidikan ke jenjang s1 bukanlah untuk
suatu jabatan ataupun materi. Tetapi memang karena saya ingin kuliah. Begitupun
sekarang. Saya pun penasaran dengan jurusan lain di luar keperawatan. Namun masih
ada hubungannya dengan keperawatan dan bidang lainnya. Sehingga menurut saya
lebih menyeluruh.
Dahulu
saat saya lulus s1 dan berniat melanjutkan profesi namun orangtua larang dengan
alasan menikah dahulu setelah itu baru lanjut lagi. Yah intinya saat itu orang
tua tidak setuju. Namun saat itu saya masih bisa menerimanya. Karena jujur saja
saya sendiri pun sangat enggan sekali untuk melanjutkan profesi. Mengapa? Karena
proses profesi non regular dan regular terkadang sama saja yaitu sama-sama full
day di rumah sakit. Kalau s1 nya saja kuliah hanya seminggu dua kali. Itulah mengapa
saya lebih senang dan sangat enggan dengan profesi hingga sekarang. Saat itu
saya ingin melanjutkan profesi pun karena samangat dan dorongan dari teman yang
membujuk saya. Namun akhirnya pun gagal.
Malas
dan kesal rasanya ketika kita sedang semangat untuk suatu hal tiba-tiba ada
yang membuat semangat itu menurun dan asalnya pun dari orang terdekat.
Menurut
orangtua, s1 nya saja dahulu untuk penyesuaian ijazah. Memang penyesuaian
ijazah segampang itu kah? Toh saya belum tentu bisa untuk penyesuaian ijazah. Mengapa?
Yaitu lagi dan lagi harus profesi dahulu. Dimana hal tersebut sampai sekarang
saya gak minat. Bukan belum minat tetapi memang ga minat. Entahlah akan berubah
atau tidak. Toh lanjut pendidikan hanya butuh waktu dua tahun. Kalau harus
menunggu penyesuaian ijazah berapa tahun. Toh setahun juga belum tentu.
Jika
orang tua setuju, ada atau tidak ijin dari instansi saya berani saja selama
orang tua merestui. Yah paling konsekuensi saya jika kuliah tak ada ijin dari
instansi adalah berpengaruh pada jabatan dan golongan. Entahlah untuk saat ini
rasanya saya tak peduli akan hal tersebut. Buat saya adalah apa yang saya
inginkan dan ingin ketahui itulah yang saya dapatkan.
LEBIH BAIK KOSONG TETAPI TERISI
DARIPADA TERISI TETAPI KOSONG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar