apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Minggu, 21 Desember 2014

jika

13 desember 2014
JIKA

Jika aku menikah mungkin beban orangtua atas tanggung jawabnya terhadapku akan berkurang bahkan mungkin hilang.
Jika aku menikah mungkin bapakku tak perlu lagi repor-repot untuk antar jemputku saat kerja dan mungkin tidak perlu khawatir lagi jika aku belum pulang.
Namun
Jika aku menikah apakah aku akan mampu untuk melaksanakan semua tugas dan kewajibanku sebagai istri bahkan sebagai ibu nantinya?
Jika aku menikah apakah aku masih bisa bebas melakukan segala aktivitas yang aku lakukan sebelum menikah?
Setiap ada keinginan selalu terbersit rasa kekhawatiran dan ketakutan
Yah memang semua itu mungkin tergantung dengan komitmen diantara keduanya yaitu aku dan sang pasanganku kelak yang belum aku ketahui siapa?
Andai saja didalam islam menikah itu bukan suatu ibadah ataupun sebuah kewajiban mungkin aku tidak akan memikirkan hal ini dan mungkin aku akan masa bodo dan bahkan cuek atau bisa saja aku akan sangat cuek dengan hal ini.
Mungkin inilah yang menjadi pertimbangan orang untuk melangsungkan pernikahan padahal mereka mungkin sudah pacaran bertahun-tahun. Mungkin ketakutan untuk BERKOMITMEN yang mungkin membuat mereka menunda menikah atau belum menikah dan bahkan tidak menikah-menikah hingga akhirnya lewat usia. Mohon maaf sebelumnya ini hanya pendapat saya yang mungkin tidak berkenan bagi pembaca. Saya hanya berpikiran mungkin saja mereka belum menikah karena takut berkomitmen terhadap pasangan mereka masing-masing ini bagi yang sudah lama pacaran yang ujung-ujungnya sampai sekarang belum sah atau resmi juga.


 

Atau mungkin ada alasan lain seperti saya misalnya jika saya ditanya kenapa belum menikah? yah walau usia saya saat ini masih terbilang muda mungkin yaitu 22 tahun tetapi memang teman-teman kuliah bahkan teman-teman sekolah sudah banyak yang menikah bahkan mempunyai anak bahkan anaknya sudah ada yang sekolah. Saya hanya bisa menjawab mau menikah dengan siapa, partner ajah belum ada. Yah jadi bisa disimpulkan alasan saya belum menikah karena apa? Partner? Yah partner? Lagi dan lagi partnerlah yang menjadi alasan. Jadi bagi yang sudah punya partner mau alasan apa lagi untuk menyudahinya? Ingat hidup itu terus berjalan dan berlalu masa mau begini-begini ajah (gak nikah-nikah maksudnya, ini bagi yang sudah menemukan partner loh hehehe mohon maaf lagi jika tulisan saya ini tak berkenan).
Teringat obrolan dengan ibu semalam (karena ternyata tetangga depan rumah saya anaknya telah di lamar seorang pria) tentang hal itu (marry) yang saya ingat hanyalah ibu bilang kalo bisa tidak lebih dari umur 25 tahun karena kalo sudah lebih dari usia 25 tahun biasanya sudah malas dan tentunya dengan kriteria yang sesuai, seimbang dan sederajat (intinya jelas orangnya dan asal usulnya) jangan lihat orangtua atau keluarga besarnya seperti apa atau bagaimana? serta tak lupa yang paling pertama serta sangat utama adalah AGAMA. Simple kah? Yah simple sih tapi jujur ada hal yang saya tak suka disini. Apa itu? Jujur saya tak suka di patok atau di target untuk hal tersebut. Memang sih ibu bilang tidak mau buru-buru selesaikan dulu kuliah (ingat saat ini saya sedang dalam proses study s1 saya). Namun tetap saja omongan ibu yang “kalo bisa tidak lebih dari umur 25 tahun” membuat saya terkadang kepikiran. Kenapa begitu? Hitung saja usia saya sekarang 22 tahun berarti maksimal 2-3 tahun lagi saya mungkin harus menikah untuk memenuhi keinginan ibu. Memenuhi keinginan? Yah mungkin akan terkesan seperti itu? Memenuhi keinginan. Karena jujur saya tak mau menargetkan usia berapa saya harus menikah? Saya hanya ingin menjalani yang seharusnya memang saya jalani. Tidak mau berpatokan pada usia 25 tahun untuk menikah. Ingat loh untuk menikah.
Yah jujur sih saya memang masih ingin melanjutkan pendidikan saya hingga s2 kalo bisa. Yah setidak-tidaknya saya bisa menyelesaikan s1 saya sebelum saya berusia 25 tahun dan alhamdulilah hal tersebut sedang saya jalani walaupun mungkin harus kucing-kucingan dengan senior hehehe. Dan kedua saya ingin sebelum umur 30 tahun saya telah menyelesaikan s2 saya. Yah semoga seperti itu. Terus jika masih ada yang bertanya lalu menikahnya kapan? Jujur kalo sudah ada partner yang sesuai saya tidak mau menunda. Ingat loh tidak menunda menikah. Hanya menikah. Tetapi saya juga masih ingin BEBAS TAPI TERBATAS setelah menikah. Apa itu BEBAS TAPI TERBATAS???? (ini sudah ada pada tulisan saya sebelumnya).
Yah intinya jika saya menikah dan saya belum menyelesaikan s1 ataupun s2 saya nantinya, saya ingin setelah menikah nantinya tetap diijinkan untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan keinginan saya. Ingat loh ini baru seandainya karena sesungguhnya saat ini hal tersebut belum saya jalani bahkan belum ada rencana (marry).

target


10 desember 2014
TARGET

Target.... yah target.... ada yang pernah bilang ke gue hidup itu harus punya target, kalo gak ya mending ga usah hidup..... kalo dipikir-pikir bener juga sih itu kata-kata..... yah kalo kita ga punya target kita ga tau besok mau ngapain ajah????? Jadwal kegiatan hari ini apa????? Dan rasanya mungkin hidup akan monoton kalo kita ga punya target......


Yaaah 2014 udah mau berakhir....... lalu apa targetmu selanjutnya????? 2015????? Keinginan untuk ini itu sih ada...... terutama 2015 target gue adalah lulus sarjana dulu kali yaaah. Bukan berarti target lain gak ada. Gue pengen kursus bahasa inggris, gue juga pengen kursus renang, pengen juga lanjut pendidikan sampai minimal S2, pengen punya rumah pribadi dan pengen juga punya rumah perawatan hahaha. Rumah perawatan apaan tuh? Gue juga ga tau. Yah tiba-tiba kepikiran ajah kaya gitu mungkin karena profesi gue juga. Sempat mikir kalo bidan kan biasanya punya rumah bersalin atau praktek bidan, dokter mungkin akan punya rumah sakit. Dan tiba-tiba terbersit dipikiran gue tentang rumah perawatan yang gue sendiri belum tau seperti apa konsep rumah perawatan itu yang pasti yang ada dipikiran gue rumah perawatan itu lebih umum karena bukan hanya untuk orang sakit tapi juga untuk yang sehat dan mungkin juga bisa saja bukan untuk manusia tapi bisa juga untuk yang lainnya. Ingat loh perawatan berasal dari kata rawat yang gue pikir setiap benda atau apalah itu butuh perawatan hehehe itu baru yang ada dipikiran gue dan gue sendiri pun belum tau seperti apa? sudah ada atau tidaknya tentang rumah perawatan itu gue juga ga tau hehehe. 

Gue ga tau kapan semua itu akan terealisasi. Yang pasti target 2015 adalah lulus sarjana dulu. Selanjutnya 2016 mungkin bisa lanjut pendidikan, nah sambil nunggu 2016 lanjut pendidikan mungkin gue akan ambil kursus. Karena bosan rasanya hanya rumah, tempat kerja, tempat latihan dan kolam renang, maka dari itu tahun 2014 gue memutuskan untuk kuliah lagi walaupun terkesan nekat. Yah nekat, kenapa nekat? Nekat soal waktu, biaya dan ijin juga sih tapi selama orangtua mendukung gue akan merasa aman dengan semua itu. Toh kalo ada apa-apa sama gue, gue akan ke orangtua bukan ke teman ataupun bos gue di tempat kerja. Walaupun kadang gue keteteran sendiri dengan jadwal setiap bulan yang kadang suka bentrok antara kerja dan kuliah yah tapi itulah resiko yang gua jalani yang penting pinter bagi waktunya ajah dan berani juga ambil resiko. Yah target atau rencana di atas baru lah hanya keinginan gue semata yang belum tentu kapan terealisasinya.  Tapi setidak-tidaknya gue punya rencana atau target mau ngapain tahun nanti? Supaya gue juga tau hidup gue mau dibawa kemana atau mau ngapain ajah.
Mungkin ada hal yang kurang dari semua rencana gue itu. Kalo ada yang cermat dan teliti pasti tau apa hal yang kurang itu? MARRY? Yah menikah? Mengingat umur gue sekarang yang memang baru 22 tahun sih tapi hidup dan waktu kan terus berjalan, sekarang mungkin dianggap gue masih muda atau bahkan terlalu muda mungkin untuk memikirkan hal itu. Tapi nanti? Apakah anggapan MUDA tersebut masih berlaku?????

Mungkin rencana diatas bisa gue target kan. Tapi tidak dengan rencana MENIKAH. Jujur gue ga bisa target kan tentang rencana menikah itu. Kenapa? Kalo target yang gue sebut di atas bisa gue lakukan sendiri tanpa partner. Beda halnya dengan menikah, menikah kan tidak sendiri, harus ada partner atau pasangan kan? Itu lah yang tidak bisa gue target kan, tidak bisa gue jawab atau perkirakan.


Pengennya sih kaya gitu, tapi apa daya kalo emang belom ada. Kan jodoh itu bukan siapa cepat dia dapat, tapi jodoh adalah bila Allah dah tetapkan akan pasti dapat. Jadi sambil menunggu lebih baik seperti ini kata AHMAD RIFAI RIFAN jika memang target nikahmu masih lama, maka fokus saja dulu memperjuangkan mimpi-mimpi lain yang ingin seger diraih. Jangan malah menghabiskan masa muda untuk hal yang tak penting. Hebatkan masa muda dengan aktivitas yang produktif. Insya Allah dengan itu kelak Allah akan mempertemukanmu dengan sebaik-baik pendamping hidup di waktu yang tepat. Amiiiiin. Sebenernya sih bukan target nikah yang masih lama, tapi lebih tepatnya belum ada partner.


Dan juga bukan menunda namun partner yang memang belum ada. Dan mungkin juga saya menunggu yang seperti ini hehehe. Sesuatu rasanya jika ada seorang laki-laki yang sesuai untuk saya datang ke rumah dan langsung mengkhitbah. Nilai plus plus deh keren dan gentle bingiiiitzzzzz.

Jadi BUKAN TARGET NIKAH YANG MASIH LAMA ATAUPUN MENUNDA MENIKAH namun memang karena belum ada partner untuk menjalankan ibadah itu. jika dalam islam menikah itu sebagai ibadah maka itu dianjurkan bahkan jika tidak melakukannya dianggap bukan umat NABI MUHAMMAD SAW ada hadits nya kan? hehehe, akan berbeda jika ini dibaca oleh non muslim. Mohon maaf sebelumnya. Mungkin jika menikah bukanlah suatu kewajiban seorang muslim atau muslimah mungkin juga saya tidak akan memikirkannya.
Jujur ada ketakutan dalam diri saya tentang hal ini. Yah tentang menikah. Bisakah saya menjadi seorang istri dengan tugas dan kewajibannya? Bisakah saya menjadi seorang ibu dengan tugas dan kewajibannya? Bisakah saya melakukan itu semua? Bisakah saya? Bisakah saya? Akh.... pertanyaan ini yang selalu membuat saya agak parno sebenernya. Ditambah terkadang saya mendengar atau melihat teman-teman yang sudah menikah dan mereka hanya fokus di rumah dan mengurus rumah tangga serta melepas semua kegiatan yang sebelum menikah ia lakukan. Jujur saya ga mau seperti itu. Saya tau tugas istri adalah memang seperti itu dan harus taat serta patuh terhadap suami. Namun menurut saya sang suami pun harusnya tak egois dengan melarang sang istri untuk tidak melakukan ini itu semua kegiatan yang biasa sang istri lakukan sebelum bersama sang suami. Saya tidak ingin seperti itu.  Kenapa? Karena sang suami tidak selalu berada di atas. Apa maksudnya? Jika sang suami melarang sang istri untuk bekerja dengan alasan apapun dan sewaktu-waktu sang suami mengalami PHK atau pemecatan atau apalah yang membuat si suami katakanlah bangkrut sedangkan sang istri tidak bekerja dan tidak menerima gaji lalu mau dapat dari mana pemasukan atau pendapatan suami istri itu. Yah saya tau rejeki memang tidak akan kemana dan tidak akan tertukar. Namun tidak akan dapat juga jika tak kemana-kemana (tidak berusaha maksudnya). Maaf kalo pendapat saya ini mungkin tidak sependapat atau seprinsip dengan yang membaca tulisan ini. Atau mungkin pendapat saya ini kurang jelas. Bisa konfirmasi langsung ke saya.
Teringat omongan ibu kepada saya entah kapan. Yang saya ingat adalah “kalo bisa rumah tangga itu jangan nyampur dengan orang tua atau pun mertua dan kalo bisa minta tetap di perbolehkan bekerja dengan alasan saya punya skill kecuali jika saya tidak bisa apa-apa”. Itu pula yang ibu ajukan kepada bapak sebelum menikah dan hingga kini semua itu berjalan lancar alhamdulilah. Dan saya pun menginginkan seperti itu ketika saya telah menikah, saya masih ingin tetap diijinkan melakukan semua kegiatan saya sewaktu saya single dengan prinsip BEBAS TAPI TERBATAS. Yah itu mungkin sudah lebih dari cukup buat saya. Maksudnya apa? Misalnya setelah menikah tetap diijinkan untuk bekerja atau kegiatan lain, namun setelah selesai itu semua langsung pulang jika di rumah sudah ada yang menanti hehehe. Dan itu menurut saya rasanya harus ada komitmen diantara kedua pasangan itu. Mungkin bisa dibuat perjanjian hehehe.
saya jadi teringat cita-cita sewaktu SMA dulu. Namun hal ini hanya saya yang tau. Sempat terbersit dalam pikiran untuk 3K yaitu kuliah, kerja, kawin. Terbersit karena mendengar cerita dan membaca buku tentang kisah orang-orang yang berhasil dengan melakukan tiga hal itu. Sesuatu rasanya. Namun hal itu tidak terwujud sampai sekarang. Kenapa? Yah itu dia partner yang belum ada. Mungkin bosan dengan alasan seperti ini yang dari tadi saya sebutkan. Tapi memang alasannya adalah itu PARTNER & PARTNER. Ga akan jadi pernikahan kan kalo tidak berpasangan atau pun tidak ada partner? Ga mungkin kan orang menikah sendirian tanpa pendamping disisinya.

Jadi jangan cuma bisanya nanya WHEN? WHEN? Dan WHEN? Kalo si penanya juga belum nikah atau si penanya sudah nikah tapi ga kasih solusi juga wkwkwk (dicariin gitu hahaha). Koplak........

Minggu, 23 November 2014

share punya temen


catatan november 2012

Memahami Orang Tua
oleh Dwi Runkat Nuri Yahya pada 22 Agustus 2011 pukul 13:15 ·
Jangan pernah kalian beranggapan bahwa kalian tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua kalian. Karena sesungguhnya mereka selalu menyayangi kalian, nah tugas kalian adalah mengerti bagaimana caranya orang tua kalian menyayangi kalian. Karena setiap orang tua memiliki cara yang berbeda-beda untuk menyayangi anaknya.

Coba direnungkan yaa..

ya emang sih orang tua punya banyak cara dalam menyayangi anaknya. Semua dilakukan oleh orang tua dengan alasan “sayang”. Tapi gue bingung kenapa ortu gue kayanya gak suka dengan kegiatan “karate”? Gua gak ngerti kenapa? Capek kalo udah ngebahas karate sama ortu. Yang bisa gue simpulkan kalo lagi debat sama ortu alasannya adalah karena gue cewek, terus pulang malem, terus ortu suka nanya tuh mau sampe kapan karate? Kalo pulang malem, ok lah itu masih bisa gue ngerti. Yah makanya gue sekarang nyari latihan yang gak ampe malam. Ditambah pernah juga sih kejadian karena pulang malem. Kalo gue bilang gue juga kerja pulang malem, terus paling ortu bilang itu mah beda lagi. Kalo alasan karena jenis kelamin sebenernya sih gue gak suka pikiran kaya gitu. Kalo ditanya sampe kapan? Gue gak pernah jawab. Coz gue takut kalo gue jawab urusannya tambah panjang dan ribet yang ada takutnya gue gak boleh sama sekali latihan terus keluar deh kata2 kramat ortu aduh jangan sampe deh. Yaudah mending gue diem. Percuma gue debat kalo hasilnya sama aja mah. Makanya kalo sekarang ortu gak ngijinin gue latihan, gue gak berani nekat. Coz pernah gue kaya gitu yang ada terjadi sesuatu yang ujung2nya bisa bikin gue kecewa ataupun bener2 gak bisa latihan. Yah paling kalo ortu gak ngijinin dan ngelarang, gue selalu minta nego. Dengan ini itu lah. Sekarang sih ortu cuma ngijinin seminggu sekali dan itu kalo libur. Dengan alasan udah kerja mah capek. Nah ujung2nya gue gak pernah tuh ke puspem. Karena minggu jarang libur. Sebenernya sih bisa kalo minggu itu gue masuk pagi pulangnya tinggal lurus lewat belakang lewat kamar jenazah puspem deh. Tapi itu dia, minggu jarang masuk pagi, kalo gak masuk sore ya malem. Sekalipun masuk pagi susah juga ijinnya coz jarang diijinin. Ah bête…………..

rasa


catatan november 2012
TENTANG RASA

Gue gak ngerti perasaan apa yang ada sama gue. Tapi jujur gue ngerasa butuh dia dan gue inginkan dia. Entah karena alasan apa? Gue gak ngerti soal cinta. Gue juga gak mau nyebut ini cinta. Karena gue juga gak yakin. Tapi gue pengen deket sama dia. Gue pengen dia jadi pasangan hidup gue kelak. Kenapa? Yah gue juga gak tau! Tapi kalo dari kriteria insya Allah dia memenuhi ditambah dia juga seorang karateka bersabuk hitam. Tapi gue gak tau deh seandainya dia bukan seorang karateka dan juga bukan bersabuk hitam. Apa gue masih menginginkan dia?
Pernah suatu waktu dia kayanya perhatian sama gue. Nanyain gue dah sampe atau belum terus td pulang sama siapa dan sampe mana? Dia juga pernah nganterin gue, karena emang gue yang minta sih. Tapi besok2nya kayanya sih dia kapok coz rumah gue jauh. Tumben2 juga dia curhat sama gue ya emang sih dia curhat soal bidang kerjaan gue. Terus pernah juga dia bilang kalo sakit mah istirahat. Pernah dia nanyain gue kenapa gak latihan? Gue pikir tumben2an nih orang nanyain. Gue gak tau dia kaya gimana? Maksud gue perasaannya. Entah semua itu hanya pelampiasan atau perhatian seorang teman atau gimana gue juga gak ngerti? Tapi rasanya senang banget kalo dia tiba2 sms gue. Gue gak tau dia punya pacar atau gak? Yah gosip2 sih gitu. Tapi pernah gue mancing pertanyaan ky gitu tapi dia bilang sih gak. Yah gue gak tau deh mesti percaya atau gak? Gak ngerti!
Gue sering curhat sama dia. Awalnya sih tentang pacar terus jadi mantan. Yah gue kan sebelumnya pernah pacaran sama karateka juga 2 kali dan gue sering curhat sama dia kebanyakan sih curhat pas udah mau putus atau emang udah putus. Hehehe. Jujur dia enak banget buat curhat. Dia dewasa (yang pasti dia lebih dewasa dari gue). Gue sering curhat tentang apa aja. Tapi kebanyakan sih tentang hidup dan kerjaan ada juga sih tentang karate & cinta hehehe. Kalo dia udah bales curhatan gue, gue jadi inget dan susah juga buat dibantah.
Tapi sekarang gue ngerasa dia berubah. Gak tau kenapa? Gue gak ngerti? Sms gue hampir gak pernah dibales. Kalo dia on kenapa gak kelihatan di chat gue y? gue inbox juga jarang di bales. Gak ngerti gue!
Ditambah lagi temen gue mau nikah deket2 ini. Gak tau kenapa koq rasanya gak rela dan gak sreg gitu? Apa gue iri? Mungkin kali y? rasanya baru kemarin gue ngomongin soal kuliah lagi sama dia. Eh tiba2 aja dia udah mau nikah. Serasa gue bakal kehilangan temen. yah gue kan gak tau dia setelah nikah gimana? Kemarin aja gue ajak jalan susah! Terus calonnya itu pamannya temen dia (temen gue juga). Yah mungkin itu juga sih yang bikin gue gak sreg. Emang sih sebenernya gak ada masalah yang berarti. Intinya sih emang dasar mereka sama2 sayang ya susah.