apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Sabtu, 24 Oktober 2015

kematian


KEMATIAN
280315

Siapa orang yang tak akan mengalami mati? Tak ada. Siapa orang yang akan mati? Ya semua orang akan mengalami kematian atau mati. Adakah orang yang akan tau kapan dia akan mati? Tak ada yang tau seorang pun kapan dia atau orang lain akan mati.

Kematian merupakan mutlak rahasia Allah SWT. Tak seorang manusia pun yang mengetahuinya kapan dia akan mati. Kematian bisa dadakan atau pun tidak. Apa maksudnya? Ada orang yang mati melalui proses sakit. Entah sakit berat, sedang atau ringan. Entah waktu sakitnya lama atau baru-baru ini. Namun ada juga orang yang mati tanpa proses sakit yaitu tiba-tiba kita mendengar kabar bahwa dia telah tiada. Entah benar tanpa proses sakit? Atau sakitnya yang tak diketahui? Baik oleh orang lain maupun diri sendiri yang mati.

Terkadang kita mendengar kematian seseorang sebagai hal yang mendadak dan mungkin membuat terkejut. Namun apakah itu semua benar? Saat awal mendengar berita itu mungkin rasanya wajar jika kita kaget atau terkejut mendengarnya dan bahkan terkesan dadakan mungkin. Namun apakah “dadakan” tersebut benar? Rasanya tak ada yang dadakan menurut Allah SWT mungkin. Karena ingat semuanya telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Kapan seseorang akan dilahirkan, akan menikah dengan siapa bahkan sampai kapan seseorang akan meninggal. Ingat semuanya sudah tertuliskan di lauhul mahfudz.

Terkadang kita mendengar seseorang meninggal terkesan “dadakan” padahal kita tau sebelumnya orang tersebut memang menderita suatu penyakit. Namun kadang kesan “dadakan” tersebut tetap saja ada dari orang yang mendengarnya. Padahal jika kita pikir, orang itu menderita suatu penyakit maka wajarlah jika suatu saat kita mendengar orang itu meninggal. Dan mungkin harusnya kesan “dadakan” atau terkejut mendengar berita buruk tentang orang itu tak ada lagi.

Mungkin akan berbeda jika kita tak pernah mendengar orang tersebut sakit hingga mengharuskan perawatan medis atau pun menderita penyakit tertentu. Dan tiba-tiba mendengar kabar tentang orang itu telah tiada. Pastinya kita yang mendengar hal itu akan sangat kaget dan berpikir “dadakan”. Mungkin akan berpikir juga “baru beberapa hari yang lalu saya ketemu dia terlihat sehat-sehat saja tapi kenapa sekarang saya mendengar kabar dia telah tiada” atau saat lama kita tak bertemu dan sekalinya mendapat kabar adalah bahwa dia telah tiada maka kita mungkin akan berpikir “kapan terakhir kali saya bertemu dengannya yah koq tau-tau sekarang saya dengar dia telah tiada, apakah dia sakit? Saya tak mendengar kabar tentang sakitnya dia?”. Mungkin jika kasusnya seperti itu bisa saja kesan “dadakan” dan keterkejutan menjadi wajar.

Namun seharusnya kesan “dadakan” mungkin tak harusnya ada karena semua sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak manusia masih dalam kandungan. Bukan kah begitu? Karena jika kesan “dadakan” itu ada maka semua orang yang meninggal pastilah semuanya dadakan. Kaget saat mendengar berita seseorang meninggal mungkin rasanya wajar saat pertama kali mendengarnya. Ingat loh saat awal mendengarnya saja. Tidak sampai seterusnya. Yang harus ada dipikiran kita seterusnya adalah ingat semua itu sudah takdir Allah SWT yang mutlak tak bisa dirubah dan tak bisa ditawar maka ambil lah hikmah dari setiap kejadian yang kita amati, alami dan menimpa kita sendiri. Baik hal itu kita yang alami sendiri atau pun orang lain.

Tak hanya kematian melalui proses suatu penyakit atau tidak. Namun kematian di usia yang terbilang masih muda pun akan terkesan “dadakan” “tiba-tiba” kaget atau terkejut rasanya sudah pasti. Dan yang mungkin ada dipikiran kita adalah “umurnya masih muda sudah meninggal, pendek sekali umurnya”. Namun itulah takdir yang sudah Allah SWT tetapkan. Ingat kematian tak memandang usia mau muda atau pun tua sekali pun. Ingat juga mungkin kata-kata “umur di tangan Tuhan” yah maksudnya Allah SWT yang sudah menentukan sampai usia berapa orang itu akan hidup. Tak beda halnya dengan jodoh. Jika Allah SWT sudah menentukan jodohnya adalah dia dan akan menikah pada waktu yang telah ditentukan oleh Allaw SWT lalu manusia mana yang bisa mengubah semua itu. Tak ada yang bisa mengubah apa yang telah Allah SWT tentukan. Terutama mengenai kelahiran, jodoh dan kematian.

Tak hanya melalui penyakit atau tidak dan usia. Kematian pun akan menjemput siapa saja. Entah orang tersebut baik atau buruk. Namun bedanya adalah jika yang meninggal adalah orang baik maka pasti yang merasa kehilangan akan sangat banyak dan pastinya juga banyak orang yang berbondong-bondong ingin mengantar jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhirnya sebagai tanda suatu penghormatan terhadap jenazah tersebut. Dan pastinya akan banjir air mata karena menangisi kepergian orang baik dari dunia.  Akan berbeda pula jika yang meninggal adalah orang yang buruk atau jahat, jangankan yang mengantar ke pemakaman yang menangisi kematiannya saja pun rasanya mungkin bisa saja tak ada. Yang ada malah mungkin sebaliknya yaitu mungkin orang akan berkata “syukur deh dia meninggal”.

Kematian baik melalui proses suatu penyakit, usia yang masih muda atau sudah tua, yang meninggal adalah orang baik ataupun buruk. Ingat semuanya adalah takdir Allah SWT untuk orang tersebut. Kasarnya kalau emang waktunya meninggal mah yah meninggal ajah gak pandang orang itu masih muda atau gak, baik atau tidak, berpangkat atau tidak, kaya atau tidak. Tidak akan berpengaruh dengan kematian semua itu.

Satu hal lagi yang perlu diingat. Saat kita mendengar kematian seseorang terutama orang yang sangat baik dan sangat penting bagi kita pasti air mata akan selalu menetes. Menangisi kepergian orang tersebut. Yah terkadang wajar adanya isak tangis mengiringi kepergian orang yang meninggal. Namun ingat lagi yang dibutuhkan oleh jenazah adalah bukan suatu isak tangis kesedihan. Tetapi yang amat sangat dibutuhkan oleh jenazah adalah DOA. Yah doa terutama doa dari orang-orang soleh dan bertakwa. Bukan air mata yang akan mengering jika sudah habis. Karena tak henti-hentinya menangis bahkan yang lebih parah lagi jika ada yang meratapi kepergian seseorang dengan berlebihan. Apa maksudnya? Terkadang sampai ada orang yang karena sedih telah ditinggal seseorang yang penting untuk hidupnya sampai dia meratapi hingga berteriak-teriak seolah-olah tak bisa menerima takdir atau pun menyalahkan Allah SWT atas kematian orang tersebut. Astaghfirullah al azhim. Jangan lah sampai seperti itu. Tak baik seperti itu yang ada malah akan memberatkan kepergian jenazah tersebut jika sikap kita seperti itu. Begitu bukan?

Ingat dalam kematian yang dibutuhkan jenazah adalah DOA bukanlah tangisan. Air mata lama-kelamaan akan habis dengan sendirinya karena mengering. Tapi tak begitu dengan DOA. Doa akan terus mengalir untuk si mayat tersebut. Terutama doa-doa dari orang-orang soleh dan bertakwa. Selain berdoa, baiknya juga disertai dengan tawakal dan ikhlas sehingga insya Allah orang yang meninggal dan yang ditinggalkan akan tenang.
Dalam beberapa hari ini secara berurutan saya mendengar berita duka entah dari orang jauh sampai orang terdekat atau keluarga sendiri. Yaitu berita duka tentang meninggalnya frans tumbuan, yani trio libels, olga syahputra yah yang semuanya adalah artis. Hingga kabar yang mengejutkan saat saya sedang kuliah tiba-tiba ibu menelepon dan mengabarkan berita duka bahwa uwa saya di subang telah tiada. Kaget, syok dan terkejut bahkan terkesan dadakan ada di dalam pikiran saya. Dalam benak saya pula “Kapan terakhir kali saya bertemu dengannya? Sakit apa yang dideritanya? Kenapa mengabarkan dadakan? Kenapa jika kematiannya melalui proses sakit mengapa tak dikabarkan saat kritis? Kenapa keluarga saya ikut mengalaminya? Kenapa dan kenapa?”. Itulah yang ada dipikiran saya yang membuat saya termenung setelah menerima telepon dari ibu. Namun jika kita ingat kembali bahwa kematian adalah rahasia Allah SWT maka kita pun akan yakin bahwa itu semua adalah takdir dari Allah SWT dan mungkin itu yang terbaik atau sebaiknya memang begitu. Ingat kembali Allah SWT maha mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk hambanya. Walau terkadang terkesan menyakitkan hingga membuat kita sedih. Tapi itulah yang terbaik dari Allah SWT.