apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Senin, 08 Februari 2016

teringat



JADI INGAT

Sore tadi 08 februari 2016 setelah pulang dari bogor, saya mendapat sebuah pesan via whatsapp yang berisi sebuah pertanyaan. Ia menanyakan mengenai benjolan yang terdapat di telinga kanan kiri yang membuatnya merasakan nyeri dan demam. Saya balas saja bahwa itu merupakan tanda radang dan infeksi.

Dimana tanda dan gejala radang yang masih saya ingat meliputi lima hal yaitu Rubor (kemerahan), Tumor (bengkak), Kalor (panas), Dolor (nyeri) dan Fungsionalesa (penurunan fungsi). Jika dibuat singkatan adalah RTKDF. Tidak harus kelimanya muncul secara bersamaan. Namun salah satunya saja muncul itu sudah menandakan akan hal tersebut.

Setelah saya balas, kemudian ia bertanya lagi. Bahayakah benjolan itu? Saya jawab saja sebisa saya, bahaya jika benjolan itu ternyata adalah tumor bahkan menjadi kanker. Mengingat ia sudah berobat, maka saya sarankan agar ia meminum obat yang telah diberikan oleh dokter. Tetapi jika tak ada perubahan dari efek obat tersebut sebaiknya kembali lagi ke dokter yang sama. Barangkali saja jika benjolan tersebut tak berkurang mungkin akan dilakukan pemeriksaan lain semisal cek laboratorium atau pun rontgen. Semoga saja itu hanya infeksi biasa dan tidak berkelanjutan. Semoga dengan perantara obat tersebut benjolan itu menghilang dan rasanya nyeri serta demam pun pergi. Mohon doanya yah.

Dengan adanya pesan seperti itu saya jadi teringat akan suatu hal tentang teman saya. Seorang teman mengaku terdapat benjolan di lehernya dan baru ia sadari setelah rasa nyeri dan demam itu muncul. Memang jika hanya benjolan saja terkadang kita sendiri pun tak menyadari sebelum adanya rasa lain yang membuat kita tidak nyaman.

Awalnya ia berobat dan kemudian di berikan antibiotik selama 10 hari. Jika tak ada perubahan ia harus kembali lagi. Ternyata obat itu tak berpengaruh apapun dengan benjolan. Akhirnya ia pun mengikuti anjuran dokter untuk kembali lagi. Saat kembali, ia pun dianjurkan untuk periksa laboratorium dan usg. Dari hasil laboratorium didapati jumlah sel darah putih (leukosit) yang meningkat menurut pengakuannya. Seperti yang saya ketahui jika leukosit tinggi atau disebut juga leukositosis menunjukkan adanya infeksi. Setelah itu ia melakukan usg pada benjolan tersebut. Kemudian setelah semua ia lakukan dan dikonsultasikan kembali kepada dokter yang sejak awal memeriksanya, ia pun dianjurkan untuk melakukan operasi.

Ini yang menjadi masalah baginya, karena sejujurnya ia takut untuk melakukan operasi itu. Banyak hal yang ia takutkan salah satunya ia khawatir benjolannya itu adalah sebuah kanker. Semoga saja jika ia sudah berani untuk melakukan operasi dan isi benjolan itu di periksa laboratorium maka hasilnya normal dan bukan kanker seperti yang ia takutkan. Semoga saja, mohon doanya.