TANPA GELAR
Dalam penyusunan proposal skripsi atau
pun skripsi itu sendiri, dibagian belakang ada halaman untuk daftar pustaka.
Salah satu penyusunan daftar pustaka adalah penulisan nama pengarang tanpa
gelar apapun sekalipun sang pengarang buku mempunyai gelar berjejer dibelakang
maupun didepan namanya. Bukan hanya di dalam pembuatan daftar pustaka saja,
tetapi pada penulisan batu nisan pun sepertinya gelar yang berjejer itu tak
dicantumkan. Walau mungkin ada juga yang dicantumkan.
Mengingat hal ini saya jadi berpikir
soal surat undangan pernikahan. Terkadang didalam surat tersebut banyak sekali
dituliskan gelar sang pengantin pria maupun wanita. Jika kedua mempelai
sama-sama mempunyai gelar mungkin enak saja mencantumkannya di dalam undangan
tersebut. Namun jika hanya salah satu pengantin saja yang mempunyai gelar
mungkin ada baiknya gelar tak perlu dicantumkan. Karena kemungkinan dapat
menimbulkan sebuah pertanyaan bagi sang penerima undangan tersebut. Walaupun
saya tahu seseorang dalam memperoleh atau meraih suatu gelar itu tak mudah.
Sekarang pun sedang saya rasakan.
Untuk saya pribadi, sebaiknya gelar tak
perlu dicantumkan dalam sebuah surat undangan pernikahan. Dengan alasan diatas
yaitu dalam daftar pustaka saja gelar yang berjejer tak perlu dicantumkan.
Apalagi ini undangan pernikahan. Mungkin cukup diberi keterangan saja di
undangan tersebut siapa yang menikah. Saya rasa itu sudah cukup. Agak
berlebihan juga menurut saya, jika disebuah surat undangan pernikahan terdapat
gelar yang berjejer.
Bukan hanya itu, dalam sebuah buku
Perfect Muslimah sang penulis best seller Ahmad Rifa’i Rif’an menyatakan
“jangan pernah tebersit niat menjadikan pernikahan sebagai ajang untuk menyebut
dan membangga-banggakan gelar. Apalagi mencantumkah gelar akademis di undangan.
Ingat, kau hendak nikah bukan cari beasiswa”. Begitulah yang disampaikan
penulis dalam sebuah bukunya.
Jadi, menurut saya dapat disimpulkan
“sebaik-baik undangan pernikahan adalah tanpa gelar”. Mungkin gelar dapat kita
gunakan saat melamar pekerjaan ataupun mencari beasiswa dan acara formal
lainnya. Tak ada syarat gelar juga dalam melamar seseorang untuk menjadi
pendamping hidup. Dalam hal ini “gelar” tak menjadi syarat sebuah penikahan
islami. Asal tahu sama tahu saja siapa pasangan kita dan seperti apa dia.
Mungkin itu sudah cukup.