The best lah pokoknya
Rabu lalu tepatnya 24 februari 2016 saya
kembali keliling untuk menyebarkan brosur. Tetapi kali ini tidak sendiri,
melainkan ditemani oleh sang ayah. Antara senang dan tidak enak juga sih. Senangnya
karena diantar pakai motor yang pastinya lebih cepat. Gak enaknya karena pasti
sudah mengganggunya. Makanya saat berangkat pun saya agak malas-malasan, malah
bapak yang kelihatannya lebih semangat. Karena bapak telah lebih siap dibanding
saya. Buktinya bapak menunggu saya dari mandi sampai rapi-rapi. Akhirnya jalan
kami berdua menyusuri tempat-tempat yang sudah ditentukan.
Setelah sampai di tempat kedua, hujan
pun mulai turun. Karena itu sejujurnya saya agak mulai malas untuk meneruskan
perjalanan dan berniat untuk pulang saja. Tetapi bapak malah tidak mau, katanya
“udah sekarang ajah, baru hujan begini, ada jas hujan”. Saya katakan “besok
saja”. Dijawab bapak “besok siapa yang ngantar?”. Ya sudah akhirnya saya
mengalah. Daripada saya tetap ngotot yang ada hanya akan membuat bapak kesal. Maka
lebih baik ikuti saja. Akhirnya jadilah kami hujan-hujanan di motor dalam
perjalanan menuju lokasi selanjutnya. Hingga tujuan tempat terakhir pun selesai
dan brosur telah habis, akhirnya kami pulang dengan pakaian basah dan hujan
yang mulai reda.
Di perjalanan saya sempat berpikir, ayah
atau bapak yang lain belum tentu mau seperti itu. Jangankan hanya mengantar,
menunggu saja belum tentu tidak ngomel. Apalagi ditambah hari mendung dan
hujan, akan makin menjadi sepertinya. Maka dari itu “the best lah pokoknya mah
si bapak”.