apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Jumat, 18 Desember 2020

Istikharah Cinta

Sabar, syukur, ikhlas.
Sabar karena waktu itu juga akan datang pada saatnya. Walau tak tahu kapan.
Syukur karena setidaknya walau tanpa pendamping hidup, kamu punya Ia yang maha segalanya. Maka kurang nikmat apalagi kalau kamu tak punya cinta-Nya?
Ikhlas menerima segala ketentuan-Nya. Bukannya Dia pilih kasih. Tapi memang begini ketentuan-Nya. Karena cinta-Nya penuh rahasia dan kejutan. Jadi ikhlas lah. Kelak, pangeran surga itu akan tiba pada waktunya. Waktu yang tak pernah kita sangka.
Ketika hati sedang bertanya-tanya tentang kebenarannya. Seringnya, yang ditunggu-tunggu tak datang pula. Maka ketika hati berpaling hanya memikirkan-Nya. Yang ditakdirkan malah datang, tanpa diundang, tanpa dipikirkan, ada di depan mata.

Innovel "Istikharah Cinta part Sabar Syukur Ikhlas"

Sabtu, 05 Desember 2020

Covid

Jika ditanya
Percaya adanya covid?
Iyah percaya toh buktinya ada di depan mata sendiri koq
Lalu kenapa kasih berkerumun atau tidak melakukan protokol kesehatan?

Sebelumnya silakan tanya kepada mereka yang tau shalat itu wajib tapi tidak melakukannya?
Analoginya mungkin itu

Tanya juga
Mereka yang percaya rukun iman tetapi tidak melaksanakan rukun Islam?

Tanya juga
Mereka yang mengetahui bahwa suatu perbuatan tidak baik dan salah tetapi masih melakukan?

Seperti korupsi mungkin
Hal yang haram misalnya
Sudah tau haram dan tidak boleh dilakukan tetapi tetap dilakukan

Begitu mungkin analoginya
Jika ditanya kenapa?

Rabu, 02 Desember 2020

Seribu Nadzar Cinta

Manusia hanya bisa merencanakan, tetapi tetap Allah lah yang menentukan hasilnya. Seindah apapun angan yang kau bangun tetapi jika Allah belum meridhainya itu tidak akan mungkin terjadi.

Innovel "Seribu Nadzar Cinta part Tak Sesuai Harapan"

Jika jodoh pasti suatu saat akan datang dengan sendirinya. Jodoh itu tidak bisa dikejar, tapi akan nampak sendiri jika sudah tiba.

Innovel "Seribu Nadzar Cinta part Memendam Rasa"

Jodoh, siapa yang bisa menebaknya. Mungkin benar kata pepatah, jika jodohmu pasti tidak akan jauh darimu bisa jadi ada di dekatmu.
Dua orang sahabat yang menjalin pertemanan bisa saja terselip rasa.
Secara alamiah, memang sulit bagi dua orang sahabat laki laki dan perempuan saling dekat tanpa ada perasaan apa-apa.

Innovel "Seribu Nadzar Cinta part Just For You"

Cinta bisa ditumbuhkan, harta bisa dicari, tetapi keimanan dan taqwa yang sulit diperoleh jika tidak bersungguh-sungguh dalam hati.

Innovel "Seribu Nadzar Cinta part Lamaran Tak Terduga"

Komitmen dan kesabaran merupakan elemen utama yang diperlukan dalam janji pernikahan. Menjaga keutuhannya mulai dari hal-hal kecil dan sederhana, dan layaknya tanaman, ia harus selalu disiram dan dipupuk agar tetap subur. Masa-masa indah pernikahan harus terus berlangsung sepanjang hayat. Pernikahan dibangun atas nama Allah. Lalu sertakan Allah dalam setiap gerak langkahnya. Insya Allah pasti keutuhan dan keberkahan akan tetap bertahan.

Innovel "Seribu Nadzar Cinta part Awal Perjalanan Kita"

Komunikasi sangat penting dalam suatu hubungan. Tanpa komunikasi yang baik interaksi dapat rentan terhadap virus yang disebut salah paham.

Innovel "Seribu Nadzar Cinta part  Abi Umi vs Mama Papa"


Jumat, 27 November 2020

Cinta Suci Illyana

Tak peduli apapun yang terjadi hari ini, tetaplah tersenyum dan akan membuatmu tenang dan bahagia dan tetaplah mengucap doa yang akan membuatmu lebih kuat

Innovel "Cinta Suci Illyana part Untaian Kata Cinta"

Jangan pernah memberi sedikit celah pada orang lain yang ingin menerobos masuk ke dalam kehidupan rumah tanggamu

Innovel "Cinta Suci Illyana part Aku Mencintaimu"

Makna dalam cinta yang sejati adalah kesabaran, keikhlasan dan kesetiaan. Cinta bisa tumbuh karena kesabaran, cinta bisa terus bertahan karena keikhlasan dan cinta akan tetap bertahan dengan kesetiaan.

Innovel "Cinta Suci Illyana part Makna dalam Cinta"

Bahagia itu memang sederhana, ucapkan selalu rasa syukurmu dan kau akan mendapat ketentraman dan kebahagiaan di hatimu.

Innovel "Cinta Suci Illyana part Bahagia itu Sederhana"

Pada dasarnya jodoh itu sudah jelas tertulis di Lauhul Mahfudz bahkan sejak kau masih dalam kandungan ibumu. Tinggal bagaimana cara kita menjemputnya, mau dengan cara yang halal atau haram. Pasti akan jelas terasa perbedaanya karena halal sudah pasti akan penuh berkah.
Lalu bagaimana jika hidup bersama atas dasar perjodohan dan tanpa didasari cinta?
Karena cinta itu ditumbuhkan, tidak dicari. Cinta bisa tumbuh seiring waktu, kecuali jika Allah telah menakdirkan sosok yang shaleh shaleha menjadi pendamping hidup, menjaga hati melalui kesakralan sebuah akad yang penuh berkah. Cinta tidak hanya tumbuh tetapi juga akan bersemi sepanjang usai sampai malaikat maut datang menjemput. Tampan dan cantik ada masanya. Tetapi yang berakhlak lah yang menyejukkan hati.
Cinta bukan hanya tentang indah indah saja. Pasangan yang serasi bukan melulu tentang si tampan dan yang cantik. Cinta butuh pengorbanan. Cinta butuh proses. Meskipun dalam perjalanan menuju proses itu tak seindah bayangan, ada rasa sakit dan jatuh berulang-ulang saat menapaki jalan menuju cinta sejati.

Innovel "Cinta Suci Illyana part Pertemuan, Jalan hidup, Konflik dan Cinta kita"


Rabu, 25 November 2020

Cinta dalam Hijrah

Semua manusia bisa berubah, seiring dengan berjalannya waktu. Seburuk apapun ia, pasti bisa berubah menjadi baik. Biarkan waktu yang akan menjawab, kapan ia akan berubah

Innovel "Cinta dalam Hijrah part Sikap"

Dia memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Namun yang lebih tepat, hidayah itu dikejar. Mustahil kita mendapat hidayah jika kita hanya tinggal diam. Berdoa memang sangat dibutuhkan, tapi ia harus dibarengi dengan usaha. Kadang, untuk mendapatkan kemuliaan itu perlu ada pengorbanan, sebesar apapun itu.

Innovel "Cinta dalam Hijrah part Gara-gara Hijrah"

Cinta itu fitrah. Dan sebaik-baik kita adalah yang mampu menjaga fitrah itu agar selalu bersih tak bernoda.
Cinta di dalam Hijrah adalah ujian hati. Agar kita senantiasa berhijrah karena Allah, bukan karena cinta, bukan karena makhluk.

Innovel "Cinta dalam Hijrah part Cinta dalam Hijrah End"


Selasa, 24 November 2020

Imamku Mantan Kakak Iparku

Jika keinginanmu tidak terjadi maka senangilah apa yang terjadi.
Bersyukurlah, karena Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya

Innovel "Imanku Mantan Kakak Iparku part Honeymoon 3"

Jumat, 20 November 2020

Cinta dalam Sujud

Hidup itu sebuah cobaan dimana kita bisa menjadi sekuat-kuatnya makhluk ataupun selemah-lemahnya manusia

Innovel "Cinta dalam Sujud part Kehidupan"


Bahagia itu selalu ada bagi orang yang bersabar menahan derita dan pedihnya kehidupan

Innovel "Cinta dalam Sujud part Mall"


Kesabaran dan ketabahan akan menghantarkanmu menuju kebahagiaan yang tak pernah terbayangkan dalam hidupmu

Innovel "Cinta dalam Sujud part Kesabaran dan Ketabahan"


Hubungan itu harus didasari dengan kejujuran dan keterbukaan agar terjalin keluarga yang harmonis

Innovel "Cinta dalam Sujud part Hidup Baru"


Dalam kehidupan tidak akan ada jalan yang begitu mulus, pasti akan ada penguji setiap langkah kaki yang menapak

Innovel "Cinta dalam Sujud part Ketidaksukaan"


Akan ada saatnya seseorang mendapat balasan atas apa yang telah dia perbuat baik itu kebaikan maupun keburukan

Innovel "Cinta dalam Sujud part Gunjingan"


Jalanan itu penuh dengan liku, tanpa liku semuanya akan terasa hambar. Untuk itu bersyukurlah selalu meskipun hidup ini terasa berat dengan jalan yang berliku-liku

Innovel "Cinta dalam Sujud part Tak Akan Pernah Menerima"


Berusaha keras menjadi lebih baik itu lebih utama daripada hanya berbicara namun tak ada usaha untuk berubah

Innovel "Cinta dalam Sujud part Seperti Ayah dan Anak"


Sekali kamu melakukan kebohongan maka akan ada lagi kebohongan demi kebohongan yang tercipta

Innovel "Cinta dalam Sujud part Kebohongan"


Sebuah hubungan itu diibaratkan seperti jalan yang penuh dengan liku, bukan sebuah hubungan namanya jika jalannya mulus seperti rel kereta api

Innovel "Cinta dalam Sujud part Kenyataan"


Satu kebohongan akan menimbulkan kebohongan-kebohongan lainnya, maka berusahalah untuk selalu  jujur disegala situasi dan kondisi

Innovel "Cinta dalam Sujud part Lagi-lagi Berbohong"


Ketika seorang pria menangis karenamu itu artinya dia sangat tulus dan sayang kepadamu

Innovel "Cinta dalam Sujud part Memaafkan"

Cadarku dan Obsesimu

Saat kau memilih dua hal yang sangat sulit, maka pilihlah hal yang akan mendekatimu dengan Allah. Jangan memilih ego dan perasaanmu

Cinta itu perasaan yang datang dari Allah, Allah yang menciptakan perasaan yang bernama cinta. Saat anda ingin mendapatkan cinta seseorang, dekatilah Allah yang menyanyikan hati, bukan orang yang anda inginkan.

Dan jika Allah sudah sepakatinya maka gagal, berarti dia bukan cinta yang Allah siapkan untukmu. Carilah cinta yang berbaring. Cinta yang sudah pasti siapkan Allah.

Lalu, kenapa kalian mengejar-ngejar cinta yang tak pasti? Mengapa kamu mencari lawan jenis, berusaha mengikatnya dengan pacaran?

Percayalah jika Allah tidak menghendaki kamu bersatu, cincin sudah melingkar dijari hubungan itu akan kandas jika kamu tidak menerima Allah.

Allah-lah sang pemilik hati yang membolak-balikkan hati. Kapan kau mencintainya, pintalah dia dalam doa, pinta cintanya disepertiga malam, pintalah cintanya dalam pinangan yang pasti.

Mari kawanku, jangan kejar cinta semua. Karena nyata cinta yang kau kejar sia-sia tanpa aku mengejar pemilik cinta itu sendiri. Ayo kajr cinta Allah. Berlomba lombalah menjadi manusia taqwa dihadapannya lupakan saja masa cinta remajamu itu. Kejar saja Allah. Insya Allah cinta terbaik menunggumu.

Innovel "Cadarku dan Obsesimu part Akhir Kisah Kita"

Senin, 16 November 2020

Manfaat COVID19

Karena Covid 19 (corona virus desease 2019)
Kita diwajibkan memakai masker
Menjaga jarak atau istilahnya physical distancing atau social distancing
Bersalaman pun tidak seperti biasanya ada cara tersendiri tidak berjabat tangan ataupun bersentuhan

Jika dipikir itu ada baiknya loh

Seperti memakai masker
Untuk wanita lebih akan melindungi dirinya agar wajah tak terlihat sembarangan oleh kaum pria apalagi bukan mahram. Ya mirip mirip pakai cadar lah. Buat saya kelamaan pakai makser koq rasanya jadi pengen bercadar yah. Ngerasa lebih aman aja dan terlindungi gitu. Dan jg mungkin lebih pede Karena orang lain tidak bisa dengan jelas melihat wajah dan ekspresi kita. Hanya saja rasanya saya belum siap untuk bercadar. Karena diluar sana pasti akan saya buka cara tsb ketika makan diluar. Mungkin juga ini adalah efek beberapa novel yang saya baca mengenai cadar sehingga menimbulkan keinginan saya untuk bercadar. Baru sampai tahap ingin saja. Tidak tau nantinya akan seperti apa.

Soal menjaga jarak
Bukankah laki laki dan perempuan yang bukan mahram seharusnya menjaga jarak kan?
Himbauan mengenai hal ini seperti sebuah peringatan soal pergaulan laki laki dan perempuan yang bukan mahram.

Juga soal bersalaman
Toh laki laki dan perempuan bukan mahram memang seharusnya tidak bersentuhan.
Kalaupun bertemu atau berkenalan cukup menangkupkan kedua tangan diatas dada.

Ini yang saya pikirkan tentang manfaat covid jika dikaitkan dalam hal agama Islam.
Saya pribadi belum bisa memakai ketiga hal tersebut.
Baru hanya sampai tahap keinginan.
Mungkin Allah SWT menegurnya dengan cara seperti ini.

Kamis, 12 November 2020

Menjadi Teduhku

Allah memberikan apa yang kita pinta di waktu yang tepat, tidak begitu lambat, tidak juga terlalu cepat. Namun, sesuai dengan waktu yang Dia tentukan, saat kita siap.

Innovel "Menjadi Teduhku 'End' "

Pada Penghujung Rindu

Lelaki yang baik akan dipertemukan dengan wanita yang baik pula. Namun Lail lupa bahwa wanita yang mencoba untuk menjadi lebih baik akan dipertemukan dengan yang mampu membimbingnya menjadi lebih baik.

Innovel "Pada Penghujung Rindu 'tempat pulang yang disebut rumah' "

Sedih dan bahagia selalu hadir sepaket, setelah derai air mata pasti ada tawa bahagia yang menjadi selingan. Setelah bergembira pasti ada rasa sedih yang terselip, setelah badai pun pasti ada pelangi.

Allah, menguji kita sesuai dengan kemampuan kita. Kapasitas beban yang kita tampung tidak akan melampaui sebagaimana mestinya. Kita hanya perlu dua hal bersabar dan tawakkal karena Allah adalah perencana terbaik

Innovel "Pada Penghujung Rindu 'Ending' "

Tahukah kamu bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi kaum Adam?
Kita tidak pernah tahu bagaimana pandangan seorang lelaki kepada kita, pandangan lelaki sulit didefinisikan. Bahkan hanya mendengar suara kita saja, pikiran mereka sudah kemana-kemana

Innovel "Pada Penghujung Rindu 'Extra part' "

Orang yang benar benar mencintai mu tidak akan pernah meninggalkanmu sekalipun engkau menjadi duri yang menghadang di hadapannya

Innovel "Pada Penghujung Rindu 'Bentuk Kasih Sayang Allah' "


Selasa, 11 Agustus 2020

Nikah

Nikah itu ibadah
Maka carilah dia yang mengerti agama
Tidak hanya sekedar teori
Tetapi diamalkan
Agar bisa beribadah bersama

Nikah itu ibadah
Untuk apa menikah
Jika tak bisa beribadah

Karena esensinya menikah adalah ibadah terlama dan sepanjang umur

Menikah untuk melengkapi separuh agama
Menikah mengikuti sunah Rasulullah SAW
Menikah untuk ibadah

Jumat, 24 Juli 2020

Ditolak

Suku bangsa
Gue dari lahir sekolah kuliah sampai kerja di Tangerang
Lah masa Iyah gue ngaku dari suku Jawa

Pekerjaan dan profesi perawat
Dengan tiga shift pagi sore dan malam
Kalau ga suka dengan profesi gue atau sistem shift nya
Tolong lah jangan ke fasilitas kesehatan manapun
Karena pasti kalian akan bertemu orang dengan profesi perawat

PNS 
Apa salahnya dengan gue PNS dan juga kedua orangtua gue PNS ?

Entahlah gue ga ngerti dan ga paham dengan persepsi mereka tentang suku bangsa, profesi gue dan PNS tsb?

Silakan saja kalian menilai sendiri

Yang pasti kalau menyinyir karena tiga hal tsb tolonglah jangan berurusan dengan tiga hal tsb

Trima kasih
Sekian curhatan gue

Senin, 20 Juli 2020

Belum Tentu Jodoh

Sering chat belum tentu jodoh
Sering telepon belum tentu jodoh
Yang dekat belum tentu jodoh
Sering beri perhatian belum tentu jodoh
Bertemu belum tentu jodoh
Yang disukai belum tentu jodoh
Peduli belum tentu jodoh
Selalu ada belum tentu jodoh
Bahkan lamaran diterima pun belum tentu jodoh

Terkadang yang tidak pernah disangka malah berjodoh

Pastinya untuk mereka yang berani serius dan tidak hanya melamar saja tetapi juga berani akad mungkin itu yang dikatakan jodoh

Karena ku yakin jodoh pasti bertemu akan dimudahkan dan dilancarkan niat baiknya sekalipun banyak sekali rintangannya

Tapi entahlah Wallahua'lam

Sabtu, 18 Juli 2020

IJINKAN AKU MENIKAH

IJINKAN AKU MENIKAH

Kalau saja menikah bukanlah suatu ibadah
Kalau saja menikah bukanlah melengkapi separuh agama
Kalau saja menikah bukanlah ibadah terlama dan selamanya
Kalau saja menikah bukanlah sunnah Nabi dan jika tidak mengikuti sunnahnya maka bukan golongannya
Kalau saja jika tak menikah tetap menjadi golongan Nabi
Mungkin aku tak akan gelisah seperti ini karena memikirkan hal tersebut










Seorang muslim / muslimah yang taat ibadah nilainya akan tetap 50% selama dia belum menikah
Jadi rasanya koq kurang yah
Kita setiap hari menjalani perintahNya dan menjauhi laranganNya akan tetap kurang jika belum menikah

Bukan aku ingin buru-buru atau ngebet untuk menikah
Ingat Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepadaNya
Ibadah bukan hanya sekedar menjalani shalat lima waktu saja
Ya walaupun shalat lima waktu yang utama dan paling pertama akan ditanya nantinya
Tetapi menikah pun termasuk ibadah

Membaca dalil-dalil mengenai pernikahan membuatku merinding dan takut sendiri
Apalagi dalil yang seperti ini




Baru aku ketahui mengapa menikah merupakan ibadah terlama dan selamanya bahkan merupakan separuh dari agama
Karena ternyata isi sebuah pernikahan bernilai kebaikan dan pahala semua
Subhanallah







Banyak kebaikan dalam pernikahan yang dilakukan dan dapat menjadikannya pahala
Apa yang dilakukan istri terhadap suami ternyata merupakan suatu kebaikan
Tetapi bukan berarti kebaikan tersebut merupakan suatu kewajiban
Bedakan antara kebaikan dengan kewajiban
Ada kewajiban yang memang benar-benar mutlak dan jika ditolak akan mendapatkan dosa
Tapi dengan kebaikan yang dilakukan akan mendapatkan pahala

Semua kebaikan itu membuatku ingin menikah
Tetapi aku tak mau menikah karena hanya usia, mengikuti trend, desakan keluarga, atau alasan apapun
Aku ingin menikah karena untuk beribadah dan melengkapi separuh agamaku
Toh manusia diciptakan untuk beribadah bukan?????

Dulu aku berpikir kalau sendiri bisa lebih bahagia kenapa harus ribet-ribet berdua
Namun ternyata aku salah
Tak semua ibadah bisa dilakukan seorang diri ternyata

Minggu, 01 Maret 2020

FROM FACEBOOK "SULUNG YANG KU BENCI"

POSTINGAN DARI FACEBOOK YANG SAYA COPY
By Marisa Hermiati
Sulung yang Ku Benci
Anissa Qurrota Ayyuni namanya, anak perempuan penyejuk hati kedua orangtua. Buah hati pertamaku dan suamiku. Di penantian tahun ke dua, saat aku nyaris diceraikan suami karna tak kunjung hamil, ia datang mengubah mendung menjadi terang. Dua garis merah membuat seisi rumah bahagia, tangis manja pertamanya menjadi suka cita. Anak pertama, cucu pertama, keponakan pertama, Ia sangat dinanti. Semua perhatian tertuju padanya, akupun nyaris cemburu terhadap putriku sendiri.
Namun tak berlangsung lama, aku kembali hamil saat Nisa berusia 3 bulan. Genap 1 tahun Nisa sudah mempunyai seorang adik perempuan, Annida namanya. Paras Nida berbanding terbalik dengan Nisa. Jika Nisa berkulit gelap seperti Bapaknya, Nida terlahir bak salju, putih meneduhkan, membuat kagum mata yang melihat.
Di ulang tahun Nida yang pertama aku menyadari bahwa aku tengah hamil anak ketiga. Semua berharap akan ada anak laki-laki sebagai pelengkap kebahagiaan. Namun, kelahiran Annika membuat suamiku justru semakin penasaran, ingin aku segera hamil kembali agar mendapat anak laki-laki.
Nika sama seperti Nida, nyaris mirip seperti anak kembar, sifatnya juga mirip, mereka tak pernah menyusahkanku. Berbeda dengan Nisa yg berani menentangku. Jika keinginannya tidak dituruti dia akan menangis dan teriak hingga seisi rumah keluar menghampirinya. Terlebih saat usianya 5 tahun, saat si kembar Ammar dan Akmal lahir, kelakuannya semakin menjadi, saat aku marah maka dia akan berlindung di balik badan Neneknya. Saat ini aku mulai membencinya, terlebih banyak yg membelanya ketika aku memarahinya.
Ada saja tingkahnya yg memancing emosiku. Dia sangat aktif sampai tiada hari tanpa membuat rumah bak kapal pecah, suaranya sangat nyaring memekakkan telinga, dia suka bermain di luar rumah bersama teman-temannya hingga lupa waktu, baju seragam sekolahnya bisa berubah warna, putih saat berangkat dan menjadi coklat saat pulang sekolah. Semua tingkah lakunya membuatku geram. Sudah berkali-kali dia kucambuk, tapi tetap diulangi. Sudah berkali-kali dia kuusir, tapi dia tetap disini. Seperti tak ada jeranya.
Pernah suatu saat ia membohongiku, pamit untuk mengaji, nyatanya ia malah main dengan teman-temannya mencari kecebong di selokan air. Aku naik pitam, kuseret Nisa sampai ke rumah, ku robek-robek buku mengajinya, aku buang semua bajunya ke jalan, jika tak ada neneknya mungkin Nisa sudah mati ku hajar.
Tapi itulah Nisa, dia akan merayuku, meminta maaf, bersujud di kaki ku, membantu semua pekerjaan rumah, dia tidak akan kemana-mana sampai aku memaafkannya. Tanpa bosan, tanpa kenal lelah membujuk serta merayuku, agar kuberi maafku. Kadang terpaksa aku memaafkannya atas bujukkan dari Nenek dan Bapaknya. Namun, bukan Nisa namanya jika ia tak mengulangi perbuatannya. Suamiku bilang, sikapku terhadap Nisa sudah keterlaluan, tapi tahukan dia bahwa Nisa yang sebenarnya kelewatan? Pembelaan terhadap anak itu justru membuatku makin membencinya.
Aku akan sangat bahagia jika Nida, Nika, Ammar dan Akmal mendapat nilai 80 saat ujian. Tapi, aku merasa biasa saja saat Nisa menunjukkan angka 100 di kertas ujiannya, atau saat namanya diumumkan sebagai peringkat pertama di kelasnya, bahkan saat ia memperoleh juara pertama pada olympiade matematika se jabodetabek.
Aku yang menangis tak karuan saat harus melepas Nida ke Yogyakarta dan Nika ke Bandung untuk melanjutkan kuliah, juga saat kedua jagoanku pergi menempuh pendidikan agar menjadi TNI. Namun, tak ada sama sekali air mata yang menetes saat mengetahui Nisa mendapat beasiswa dan harus pergi ke Sudan, tempat yang sangat jauh dibanding Yogyakarta dan Bandung.
Nisa memang kumasukkan ke pesantren setelah lulus SD, agar aku merasa tentram di rumah. Aku jarang menjemput Nisa dengan alasan supaya Nisa mandiri dan supaya hafalan Al-qurannya tidak terganggu. Untungnya Nisa menurut untuk tidak terlalu sering pulang, hanya Bapak dan Neneknya yang sering mengunjunginya di pesantren. Tapi, kalau Nisa sudah di rumah, rumah akan kembali ramai seperti pasar. Dia akan banyak bercerita, banyak tertawa dan banyak makan, membuatku ingin cepat-cepat mengembalikannya ke pesantren.
Walau Nisa berhasil menjadi Hafidzah di usianya yg ke 15 tahun, tapi itu tetap tak membuatku bangga kepadanya, seperti Bapak dan Neneknya yang sangat bahagia hingga meneteskan air mata. Berbeda saat aku mengetahui Nida dan Nika berhasil diterima menjadi ASN, aku sangat bahagia, tak henti-hentinya aku bercerita hingga seluruh penjuru kampung tau berita ini. Pun saat kembarku berhasil menjadi TNI aku bangga, aku jumawa. Padahal Nisa juga bekerja menjadi seorang guru di sebuah sekolah islam internasional di Jakarta dengan gaji dollar.
Nissa rutin memberiku uang bulanan dengan jumlah yang menurutku lumayan banyak, tapi aku anggap itu sebagai sebuah sikap yang wajar bagi seorang anak. Tapi, uang dua ratus ribu yang diberikan anakku yang lain kepadaku bisa membuatku mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada mereka.
Aku senang Nida menjadi ASN, menetap di Yogyakarta dan bersuamikan seorang ASN pula. Aku bahagia melihat Nika, seorang ASN yang bersuamikan seorang manager sebuah perusahaan swasta. Dan aku bangga dengan kembarku yang dapat mewujudkan impiannya menjadi TNI, membela kedaulatan Negara Republik Indonesia. Nisa, entah bagaimana menghadirkan rasa bangga di hatiku atasnya, padahal dia sudah berjuang menjadi hafidzah dan Insya Allah akan memakaikan jubah dan mahkota kelak padaku di hari akhir.
"Berbaik hatilah pada Nisa Bu, dia anakmu juga. Apa salah Nisa sampai Ibu begitu membencinya? Kasihan Nisa, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik buat Ibu! Jangan karna kenakalannya sewaktu kecil menjadikan benci selamanya, ingat Bu, sekarang dia sudah besar sudah dewasa!" entah kali keberapa suamiku menasehatiku seperti itu. Setali tiga uang dengan Ibuku, bahkan sebelum meninggalpun Ibu berpesan agar aku bisa menyayangi Nisa dengan setulus hati. Mengapa hanya Nisa?
"Apa yang Nisa lakukan sepertinya selalu salah dimatamu Bu, adillah Bu, kita ini orang tua, kita ini panutan, apa salah Nisa sampai kamu seperti ini?"
"Salah Nisa karna dia anak kesayanganmu Pak dan cucu kesayangan Ibuku! Tapi kesalahan terbesarnya saat ini karna dia bodoh Pak, dia bodoh sudah melepas pekerjaannya demi menuruti keinginan suaminya yang hanya seorang guru! Dia bodoh karna sudah membeli rumah di samping rumah kita, sadar Pak, dia bakal jadi benalu buat kita nantinya!" penuh emosi aku menjawab pertanyaan suamiku, saat aku mengetahui bahwa sekarang Nisa tinggal tepat di samping rumahku dan terlebih saat ini dia hanya seorang ibu rumah tangga. Suamiku hanya diam menatapku, seperti tak percaya akan apa yang barusan didengarnya dari mulutku.
"Ibu.. Nisa minta maaf, Nisa tidak ada maksud ingin menjadi benalu bagi Ibu. Nisa hanya ingin..." kalimatnya terhenti saat tiba-tiba "braak.." suamiku jatuh tak sadarkan diri. Ya, itu hari terakhir aku melihat suamiku di dunia. Tak henti aku menangis, tak henti aku menyalahkan Nisa. Karena gara-gara membahas soal dia, penyakit jantung suamiku kambuh hingga menyebabkan ia meninggalkanku selamanya.
"Percuma kamu capek-capek menghafal Quran Nisa, percuma kamu Ibu masukkan pesantren kalau ujung-ujungnya kamu yang menjadi sebab meninggalnya Bapakmu!" Nisa hanya menunduk sesenggukan, sesekali terdengar lirih dari mulutnya "Ibu maafkan Nisa." Tapi aku tetap bergeming, aku tinggalkan Nisa untuk mengurus jenazah suamiku.
"Bu apa bisa segera kita mandikan Jenazahnya? Hari sudah semakin sore khawatir penguburannya kemalaman, lagian kasihan jenazahnya sudah sejak semalam disini, harus disegerakan". Tanya Pak Junaedi marbot masjid tempat tinggalku. Mataku nanar menatap sekeliling, aku mencari Nida, Nika, dan jagoan kembarku keseluruh penjuru rumah, tapi tak kutemukan, yang kulihat hanya Nisa, suaminya, beserta kedua anaknya yang sedari tadi membacakan ayat suci Al-quran di samping jenazah suamiku. Akhirnya terpaksa jenazah suamiku dikebumikan tanpa kehadiran keempat anakku yang lain, mereka baru datang keesokan harinya. Hanya dua hari mereka menemaniku, setelah itu mereka kembali ke rumah masing-masing dengan kesibukannya masing-masing. Dan aku harus kembali menahan rindu hingga datangnya hari Raya Idul Fitri. Biasanya di hari itu mereka semua akan berkumpul bersamaku.
Sejak hari itu hariku kelabu, tak ada semangatku lagi. Bahkan untuk sekedar mengisi perutku yang keroncongan aku enggan. Nisa setiap hari menemaniku, dia juga memasak untukku. Tapi hatiku tetap membatu, aku masih mendiaminya. Aku akan makan jika Nisa sudah pulang ke rumahnya, jika ia masih disini, walau dibujuk seperti apapun aku tak akan membuka mulut. Aku juga sering memarahinya dengan alasan sepele. Namun, bukan Nisa namanya jika tidak keras kepala. Keesokan harinya dia akan datang lagi, memasak buatku, membujuk aku supaya mau makan, meminta maaf padaku, terus seperti itu setiap hari seperti tidak ada pekerjaan lain.
"Nisa, sudah kamu telepon adik-adikmu? Kabari kalau Ibu dirawat supaya mereka kesini". Perintahku kepada Nisa yang tengah sibuk memencet-mencet ponselnya. Aku memang sudah lama mengidap diabetes, dan kali ini kambuh karena diam-diam aku meminum segelas teh kemasan yang kubeli di warung tanpa sepengetahuan Nisa, setelah minum teh itu kurasakan kepalaku berat, duniaku berputar, tiba-tiba gelap, kemudian saat aku terbangun aku sudah berada di rumah sakit dengan selang di hidung juga di tanganku, tak lupa Nisa di sampingku.
"Bu, besok kalau mau minum teh manis bilang Nisa ya, biar Nisa bikinin pake gula khusus diabet". Ucapnya sambil terus sibuk dengan ponselnya. Aku menjawabnya dengan anggukan yang mungkin tak terlihat olehnya.
"Bu, ga ada yang diangkat, tapi Nisa sudah kirim pesan, semoga segera dibalas ya bu."
"Coba sini ibu yang telepon!" Kurebut ponsel dari tangan Nisa, kutekan nomor keempat anakku satu persatu, tak ada jawaban, hanya suara operator yang kudengar.
Hari berganti hari, pagi berganti siang, sore berganti malam, hingga aku diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter, ke empat anakku tak ada yang datang.
"Bu ini semalam adik-adik balas pesan Nisa, Nida katanya ga bisa ke Jakarta karna anak-anaknya lagi ujian Bu, Nika juga berhalangan Bu katanya lagi ikut pelatih di Malang, terus aku sms istrinya kembar, katanya mereka lagi ada pendidikan Bu, baru pulang bulan depan, dan ga bisa terima telepon selain hari libur. Jangan sedih ya Bu, mereka doain Ibu ko, semoga ibu segera pulih". Kuseka air mataku, ada emosi yang kuat bergejolak di hati.
"Terus kamu kenapa masih disini Nisa? ga ada kesibukan lain?" hardikku.
"Nisa di sini karna memang kewajiban Nisa ada disini Bu. Nisa meninggalkan kesibukan Nisa yang lain untuk merawat Ibu, Insya Allah Bang Khalif ridho karna dia yang suruh Nisa jaga Ibu, si kembar Wafa sama Wildan dijaga sama mertua Nisa di rumah, dari kemarin mereka nanyain terus kapan Nenek pulang?" ucap Nisa lembut sambil merangkul tubuh rentaku, aku merasa ada kehangatan yang selama ini belum pernah kurasa. "Ibu, maafin Nisa ya!" ucapnya lirih sambil menyeka air matanya.
"Neneeek!" belum sempat kujawab maaf Nisa tiba-tiba cucuku si kembar Wafa dan Wildan beserta ayahnya Khalif datang menjemputku.
Di rumah sikapku terhadap Nisa tak banyak berubah. Sekarang aku mengikuti beberapa pengajian, agar aku tak terus-terusan meratapi kepergian suamiku. Biasanya saat aku pulang dari pengajian, rumahku sudah rapi, makanan sudah tersedia di meja, dan Nisa sudah pulang ke rumahnya. Tapi kali ini, saat aku memasuki pekarangan rumahku, kulihat sandal Nisa ada di depan pintu. Setelah kuucapkan salam, akupun masuk ke dalam dan menemukan Nisa yang berlari ke arahku, mencium tanganku dan mempersilahkan aku untuk segera makan.
"Tumben kamu masih disini Nisa? Apa ada kabar dari adik-adikmu?" tanyaku. Kulihat Nisa menggeleng sambil menundukkan kepalanya.
"Bu maafin Nisa."
"Kamu ini Nisa, dari dulu selalu gigih minta maaf ke Ibu, tapi selalunya kamu ulangi lagi itu perbuatanmu!"
"Nisa dulu nakal banget ya bu? Maafin Nisa ya Bu, oiya Ibu inget foto ini ga?" ucapnya seraya menghampiriku dan membuka album foto keluarga yang hampir aku lupakan keberadaannya. "Ini Ibu sama Bapak waktu muda ya, Ibu cantik ga kaya Nisa, hitam, pendek, gendut hehe" Nisa terus mengoceh hingga sampai pada satu buah foto, foto dirinya sedang mengenakan baju muslim buatanku.
"Ini bajunya masih Nisa simpen lo bu, buat Wafa kalau sudah besar, Nisa suka banget sama baju ini, hijau warna favorit Nisa" aku tersenyum mendengarnya, setelah itu wajahnya berubah menjadi murung, lama ia terdiam sebelum kembali melanjutkan kata-katanya.
"Nisa inget, ini hari pertama Nisa mengaji di masjid, tapi malah bikin ibu marah karena Nisa main di selokan air, maafin Nisa ya bu" kemudian ia mengambil sesuatu dari kantung gamisnya. Dan aku kaget bukan kepalang, itu cincin pernikahanku dengan suamiku yang telah lama hilang. "Nisa sebenarnya bukannya cari kecebong Bu awalnya, Nisa cari ini, kata Bapak cincin Ibu masuk keselokan, karena cincinnya udah ketemu, jadi Nisa sekalian cari kecebong, dan jadi bikin Ibu marah". Lidahku kelu, tak ada sepatah katapun keluar dari bibirku.
"Ibu inget ga waktu Ibu mau pergi arisan, Nisa nangis teriak-teriak bikin Ibu marah, itu karna Nisa pengen Ibu di rumah sama Nisa, mumpung adik-adik semuanya lagi pergi ngaji. Nisa juga si yang salah Bu, Nisa ga tau cara bilang ke Ibu bagaimana, jadinya malah bikin Ibu marah terus, Nisa sadar bu, Nisa kecil itu menyebalkan, selalu bikin ibu marah. Tapi Nisa sangat berterima kasih sama Ibu karna masukin Nisa ke pesantren, Nisa belajar banyak disana, terutama tentang cara menghormati dan menyayangi Ibu, Insya Allah Nisa akan berusaha menjadi anak yang baik, Nisa akan merawat Ibu sampai kapanpun, Nisa akan selalu sayang sama Ibu walaupun Ibu membenci Nisa". Tiba-tiba dada ini sakit, melihat air matanya mengalir, bahunya berguncang, wajahnya tertunduk.
Merah pipiku, seperti ada tamparan keras yang tengah mendarat di sana. Lemas tubuhku seolah ada batu besar yang baru lepas dan merontokkan semua tulangku. Aku turun dari kursi, merangkak menghampiri Nisa, memegang kakinya dan bersujud di sana "Nisa maafkan Ibu" Nisa terkejut, lalu dengan sigap memegang tanganku, menjauhkan kakinya dari aku. Aku tak peduli, aku tetap bersimpuh disana walau ia terus melarangku, air mataku tumpah ruah. "Nisa maafkan Ibu, selama ini Ibu salah, selama ini Ibu dzalim sama kamu, selama ini Ibu yang bodoh, kamu hanya ingin bersama Ibu tapi Ibu ga pernah sadar, kamu hanya anak kecil yang Ibu paksa menjadi dewasa, Ibu terlalu sibuk dengan adik-adikmu, Ibu.. Ibu.. Ibu hanya cemburu kepadamu sayang, karena bapakmu juga nenekmu sangat menyayangimu dibanding Ibu."
"Iya Ibu, sudah.. sudah.. Nisa sama sekali tidak menganggap Ibu salah, Nisa hanya berusaha agar Ibu sayang sama Nisa, Ibu.. Nisa sangat sayang sama Ibu" Nisa memelukku, menangis sesenggukan dipelukanku, begitu juga dengan aku.
"Nisa.. Terima kasih sudah memberi banyak pelajaran buat Ibu, terima kasih sudah menjadi Hafidzah, itu hadiah terindah buat Ibu, mulai saat ini, di sisa usia Ibu, Ibu akan menyayangi Nisa dengan setulus hati Ibu, seperti pesan nenek dan bapakmu, Ibu janji."
Saat itu hubunganku dan Nisa terus membaik, Nisa sangat telaten merawatku dan juga Ibu mertuanya. Nisa mengajakku mengunjungi adik-adiknya, dia bilang "Silaturahmi tidak selalu Ibu yang harus dikunjungi, mungkin adik-adik sibuk, sesekali boleh kan Ibu yang mengunjungi mereka?" dan aku sangat senang berkeliling mengunjungi anak-anakku. Bahkan Nisa dan suaminya memberangkatkanku dan Ibu mertuanya ke tanah suci.
Sulungku yang kubenci, kini malah sangat berbakti kepadaku, aku sangat bersyukur di hari tuaku masih ada anak yang membersamaiku. Aku sadar sebenarnya tidak ada anak yang nakal, sulungku hanya ingin perhatianku, namun ia sulit untuk mengungkapkannya, dan aku yang lambat menyadarinya. Di usianya yang masih sangat kecil dia harus berbagi kasih sayang dengan keempat adiknya. Sulungku yang dulu sangat kunanti, sulungku yang kupinta kehadirannya pada setiap doaku, dan ia yang menjadi guru pertama bagiku, mengajarkanku bagaimana menjadi Ibu. Terima kasih anak sulungku, maafkan Ibu yang tak sempurna.
Repost mbak Popie Susanty🥰

Selasa, 21 Januari 2020

Tugas

Semua adalah tugas manusia yang masih hidup dan mau melakukannya.
Bukan hanya tugas wanita ataupun pria.
Karena pada kenyataannya tak semua pekerjaan wanita hanya dilakukan oleh wanita saja.
Begitu juga sebaliknya, tak semua pekerjaan pria hanya dilakukan oleh pria saja.

Mungkin sama halnya dengan orangtua.
Bukan hanya tugas ayah ataupun ibu.
Karena faktanya seorang ayah bisa juga menjalani tugas sebagai seorang ibu.
Begitu juga ibu, yang terkadang bisa juga berperan sebagai seorang ayah.
Intinya tak hanya tugas ibu ataupun ayah.
Karena yang ada hanyalah tugas ORANGTUA.

Sabtu, 11 Januari 2020

posting


TERNYATA DIPOSTING

Gue baru tau ternyata tulisan gue beberapa tahun lalu yang bertema tentang KEBAIKAN dan gue kirimkan ternyata diposting
Gue baru tau akhir-akhir ini itupun karena gue searching nama gue sendiri di google
Eh tau-tau muncullah tulisan yang pernah gue buat dan gue kirimkan beberapa tahun ini
Ini dia linknya
Silakan untuk yang berminat


Trima kasih

TAKDIR


TAKDIR

Takdir manusia tak semua sama dan tak bisa disamakan ataupun dibanding-bandingkan
Setiap manusia punya jalan hidup yang berbeda
Setiap orang punya takdir masing-masing
Jodoh pendidikan dan karir
Tiga hal yang menurut gue sering banget menjadi pertanyaan orang
Terutama soal jodoh
Pasti deh selalu menjadi bahan perbincangan yang ga akan ada habisnya
Yah palingan akan habis jika sudah bertemu dengan jodoh tapi belum cukup sampai disitu
Karena setelah jodoh bertemu pasti masih ada pertanyaan lain yang menunggu

Yang pasti antara jodoh pendidikan dan karir setiap manusia tak semuanya sama
Takdir seseorang yang berbeda antara yang satu dengan yang lain

Pendidikan, karir, jodoh
Pendidikan, jodoh, karir

Karir, jodoh, pendidikan
Karir, pendidikan, jodoh

Jodoh, karir, pendidikan
Jodoh, pendidikan, karir

Mungkin itu enam kemungkinan perjalanan hidup seseorang yang tak bisa disamakan antara yang satu dengan yang lain
Jadi jangan pernah membandingkan takdir seseorang dengan orang lain
Karena setiap manusia memiliki perjalanan hidup yang berbeda
Setiap orang memiliki takdir yang berbeda yang sudah ditentukan sejak ia belum dilahirkan ke dunia ini
Yang pasti takdir akhir setiap manusia adalah KEMATIAN