apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Selasa, 19 April 2016

jilbab sekolah

FENOMENA JILBAB SEKOLAH

Sejak kemarin saat berangkat bekerja menggunakan angkutan umum seperti biasa dan didalamnya terdapat beberapa anak SMP yang mengenakan jilbab. Namun sayang dari semuanya saya perhatikan sama, yaitu mereka berjilbab namun rambut mereka tetapi kelihatan. Entah sengaja ataupun tidak. Tetapi jika tak sengaja, mengapa semuanya seperti itu?

Pagi harinya, saat hendak berangkat bekerja pula kebetulan saat itu saya diantar oleh bapak seperti biasa. Saya perhatikan di jalan raya banyak anak sekolah yang berpakaian rapi dan mengenakan jilbab. Tetapi sayangnya sama saja. Dalam arti berjilbab tetapi rambut masih terlihat dan aurat lainnya pun masih kemana-mana. Seperti naik motor mengenakan rok panjang dan setengah kaki terlihat. Sudah naik motor mengenakan rok,, tidak memakai celana panjang didalamnya pula. Entah malas, tidak tahu atau memang sengaja.

Sebenarnya bukan hanya saat itu saya perhatikan. Sudah seringkali saya melihat hal seperti ini. Berjilbab tetapi poni rambut masih terlihat. Mungkin seharusnya sebelum memakai jilbab luar, ada baiknya mengenakan jilbab dalam juga yang sering disebut ciput atau dalaman jilbab. Sudah tau jilbabnya tipis, tetapi tidak mengenakan ciput yah sama saja rambut pun akan kelihatan dari transparannya bahan jilbab. Sudah tahu rambut berponi, tetapi tidak dijepit ataupun mengenakan ciput dalam malah terkadang dengan sengaja mengenakan jilbab dengan model yang terbuka dibagian ubun-ubun sehingga terlihatnya rambutnya. Entah hal tersebut disengaja atau tidak? Tetapi saya rasa tidak. Karena jika disengaja, saat dia tahu bahwa rambut terlihat kemana-mana maka ia akan segera merapikan jilbabnya hingga benar-benar tertutup.


Begitulah jilbab anak sekolah yang sering saya perhatikan. Memang sih kebanyakan sekarang anak sekolah seringkali ditemukan memakai jilbab saat hendak berangkat dan pulang. Yang mungkin saja memang ada peraturan tentang berjilbab saat sekolah dengan tujuan membentuk akhlakul karimah. Namun sayangnya jilbab yang mereka gunakan tak diatur mungkin yah oleh pihak sekolah. Karena seperti yang sering saya lihat adalah seperti apa yang telah uraikan di atas. BERJILBAB, TAPI KOQ RAMBUT MASIH TERLIHAT? Ingat tujuan berjilbab itu bagaimana dan seperti apa? Sekalipun masih belajar, saya rasa tak seperti itu juga. Khawatirnya akan menjadi kebiasaan dan jika itu dibiarkan khawatir juga hal itu akan dianggap benar oleh yang melakukannya.

bingung

ENTAH MENGAPA BINGUNG?

Senin kemarin 18 april 2016, entah mengapa dari pagi hingga siang hari hati serasa tak menentu. Mungkin bisa juga dibilang bingung, galau, cemas. Namun apa yang menyebabkan itu semua? Entahlah, apakah saya galau? Namun, jika dikatakan bingung bisa saja itu yang sedang terjadi dengan diri saya. Bingung perihal pasangan hidup. Bingung siapa yang akan menjadi jodoh saya kelak? Sedangkan tahun ini usia saya sudah 24 tahun. Kebanyakan teman sudah berpasangan bahkan ada juga yang telah punya anak. Bukan hanya itu, salah satu keinginan ibu yaitu saya menikah sebelum usia 25 tahun. Ditambah pula judul skripsi saya berkenaan dengan hal ini yaitu masa reproduksi dan produktifitas atau idealnya wanita hamil antara usia 20-35 tahun. Semua itu membuat saya berpikir, akankah saya bisa menikah di tahun ini? Dengan siapa? Dan lain-lain.

Soal suka? Entahlah saya sedang menyukai seseorang ataupun tidak? Karena yang saya pikirkan bukan hanya soal perasaan. Melainkan juga prospek ke depannya bagaimana dan seperti apa? Dalam arti, semisal saya dengan dia akan bagaimana saya nanti? Misalnya, jika saya dengan dia apakah saya masih boleh untuk bekerja dan belajar serta berkegiatan lainnya? Atau pertimbangan lain, semisal apa yang dia punya? Atau, sifatnya seperti itu bagaimana saya bisa menghadapinya? Dan lain-lain hal yang belum jelas tetapi berkecamuk didalam pikiran saya.


Bukan hanya bingung, cemas dan galau. Tetapi hati juga terasa tak tenang seperti akan terjadi sesuatu yang tidak saya inginkan sama sekali. Akhirnya saya berusaha menghilangkan semua itu dengan mencoba mengerjakan revisi skripsi setelah itu tidur sebelum bekerja. Namun, saat bangun tidur perasaan itu bukanlah hilang. Melainkan saya menjadi tambah tidak tenang setelah bangun tidur. Karena sudah saatnya untuk bekerja, saya pun pergi dan lama-lama memang rasa tak tenang itu hilang dengan sendiri seiring juga dengan sibuknya kegiatan di tempat kerja.