apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Minggu, 31 Desember 2017

STORY OF LIFE

STORY OF LIFE
311217
Gue mau sedikit cerita tentang hidup gue. Yang pasti karena hanya sedikit maka hanya sekilas saja dan tidak sepenuhnya gue ceritakan. Cerita lengkapnya baca ajah blog pribadi gue www.apurusrinufa.blogspot.co.id.

Pertama gue lahir pada tahun 1992 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara serta anak wanita satu-satunya.

Gue mulai sekolah pada usia 4 tahun dan itu pun langsung tingkat sekolah dasar bukan taman kanak-kanak. Karena gue sendiri gak mau masuk TK. Padahal saat itu sudah didaftarkan. Kalau ada yang bertanya, koq bisa usia 4 tahun udah sekolah SD? Ya begitulah, mungkin ada pengaruh orangtua juga. Mengingat kedua orangtua gue adalah guru sekolah dasar dan kebetulan saat itu bapak gue mengajar di kelas satu. Dari lahir gue emang udah tinggal di kawasan sekolah. Sering banget gue juga tidur di kelas karena ibu gue sedang mengajar. Jadi mungkin kebawa kali yah. Yang pasti sejak kecil gue udah sering keluar masuk kelas, pegang pensil pulpen, duduk di bangku anak sekolah. Hingga akhirnya gue sendiri yang berkeinginan masuk sekolah dasar dan tidak mau TK. Akhirnya sekolah juga gue di kelas satu. Gak tau deh waktu itu gue didaftarkan atau tidak? Tetapi yang gue tau saat itu gue hanya anak bawang. Mengingat usia gue belum cukup. Karena saat mau kenaikan kelas, gue sempat dengar pembicaraan orangtua gue dengan kepala sekolah tentang gue. Mereka bilang, ini bagaimana naik kelas atau tidak?. Orangtua gue sendiri yang mengatakan “gak usah dulu ajah” intinya seperti itu. Namun sang kepala sekolah “memang kenapa? Dinaikkan saja jika perkembangannya bagus” jika tak salah seperti itu omongan kepala sekolah pada waktu itu. Mendengar hal tersebut saat itu gue marah. Kenapa gue mau gak naik kelas? Sedangkan yang gue lebih dahulu bisa baca dan menulis dibanding teman-teman gue. Itulah yang gue katakan kepada orangtua. Hingga akhirnya gue bisa naik kelas dan berlanjut hingga seterusnya. Sebenarnya orangtua gue khawatir dengan perkembangan gue makanya mereka meminta agar gue tidak naik kelas. Tapi inilah gue, kalau gue pengen A yah harus dapat A, kecuali jika memang sudah berusaha namun takdir berkata lain ya apa mau dikata? Saat gagal pun gue selalu berpikir, apa yang membuat gue gagal? Agar kesalahan yang sama tidak dilakukan dan tidak terjadi lagi.

Saat kelas enam sekolah dasar, memang orangtua sempat khawatir dan bingung bagaimana dengan ujiannya dan bagaimana saat masuk sekolah menengah pertama nanti. Mengingat usia kembali, apakah SMP mau menerima anak dengan usia 10 tahun? Tapi alhamdulilah semua berjalan lancar hingga sekarang.

Gue lulus sekolah dasar di usia 10 tahun pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke sebuah sekolah menengah pertama negeri di kota Tangerang dan lulus pada tahun 2005 di usia gue 13 tahun.

Saat melanjutkan ke sekolah menengah atas gue mengalami kegagalan. Niat hati ingin melanjutkan pada SMA negeri yang menurut gue favourit dan gue idam-idamkan sejak lama. Namun apa daya, saingan ketat hingga akhirnya gue gak lulus. Sempat bingung mau sekolah dimana? Karena gue selalu menargetkan untuk bersekolah di milik pemerintah yaitu negeri karena sudah pasti diakui. Namun untungnya saat itu ada sekolah menengah atas negeri yang akan dibuka dan menerima siswa baru. Jadi siswa yang tidak lulus pada SMA favourit tersebut dapat mendaftar pada SMA negeri yang baru itu. Alhamdulilah akhirnya gue lulus di SMA negeri yang baru tersebut tanpa tes lagi karena hanya memberi surat keterangan nilai saat tes di SMA negeri favourit itu dan kemudian nilai tersebut di rangking.

Gue lulus SMA pada tahun 2008 di usia 16 tahun. Kemudian melanjutkan ke poltekkes di Tangerang. Saat mendaftar ada persyaratan KTP. Karena usia gue belum cukup untuk membuat KTP, akhirnya gue memakai KTP sementara yang dikeluarkan oleh kelurahan saat itu.

Lulus kuliah diploma tiga pada tahun 2011 di usia 19 tahun. Kemudian mulai bekerja di RSU Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 di usia 20 tahun. Dimana sebelumnya gue bekerja di dua rumah sakit swasta di Tangerang pada waktu yang berbeda dan hanya bertahan beberapa bulan saja, karena jarak yang cukup jauh buat gue dan lama-lama gue gak kuat capek di jalan.

Tahun 2013 gue mencoba tes CPNS di wilayah DKI Jakarta, Tangsel dan Kemenkes. Namun tak ada yang lulus. Saat tes CPNS di DKI Jakarta hanya sampai tes tahap kedua, saat itu yang seharusnya tes sore menjadi dini hari sekitar jam 1 pagi dikarenakan computer banyak yang error mengingat saat itu system tes sudah memakai CAT Computer Assisted Test. Untuk CPNS Tangsel, setelah mengirim berkas tak dapat kabar lagi mungkin ini sudah gagal di administrasi. Pada Kemenkes tes masih manual yaitu masih membulatkan pada lembar jawaban computer, saat melihat hasil pertama kali pada liputan enam dinyatakan lulus namu diserahkan kepada instansi masing-masing. Kemudian melihat pengumuman lagi, nama gue tak tercantum. Maka gagal semua.

Tahun 2014 kembali gue mencoba mendaftar CPNS namun gagal saat administrasi. Menurut gue dikarenakan gue memakai legalisir ijazah scan. Saat itu legalisir ijazah gue sudah habis dan membutuhkan waktu untuk legalisir langsung ke kampus di Serang atau Bandung. Akhirnya gagal lagi.

Tahun 2014 gue melanjutkan pendidikan gue ke jenjang strata satu di sebuah kampus swasta di Tangerang. Kenapa tidak negeri lagi? Saat itu gue berpikir untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri banyak hal yang harus dikorbankan salah satunya pekerjaan yaitu kemungkinan gue harus keluar dari pekerjaan atau jika tidak akan terasa capek bahkan tidak terkejar. Mengingat perguruan tinggi negeri hanya ada di wilayah depok. Selain itu, gue pun tak yakin dapat lulus. Atau sekalipun gue lulus, gue khawatir tak sanggup mengikuti perkuliahan disana jika harus bulak balik Tangerang depok. Jika tak bulak balik, maka gue harus resign. Rasanya sangat sayang waktu itu. Hingga akhirnya gue memutuskan dari pada tidak melanjutkan pendidikan sama sekali ya sudah swasta pun jadi, toh dari sekolah dasar sampai diploma sudah negeri semua.


Tahun 2016 akhirnya gue lulus strata satu pada usia 24 tahun dengan predikat terbaik cumlaude. Yah menurut gue usia yang masih wajar untuk kelulusan sarjana hehehe.

Tahun 2016 mencoba mendaftar sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia untuk tahun 2017. Namun gagal saat pemberkasan entahlah karena alasan apa. Namun prediksi gue sih karena status gue belum PNS mungkin. Mengingat mereka-mereka yang lulus rata-rata sudah PNS. Yah saat itu gue berpikir berarti mesti PNS dulu barulah PKHI bukan sebaliknya.

Tahun 2017 gue mencoba kembali mendaftar CPNS Kemenkes setelah dua tahun moratorium yaitu 2015 dan 2016. Alhamdulilah gue lulus CPNS Kemenkes tahun 2017 pada usia 25 tahun. Di tahun ini juga gue mencoba kembali mendaftar sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia untuk tahun 2018 mengingat sebelumnya gue sudah mendaftar untuk tahun 2018 saat tahun 2017. Namun kembali gue gagal. Untuk kali ini gue tidak lolos seleksi data elektronik online. Lebih parah dari sebelumnya sih. Karena jika lolos seleksi elektronik maka tahap selanjutnya adalah pemberkasan. Tetapi gue gak kecewa koq karena gagal menjadi PKHI lagi. Mengingat jika gue lolos PKHI, gue juga bingung. Karena gue juga lulus CPNS dan harus pindah ke tempat kerja baru. Jadi alhamdulilah dan bersyukur ajah karena tidak lolos PKHI.


Tahun 2017 juga gue mengundurkan diri dari RSU Kabupaten Tangerang setelah 5 tahun bekerja disana, dikarenakan lulus CPNS Kemenkes Tahun 2017.

CPNS

CPNS
301217

Alhamdulilah di tahun ini saya lulus CPNS KEMENKES. Jujur saja ini bukanlah target saya di tahun ini, awalnya target saya adalah PKHI (Petugas Kesehatan Haji Indonesia). Namun hal tersebut gagal baik untuk tahun 2017 atau pun 2018. Tapi tak apalah, mungkin Allah SWT belum mengijinkan. Namun Allah SWT menggantinya dengan kelulusan saya dalam CPNS KEMENKES tahun 2017 ini. Alhamdulilah saya bersyukur sekali.

Akhirnya setelah pengumuman final pada tanggal 28 november 2017 dimana sebelumnya sempat tertunda  selama tiga hari. Karena seharusnya pengumuman final tanggal 25 november 2017 namun tertunda entah dengan alasan apa. Tapi hal yang pasti adalah setelah pengumuman tersebut dan dinyatakan lulus, maka selanjutnya adalah pemberkasan. Setelah itu saya mengurus surat pengunduran diri saya dari RSU Kabupaten Tangerang. Bukan tak cinta atau tak suka, namun jika di tempat lain lebih baik mengapa tidak?

Bicara soal CPNS atau PNS, jujur saja jika ditanya-tanya soal itu saya agak bingung juga jawabnya. Misalnya, koq bisa lulus? Gimana soal-soalnya?. Sejak awal mendaftar saya tak berpikir soal lulus, yang penting saya ikut saja. Belajar baca tetap dilakukan, namun saat tes apa yang saya baca dan pelajari hampir tak ada pada soal tes tersebut. Terus koq bisa lulus? Entahlah. Jika ditanya soal ini saya bingung. Jujur saja saya pakai hati hehehe. Serasa saat tes ada yang membisikkan, dalam hati jawabannya kayanya ini deh.

Ketika berdoa, saya hanya meminta “Ya Allah jika memang PNS adalah rejeki hamba, mohon permudah dan luluskan”. Kemudian setiap saya melewati tempat tersebut yaitu RS Sitanala, dalam hati saya selalu berkata “suatu saat saya pasti di sini”. Saat bulan November 2017 gathering bersama teman-teman ruangan, saat itu dalam hati saya berkata “ini adalah yang pertama dan terakhir”. Hampir semua kegiatan di RSU Kabupaten Tangerang yang saya ikuti saat itu selalu saya berkata dalam hati bahwa “ini adalah yang terakhir”. Hingga akhirnya pengumuman kelulusan muncul sekitar pukul 23.00 wib tanggal 28 november 2017. Jujur saja saya sempat tak berharap lagi dan sangat pasrah. Karena sejak pagi saya mengecek website namun pengumuman itu tak kunjung muncul. Hingga akhirnya ibu saya menyuruh saya mengecek kembali dan akhirnya mucullah pengumuman tersebut. Alhamdulilah dan bersyukur dengan hasil pengumuman tersebut.

Setelah lulus, saya jadi berpikir bahwa PNS adalah Puasa Ngaji Sedekah. Karena jujur saja buat saya soal-soal tes CPNS itu sulit terutama saat tes kompetensi bidang. Mengingat ada dua tes yang harus dilakukan dengan waktu yang berbeda. Yang pertama adalah tes kompetensi dasar, jika tes ini lulus maka bisa mengikuti tes kompetensi bidang sesuai jurusan masing-masing, kemudian jika ini lulus lagi maka langsung pemberkasan. Ijin orang tua pun berperan dalam hal ini.

Tentang orang tua, saya jadi teringat sesuatu. Ketika saya berangkat kerja memakai sandal, ibu saya langsung melarang dan mengatakan “usahakan kerja pakai sepatu dan seragam lengkap, kali ajah cepet diangkat”. Alhamdulilah hal itu menjadi kenyataan. Itulah alasan saya bekerja selalu memakai sepatu dan berusaha untuk memakai seragam lengkap sesuai jadwalnya. Mungkin untuk sebagian orang ini adalah hal sepele. Namun terkadang hal sepele itulah yang membawa kebaikan dan berjuta manfaat untuk kita.


Pernah juga seorang teman menanyakan kepada saya “lu udah PNS belum sih?”. Entah benar-benar bertanya atau meledek. Gue jawab ajah “belum, yang udah 10 tahun ajah ada yang belum PNS”. Dia bilang “buset lama amat”. Akhirnya pertanyaan seorang teman tersebut menjadi kenyataan. Alhamdulilah.


Ingat kan dengan lambang korpri. Lambang kecil mungil berwarna emas. Setiap memakai seragam seharusnya memakai lambang tersebut disebelah kiri. Saat memakainya terkadang saya berkata dalam hati “pakai ini, sekarang belum pegawai tapi kali ajah sering pakai ini jadi pegawai beneran”. Alhamdulilah.


Terima kasih juga gue ucapkan buat temen kuliah diploma tiga yaitu Diki Nofandi yang sudah banyak banget kasih info soal CPNS ini. Sampai-sampai dia sendiri gak lulus. Terima kasih banyak kawan. Jangan bosan-bosan kasih info buat gue yah.


Gue bersyukur dan alhamdulilah banget dalam CPNS ini murni tanpa diminta uang sepeserpun. Adapun biaya yang dikeluarkan hanya sebatas adminitrasi, transportasi dan akomodasi pribadi. Buat gue kerja itu cari uang, bukan memberi uang untuk mendapatkan pekerjaan. Karena jika melakukan sogok atau suap, maka wajar saja jika hidup tidak BERKAH. Sekalipun banyak uang pasti ada saja masalah dan entah kemana hilang itu uang. Karena pasti akan merasa selalu kekurangan dan tak pernah cukup. Mungkin juga karena harta yang didapat bukan jalan yang halal. Akan selamanya dia dan keturunannya dengan harta HARAM.


Kalau ada yang tanya, “emang pengen banget yah jadi PNS?”. Jujur saja saya pribadi mah mengikuti JEJAK orangtua saja. Setidaknya bisa membanggakan orangtua dengan keberhasilan dalam tes CPNS Kemenkes dan MURNI tanpa uang sogok sedikitpun. Disertai juga dukungan penuh dari orangtua. Karena saya pribadi mah awalnya sudah pasrah. Namun tetap mencoba dan berusaha.





 












Sejujurnya saya bersyukur bisa keluar dari RSU. Mengapa? Karena jujur saja belakangan ini saya merasa banyak dosa dan bohongnya. Karena banyak kebiasaan yang menurut saya salah terutama soal obat dan nutrisi. Mengapa? Pemberian obat yang seharusnya tiga kali diberikan, hampir jarang dilakukan tiga kali terutama untuk obat intravena. Kemudian dalam pendokumentasian pemberian obat hanya menggunakan ceklist saja tanpa nama di pemberi obat. Apakah SOPnya seperti itu? Sedangkan yang saya dapatkan dari jurnal adalah pemberian obat dengan nama bukan hanya paraf saja.

Kemudian untuk masalah nutrisi yang seharusnya diberikan delapan kali, hanya sampai maksimal tujuh kali pemberian. Jujur saja saya pribadi pun agak sulit untuk  menerapkan pemberian delapan kali tersebut. Kecuali mungkin jika setiap petugas hanya memegang 2-3 klien. Untuk hal ini maka petugasnya pun harus banyak. Namun jangan hanya banyaknya saja, kemudian saat luang malah main handphone dan terkadang pura-pura tuli atau memang tidak mendengar adanya bunyi alat yang habis ataupun alarm monitor. Kembali soal nutrisi, pemberian tujuh kali pun belum tentu dilakukan. Mengapa? Karena jika ada klien muntah maka terkadang pemberian minum selanjutnya tidak diberikan oleh petugas dengan alasan “baru selesai” atau pun “tadi muntah”. Menurut saya banyak manajemen yang salah dalam hal ini. Ketika klien muntah, bukankah seharusnya dikaji mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ingat loh posisi mempengaruhi. Lihat lagi apa yang terpasang pada klien apakah benar-benar terpasang? Jangan-jangan sudah mau lepas atau hampir lepas dan dibiarkan begitu saja. Bahkan terkadang plester hanya di tumpuk saja bukan diganti. Sepengetahuan saya yang saya dapatkan dari jurnal, jika plester basah kotor atau lepas itu diganti bukan ditumpuk. Jika ditumpuk yang ada bukan menempel malah hanya membuat banyaknya saja. Kualitas lebih utama daripada kuantitas. Saat klien muntah, kemanakah intervensi dan implementasi yang seharusnya dilakukan? Bukankah saat klien muntah seharusnya dilakukan pemberian nutrisi dengan porsi kecil namun sering? Tetapi apa yang dilakukan sangat jauh dari teori yang pernah dipelajari terutama bagi mereka yang merasa sudah profesi.

Jujur saja saya lebih memperhatikan soal nutrisi terhadap klien. Mengapa? Setidaknya dapat mengurangi LOS yaitu Long Of Stay yang merupakan lama rawatnya klien. Jika makin cepat klien sembuh dan pulang bukankah makin baik?

Selain itu masih banyak dokumentasi lain yang hampir tidak dituliskan oleh petugas. Sekalipun sang petugas memegang program tersebut. Contohnya masih ditemukan tidak terisi pengkajian dan implementasi resiko jatuh dan juga kosongnya dokumentasi pada tindakan keperawatan.

#pemberianobat
#dokumentasipemberianobat
#manajemennutrisi
#resikojatuh
#tindakankeperawatan


2017

TAHUN 2017

301217

Tahun 2017 akan segera berakhir, di tahun ini ada banyak hal yang terjadi. Ada hal baik dan ada juga hal yang kurang baik. Ada hal yang menyenangkan, ada juga yang menyedihkan. Ada gagal, ada juga berhasil.

Hal pertama di tahun ini adalah gagal dalam rekrutmen PKHI (Petugas Kesehatan Haji Indonesia) tahun 2017 tepat di tanggal 13 Maret 2017.

Hal kedua adalah uwa saya dari ibu meninggal dunia di tanggal 02 November 2017. Saat itu bertepatan ketika saya sedang menghadiri wisuda seorang teman. Seperti ada pertanda. Saat lebaran bulan Juni 2017 lalu, saya pulang kampong ke subang. Jujur saya semenjak saya bekerja selama kurang lebih 5 tahun baru tahun ini saya pulang dan bertemu beliau di subang. Entahlah, setelahnya beberapa bulan kemudian tepatnya bulan September, saya dengar kabar bahwa beliau di rawat di sebuah rumah sakit karena mengalami stroke dan vertigo. Namun akhirnya pulang setelah menjalani perawatan. Maka saya pikir kondisinya sudah membaik. Namun tepat di awal bulan November saya mendapat kabar bahwa beliau sudah meninggal.

Kemudian di akhir November tepatnya tanggal 28 November 2017 saya mendapat kabar yang menyenangkan yaitu saya lulus CPNS KEMENKES TAHUN 2017. Saat melihat pengumuman tersebut saya gemetar karena rasa tak percaya saya bisa lulus CPNS KEMENKES di tahun ini, mengingat sebelumnya selalu gagal dan juga melihat formasi yang dibutuhkan hanya sedikit. Setelah itu sibuklah saya dengan proses pemberkasan.

Tepat di tanggal 19 Desember 2017 pukul 19.09 paman saya dari ibu meninggal dunia di sebuah rumah sakit. Paman yang menurut saya cukup dekat dengan saya. Paman yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada saya. Banyak kenangan tentangnya. Sering chat juga saya dengannya, entah diskusi atau pun curhat. Beliau juga yang memberikan saya sebuah handphone yang menurut saya cukup canggih pada tahun 2016 lalu. Saat beliau di rawat, saya belum sempat menengoknya dikarenakan kesibukan.

Kemudian semalam tepatnya 29 Desemberi 2017 saya menerima pengumuman kegagalan dalam rekrutmen PKHI tahun 2018.


Walaupun lebih banyak hal yang tidak menyenangkan, namun saya tetap bersyukur karena lulus dalam CPNS KEMENKES. Alhamdulilah.