apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Minggu, 06 Desember 2015

ngampusssss


KE KAMPUS

Jum'at 04 desember 2015, saat ke kampus politeknik untuk menemani teman untuk legalisir ijazah dan transkrip untuk suatu keperluan. Saat ke sana ada hal yang membuat lucu dan mengingat masa lalu. Saat seorang ibu bagian administrasi untuk legalisir menanyakan suatu hal yaitu “kamu dulu bukannya mantan si A?”. Dalam hati “aduh kenapa malah itu yang diingat oleh si ibu”. Ya karena memang itu adalah sebuah kenyataan dan sebuah kesalahan tersendiri untuk saya maka saya jawab saja “iya itu dulu” dan teman saya menambahkan “sekarang mah mantannya udah nikah dan udah punya anak malah”. Aduh itu temen memperjelas lagi dan teman saya malah ketawa-tawa saat sang ibu itu menanyakan hal tersebut. “kenapa itu yang diingat sama si ibu, kan yang lain lagi banyak. Satpam saja kenal sama gue karena gue sering keluar sendirian untuk latihan karate” curhatku kepada teman saat itu dan teman hanya asyik saja ketawa-tawa. Huft............

Dulu saat lulus dan ke kampus yang sering ditanya adalah “sudah bekerja atau belum?”. Jika jawabannya adalah “sudah”. Maka biasanya ia akan bertanya lagi “kerja dimana”. Terus deh itu pertanyaan. Sesungguhnya saya bosan dengan pertanyaan itu.

Setelah beberapa tahun tak ke kampus dan tiba-tiba ke kampus lagi untuk suatu keperluan karena mungkin seorang alumnus suatu perguruan tinggi tak mungkin ke kampus lagi tanpa adanya suatu keperluan tertentu. Kembali lagi pertanyaan yang sama selalu di lontarkan yang menurut saya pertanyaan itu sudah biasa dan monoton. Pertanyaan itu adalah “kerja dimana sekarang?” dan jika pertanyaan itu telah di jawab maka pertanyaan selanjutnya adalah “sudah nikah atau belum?” hahaha lagi-lagi pertanyaan itu yang menurut saya monoton. Ya karena ditanya maka saya jawabnya dengan sesungguhnya.

Setelah saya pikir-pikir mengapa orang-orang kampus juga menanyakan hal yang menurut saya monoton. Walaupun bukan dosen langsung yang menanyakan hal tersebut. Namun apakah memang tak ada pertanyaan yang lain. Semisalnya pertanyaan seperti itu “kerja dimana?” tak apalah itu pertanyaan sebagai pembuka, kemudian mungkin bisa dilanjut dengan pertanyaan “sebagai apa? Pelaksana atau pegawai? Masih saja jadi pegawai? Mau sampai kapan jadi pegawai?” atau mungkin bisa juga dengan pertanyaan yang berhubungan dengan akademis, misalnya “sekarang kuliah lagi gak?”. Jujur sesungguhnya saya menginginkan suatu pertanyaan yang tidak biasa saja dan juga tidak terkesan monoton. Pertanyaan tentang pernikahan dan bekerja itu merupakan suatu pertanyaan yang monoton kecuali jika setelah itu ada pertanyaan lagi yang tidak monoton dan pertanyaan itu sesuatu semisalnya seperti tadi pertanyaan tentang pendidikan lanjutan atau pun tentang karir lanjutan.