KE
KAMPUS
Jum'at
04 desember 2015, saat ke kampus politeknik untuk menemani teman
untuk legalisir ijazah dan transkrip untuk suatu keperluan. Saat ke
sana ada hal yang membuat lucu dan mengingat masa lalu. Saat seorang
ibu bagian administrasi untuk legalisir menanyakan suatu hal yaitu
“kamu dulu bukannya mantan si A?”. Dalam hati “aduh kenapa
malah itu yang diingat oleh si ibu”. Ya karena memang itu adalah
sebuah kenyataan dan sebuah kesalahan tersendiri untuk saya maka saya
jawab saja “iya itu dulu” dan teman saya menambahkan “sekarang
mah mantannya udah nikah dan udah punya anak malah”. Aduh itu temen
memperjelas lagi dan teman saya malah ketawa-tawa saat sang ibu itu
menanyakan hal tersebut. “kenapa itu yang diingat sama si ibu, kan
yang lain lagi banyak. Satpam saja kenal sama gue karena gue sering
keluar sendirian untuk latihan karate” curhatku kepada teman saat
itu dan teman hanya asyik saja ketawa-tawa. Huft............
Dulu
saat lulus dan ke kampus yang sering ditanya adalah “sudah bekerja
atau belum?”. Jika jawabannya adalah “sudah”. Maka biasanya ia
akan bertanya lagi “kerja dimana”. Terus deh itu pertanyaan.
Sesungguhnya saya bosan dengan pertanyaan itu.
Setelah
beberapa tahun tak ke kampus dan tiba-tiba ke kampus lagi untuk suatu
keperluan karena mungkin seorang alumnus suatu perguruan tinggi tak
mungkin ke kampus lagi tanpa adanya suatu keperluan tertentu. Kembali
lagi pertanyaan yang sama selalu di lontarkan yang menurut saya
pertanyaan itu sudah biasa dan monoton. Pertanyaan itu adalah “kerja
dimana sekarang?” dan jika pertanyaan itu telah di jawab maka
pertanyaan selanjutnya adalah “sudah nikah atau belum?” hahaha
lagi-lagi pertanyaan itu yang menurut saya monoton. Ya karena ditanya
maka saya jawabnya dengan sesungguhnya.
Setelah
saya pikir-pikir mengapa orang-orang kampus juga menanyakan hal yang
menurut saya monoton. Walaupun bukan dosen langsung yang menanyakan
hal tersebut. Namun apakah memang tak ada pertanyaan yang lain.
Semisalnya pertanyaan seperti itu “kerja dimana?” tak apalah itu
pertanyaan sebagai pembuka, kemudian mungkin bisa dilanjut dengan
pertanyaan “sebagai apa? Pelaksana atau pegawai? Masih saja jadi
pegawai? Mau sampai kapan jadi pegawai?” atau mungkin bisa juga
dengan pertanyaan yang berhubungan dengan akademis, misalnya
“sekarang kuliah lagi gak?”. Jujur sesungguhnya saya menginginkan
suatu pertanyaan yang tidak biasa saja dan juga tidak terkesan
monoton. Pertanyaan tentang pernikahan dan bekerja itu merupakan
suatu pertanyaan yang monoton kecuali jika setelah itu ada pertanyaan
lagi yang tidak monoton dan pertanyaan itu sesuatu semisalnya seperti
tadi pertanyaan tentang pendidikan lanjutan atau pun tentang karir
lanjutan.