apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Kamis, 05 Mei 2016

suka koq takut?

TAKUT MENYUKAI

Entah apa yang terjadi pada diri saya? Hampir setiap saya menyukai seseorang selalu ada rasa takut? Entah apa pula yang saya takutkan? Seandainya saya menyukai dia, akan bagaimana? Baikkah ia untuk saya? Atau apalah itu, yang selalu membuat saya ragu karena pertanyaan diri sendiri.

Entah saat ini saya sedang menyukai seseorang atau tidak? Tetapi yang ada dipikiran saya adalah bagaimana jika seseorang yang anda sukai pernah mempunyai masa lalu dengan orang yang ada dekat sekitar anda? Baik itu mantan ataupun seseorang yang pernah dekat dan juga ia sukai dahulu? Sehingga pemikiran saya pun berkecamuk. Bagaimana seandainya itu terjadi dan berbalas. Yang berarti saya dan dia sama-sama saling suka namun ada masa lalunya yang dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari kami terutama saya. Jika dikatakan “itukan dulu”. Iyah memang itu sudah berlalu, namun pernah singgah. Yang namanya ada masa sekarang karena ada masa yang lalu. Karena tak mungkin tiba-tiba seperti ini tanpa ada asal sebabnya.

Buat saya, yang namanya mantan tetaplah mantan. Mau itu dulu atau tidak? Mau itu sudah berlalu dan menjadi masa lalu atau tidak? Mau itu hanya tinggal kenangan atau tidak? Entah itu kenangan baik atau pun buruk? Buatku, mantan tetaplah mantan. Jika bukan mantan, berarti masih. Entah masih ada perasaan atau masih menjadi hak milik seseorang. Entah dulu hanya pernah suka saja atau tidak, tetap buatku itu berarti ia pernah menyukai walaupun dahulu. Karena bukan hal yang tak mungkin jika masa lalu terulang kembali. Bukan hal yang tak mungkin pula jika perasaan yang dahulu hilang kini bisa tumbuh kembali dengan sebab tertentu. Itulah yang berkecamuk di benak saya. Jika sudah seperti itu baiknya bagaimana? Jujur pertanyaan yang saya lontarkan kepada diri sendiri saya jawab sendiri pula.

Seandainya itu benar-benar terjadi, saya hanya bisa meminta syarat kepada orang tersebut yaitu hapus semua kontak yang berhubungan dengan masa lalunya sehingga tak ada celah diantara keduanya untuk berkomunikasi baik sekedar menyapa atau pun tidak. Malah dari sekedar menyapa itulah yang akhirnya dapat menjerumuskan seseorang kepada masa lalu lagi hingga lama-lama timbullah CLBK (cinta lama belum kelar hahaha) walaupun status keduanya bisa saja sudah tak single.


Begitupun yang saya lakukan. Saya tak punya kontak sedikitpun dengan seseorang di masa lalu. Apalagi yang menorehkan sejarah tak baik dalam hidup saya. Lebih baik cukup disimpan didalam otak saja dan tak perlu dibongkar lagi dengan komunikasi ataupun pertemanan di media sosial. Terserah saya mau dibilang jahat atau tidak. Tetapi saya berusaha untuk menghindarkan fitnah. Apalagi jika sudah ada sebutan “mantan”, kemudian bertemu entah sengaja atau tidak. Hati-hati saja terbawa perasaan masa lalu yang sebutan sekarang dengan istilah “BAPER”. Baper lama-lama bikin laper hahahha.

berita miris

BERITA MIRIS

Baru-baru ini sedang ramai berita tentang Y yang meninggal akibat ulah 14 remaja laki-laki. Ulah seksual yang mereka lakukan terhadap Y sehingga membuat nyawanya melayang. Mereka diberitakan remaja tingkat SMP. Beberapa kali saya tanpa sengaja melihat berita itu secara langsung, saya baru sadar tentang display picture seorang teman beberapa waktu lalu di bbm tentang “saya bersama Y” dan “nyala untuk Y”. jika saya tak salah seperti itu bunyinya.

Miris sekali rasanya mendengar berita tersebut. Sampai akhirnya KPAI dan lembaga lainnya ikut turun dalam kasus ini. Terakhir yang saya dengar bahwa tersangka 14 remaja tersebut akan dihukum maksimal 10 tahun jika tak salah. Namun pihak keluarga Y tak setuju akan hal tersebut dan menuntun hukuman tersebut dengan seumur hidup atau hukuman mati.

Yang sangat disayangkan adalah akhlak para remaja tersebut yang saya sendiri hanya bisa menggeleng kepala. Apa penyebabnya ini? Membuat saya berpikir sangat jauh. Apa yang telah diberikan orang tua ke 14 remaja tersebut kepada anaknya sehingga seperti itu? Entah ini ada hubungannya atau tidak, mungkin sedari kecil bahkan saat masih kandungan sang anak seharusnya sudah diperkenalkan dengan hal yang berbau agama misalnya diperdengarkan ayat-ayat al-qur’an selama kehamilan sampai kelahiran dan seterusnya. Mungkin saja dengan begitu sang anak sudah terbiasa dengan hal yang berbau agama sehingga ia akan takut jika berbuat suatu hal yang sudah jelas sangat dilarang. Mungkin juga itu adalah salah satu cara mendidik akhlak yang mudah. Walaupun saya sendiri belum tahu apakah hal tersebut terbukti atau belum? Namun apa salahnya jika mencoba.

Jangan sampai semasa didalam kandungan sang janin sering sekali mendengar suara-suara yang seharusnya tak ia dengar seperti suara pertengkaran kedua orang tuanya atau suara lagu-lagu keras yang menurut saya tak seharusnya ia dengar dan suara lainnya. Saya lebih dan sangat setuju jika ibu hamil sebaiknya lebih sering mendengarkan murottal al-qur’an dari pada mendengarkan lagu lain baik itu pop, dangdut, klasik ataupun jazz dan lainnya. Karena apa yang pernah dialami sang anak semasa kecil disadari atau tidak, akan mempengaruhinya dimasa yang akan datang dari segi apapun.

laporan

DIKEJAR LAPORAN

Setelah seminar yang menjadi salah satu mata kuliah selesai dilakukan maret 2016 lalu, kemudian dibuatlah laporan dari kegiatan tersebut pada bulan yang sama. Memang sudah dibuat laporan tersebut, tetapi ternyata belum diserahkan kepada ketua jurusan. Saya pikir setelah selesai dibuat kemudian sang ketua acara langsung mencetak dan kemudian menyerahkannya, tetapi ternyata tidak. Mungkin karena tak ada kabar dari laporan kegiatan tersebut akhirnya sang ketua jurusan yang juga merupakan pembimbing skripsi saya menanyakan hal tersebut. Saya pun bingung saat beliau menanyakannya, karena saya mengira urusan soal acara kegiatan seminar tersebut telah selesai dengan sudah dibagikannya uang sisa hasil kegiatan tersebut. Tetapi ternyata laporan tersebut belum diserahkan setelah saya konfirmasi kepada sang ketua acara tersebut. Menyebalkan dan mengesalkan tentunya.


Selain sang ketua jurusan menagih saat saya datang ke kampus, tak lama beliau pun mengirim pesan kepada saya soal laporan tersebut. Saya pun mencari-cari data file laporan tersebut di flashdisk yang terpisah-pisah. Juga segera memberitahu sang ketua bahwa laporan tersebut sudah ditagih. Sempat lupa dengan hal tersebut, akhirnya saat saya menghadiri sidang orang lain di hari kamis yang kebetulan juga sang ketua jurusan sebagai salah satu pengujinya mengingatkan saya kembali akan hal tersebut yaitu soal laporan kegiatan. Kebetulan saat itu sang ketua acara pun datang walaupun sangat terlambat sekali karena ia datang ketika acara sidang hampir usai. Saya pikir laporan tersebut sudah selesai dan hanya tinggal memberikannya saja kepada sang ketua jurusan. Namun tidak demikian, karena ternyata laporan tersebut masih dalam cetakan yang berantakan dan juga belum dijilid serta lampiran yang diperlukan pada laporan itu entah kemana? Sang ketua acara malah menanyakan kepada saya, karena ia mengira ada pada saya. Memang awalnya saya pegang beberapa file, namun kemudian dipinjam bendahara untuk merekap keuangan.  Akh saya pun kesal karena saya pikir semua sudah selesai karena uang pun sudah dibagikan tetapi tertanya tidak demikian. Menyebalkan sekali karena pasti ujung-ujungnya adalah saya yang mengerjakan dan mungkin juga menyerahkannya. Akh ya sudah lah.