apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Kamis, 30 Maret 2017

gagal

GAGAL LAGI

Tepat 13 maret 2017 aku menerima pengumumann bahwa dokumen lamaran yang aku kirimkan untuk menjadi petugas kesehatan haji Indonesia 1438 dinyatakan tidak valid dengan kata lain GAGAL. Rasa kecewa sedih dan lainnya pun aku rasakan. Hal yang wajar ketika seseorag mengalami sebuah kegagalan. Namun jangan berlebihan atau berkepanjangan hingga berdampak buruk terhadap hidup. Karena hidup terus berlanjut sekalipun kau mengalami kegagalan.
Berawal saat akhir oktober 2016 seorang teman memberitahu mengenai rekrutmen petugas haji Indonesia digrup whatsapp. Awalnya iseng, namun aku coba membuka situs web rekrutmen tersebut. Saat itu aku mulai iseng membuat akun. Awalnya ada kesulitan dalam membuat akun karena beberapa kali gagal sebab NIK sudah terdaftar namun nomor akun tidak aku terima. Setelah menunggu beberapa lama akhirnya nomor akun keluar melalui emailku.
Karena sudah bisa maka aku teruskan saja alur-alur pendaftaran yang ada namun saat itu pendaftaran belum dimulai. Karena belum ada maka aku pun agak nyantai namun ternyata kebablasan karena aku sempat ketinggalan info akibat lama tidak membuka webnya, yang ternyata ada batas tanggal dalam melakukan tahapan pendaftaran namun ternyata diperpanjang lagi hingga seminggu yang akhirnya aku bisa mengejar syarat dokumen yang harus dilengkapi dan diupload.



Pengumuman dari tahap satu ke tahap berikutnya tidaklah cepat. Aku rasa hampir satu bulan menunggu pengumuman dari tahap satu ke tahap selanjutnya. Banyak tahapan yang harus aku lalui. Hingga akhirnya aku hanya sampai pada tahap pemberkasan yang dinyatakan dokumen lamaran tidak valid. Entah apa penyebabnya aku pun bingung. Tapi ya sudahlah. Seandainya aku lulus pemberkasan, maka aku dapat melanjutkan tes psikometri dan jika lulus juga maka aku harus melakukan pelatihan-pelatihan hingga akhirnya dinyatakan benar-benar lulus sebagai petugas kesehatan haji Indonesia.
Sekilas mengenai petugas kesehatan haji Indonesia itu terbagi dua yaitu PPIH dan TKHI. Dimana PPIH adalah panitia pelaksana ibadah haji yang kemungkinan akan ditempatkan di wilayah arab Saudi selama kurang lebih 3 bulan dari sebelum jamaah datang hingga setelah jamaah kembali dengan kata lain berangkat duluan pulang belakangan. Sedangkan TKHI yaitu tenaga kesehatan haji Indonesia yang sudah jelas hanya untuk Indonesia dan tenaga kesehatan yang dibutuhkan hanyalah dokter dan perawat dimana setiap kloter didampingin oleh satu dokter dan dua perawat dan waktunya kurang lebih selama satu bulanan. Berbeda dengan PPIH yang tidak hanya perawat dan dokter namun tenaga kesehatan lain pun bisa mendaftar seperti farmasi, gizi, dan lainnya namun sayangnya aku tidak melihat tulisan bidan dalam daftar tersebut.
Awalnya aku tidak mengetahui seperti apa PPIH dan TKHI itu. Hanya tahu bahwa PPIH itu tidak hanya perawat dan dokter, dan aku pikir berarti lebih banyak orangnya. Maka akhirnya aku memilih PPIH. Namun setelah mencari tahu syarat PPIH adalah lebih memprioritaskan orang yang pernah TKHI sebelumnya, ya sudah deh.
Entahlah, namun jujur aku lebih memilih PPIH dibanding TKHI karena lebih lama berada di arab Saudi hehe. Kalau TKHI mengikuti jamaah haji dari berangkat hingga pulang makanya per kloter.
Namun saat mengetahui bahwa aku tidak lulus ke tahap berikutnya rasanya seperti kejadian tahun  2013 dan 2014 dimana saat itu aku gagal dalam cpns. 2013 aku gagal dalam tiga tes cpns, pertama cpns dki Jakarta hanya sampai mengikuti tes kompetensi hingga jam 3 dini hari yang dimulai dari pagi mengingat saat itu computer untuk tes sering error, cpns pusat saat awal melihat pengumuman memang dinyatakan lulus namun diserahkan kepada instansi yang berwenang karena dengar-dengar instansi berwenang lebih memprioritaskan yang bekerja di instansi tersebut maka aku pun gagal lagi, yang ketiga cpns tangsel kalau yang ini entah berkas  yang aku kirimkan sampai atau tidak karena setelah pengiriman berkas tidak ada kabar lagi. Bersyukur juga karena cpns pusat dan tangsel tesnya dalam waktu yang sama. Saat gagal terutama cpns dki Jakarta dimana aku pulang jam 3 dini hari setelah tes rasa kecewa dan sedih pun aku alami. Namun saat itu aku berusaha berpikir bahwa mungkin bukan tempat aku di dki karena mungkin orang tua pun tidak begitu mengijinkan aku disana jika lulus. Saat tidak lulus cpns pusat aku berpikir mungkin karena aku tidak pantas di tempat tersebut karena dari segi fasilitas tempat saat itu aku bekerja memang jauh lebih baik dari tempat instansi pilihan tes.

Saat mengetahui aku tidak lulus, maka aku hanya bisa memberi sugesti dan menghipnosis diri sendiri bahwa ini adalah yang terbaik. ALLAH punya rencana lain dibalik ini yang kita tidak ketahui. Ada hikmah dibalik sebuah kegagalan. Allah memberi yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Mungkin aku masih kurang dalam memperbaiki diri dan diharuskan memperbaiki diri lagi. Mungkin juga aku belum pantas dan belum saatnya. Yang pasti hidup tidak berhenti hanya karena hal  ini dan harus terus berlanjut.