GALAU
KAH SAYA?
230315
Entah
lah ada apa lagi dengan saya? Jujur sebenarnya saat ini saya tak mau
memikirkan hal itu karena saya ingin mengejar yang mungkin harus saya
kejar mengenai potensi apa yang ada dalam diri saya. Tapi karena yang
telah berbicara adalah ibu yah jadi nya gimana gitu????? Mungkin akan
berbeda jika yang berbicara bukan lah ibu.
Berawal
dari keinginan saya untuk mengikuti kursus menulis online angkatan ke
5 yang hanya akan diambil 15 orang. Yah awalnya saya daftar saja dan
ternyata di respon serta harus menginvestasikan sejumlah uang jika
memang benar-benar fix ikut kursus karena jika tidak maka akan
digantikan oleh orang lain. Karena harus transfer sejumlah uang dan
kebetulan kondisi keuangan saya saat ini sedang tidak stabil maka
saya pun memikirkan beberapa pertimbangan yang terutama dipikirkan
adalah ijin orangtua terutama ibu. Karena saya rasa orangtua terutama
ibu perlu tahu apa yang saya lakukan yah intinya saya ingin minta doa
restu dari keduanya karena jujur ada rasa takut dalam diri saya yaitu
takut gagal dan kecewa. Barangkali saja dengan saya berbicara kepada
orangtua saya semua urusan dan hajat saya dilancarkan amiiin.
Entah
hal apa yang membuat saya berkeinginan untuk mengikuti kursus menulis
online itu? Yah memang sudah satu atau dua tahun ini saya suka
menulis. Karena rasanya memang beda. Akan berbeda jika kita hanya
berbicara karena dengan menulis kita juga akan ingat apa yang pernah
kita tulis mungkin. Yah karena saya berpikir apakah tulisan saya
selama ini hanya sampai tahap blog saja kah? Karena tulisan yang
telah saya tulis biasanya saya publikasikan sendiri dalam blog saya
jika memang menurut saya itu layak di publikasi. Maka dari itu saat
melihat media sosial facebook salah seorang penulis best seller yang
sudah terkenal membuka kembali kursus menulis online hingga terbit
maka saya pun mencoba mencari tahu tentang hal itu. Tanya sana dan
tanya sini. Karena saya merasa saya memerlukan bimbingan atau pun
saran dalam menulis. Namun saya juga tak mau asal makanya saya
sendiri cari info dan kebetulan saya mendapat beberapa info dari
peserta kursus menulis online angkatan sebelumnya. Bukan hanya itu
saat saya iseng menulis dan telah selesai saya pernah memberi tulisan
saya kepada teman kuliah via email entah judul tulisan apa yang saya
kirim saya lupa dan setelah dia membacanya responnya adalah “bagus,
kenapa tidak jadi penulis saja?”. Yah kata-katanya itulah salah
satu yang menjadi pendorong saya untuk mengikuti kursus menulis
online itu. Yah jujur saya sebenarnya saya juga kurang pede dengan
tulisan saya sendiri. Maka dari itu saya berkeinginan mengikuti
kursus menulis online karena saya merasa kurang pede, takut, butuh
bimbingan dan mungkin saran agar tulisan saya bagus dan mungkin juga
patut dibaca hehehe.
Disaat
saya membicarakan keinginan saya untuk kursus menulis online, respon
kedua orangtua saya adalah “terserah”. Terserah yang mungkin
merupakan satu kata beribu makna. Yah makin galau deh hahaha. Jawaban
yang mungkin hampir sama dari keduanya adalah “satu-satu dulu lah
kuliah s1 dulu ajah beresin habis itu terserah, kalo ngambil banyak
takutnya keteteran belum nanti tugas kuliah belum ini belum itu, tapi
ya terserah kalo mau tetap ikut. Ini mah hanya saran dan pandangan
saja”. Namun ujung dari semua respon orangtua adalah “terserah”.
Yah saya juga menjelaskan tentang kursus menulis online itu gimana
dari info yang saya dapatkan dari peserta sebelumnya serta dari info
yang telah tertera di web. Yah karena jawaban orangtua adalah
“terserah” maka akhirnya saya pun berani mengambil kursus menulis
online ini tentunya dengan tanya sana dan sini terlebih dahulu. Yah
jujur saya bukanlah orang yang percaya hanya padaa satu sumber karena
rasanya gak akan objektif atau kurang lah jika hanya mendapatkan info
pada satu sumber hehehe. Saya pun bercerita tentang niat saya kursus
menulis online ini kepada teman saya yang pernah saya kirimi tulisan
saya itu dan juga konsul kepada paman saya. Namun tak ada respon dari
paman, ya sudahlah. Dan sebelum saya menceritakan niat saya ikut
kursus menulis online kepada orangtua, saya telah bercerita kepada
teman saya dan sarannya adalah bicarakan dengan orangtua saya.
Setelah saya bicarakan dengan ibu dan bapak serta respon keduanya
adalah “terserah” maka saya pun kembali menceritakan hal itu
kepada teman saya dan responnya adalah “yah itu karena orang tua
tau sifat anaknya seperti apa”. Jujur saja saya bukan lah tipe
orang yang suka di larang namun jika memang pelarangan itu kuat maka
biasanya saya pun mengalah. Dan seandainya saat saya bicarakan itu
kepada orangtua respon mereka adalah “tidak” mungkin saya pun
tidak akan mengikuti kursus itu. Yah pada akhirnya semua keputusan
kembali kepada saya dan akhirnya saya mengikuti hati kecil saya untuk
tetap mengikuti kursus menulis online itu. Beres deh galau yang satu?
Loh memang ada galau yang lain? Yaaaah gitu deh.
Oh
iya saya membicarakan tentang kursus menulis online itu secara
terpisah, saya bicara kepada ibu dulu baru kepada bapak, karena
setelah bicara dengan ibu saya disuruh tanya lagi dengan bapak. Ya
sudah saya lakukan saja. Saat bicara hal itu kepada ibu, tiba-tiba
saja ibu menanyakan saya soal pasangan. Ini lah yang membuat saya
galau. Galau? Yah galau karena yang bicara adalah ibu. Dan ibu pun
mengatakan berani bertanya kaya gitu jika tak ada bapak dan adik-adik
saya. Yah inti pembicaraan ibu mungkin sudah ada dalam tulisan saya
sebelumnya yaitu “ibu
sih ga mau buru-buru tapi kalo bisa sebelum 25”.
Hadeuh jadi pusing dan kepikiran saya soal itu. Ga buru-buru tapi
kalo bisa gak lebih dari 25 hufft. Jujur saat ini saya sudah pasrah
dengan hal itu makanya saya ingin mengikuti kursus menulis online
karena memang tak mau memikirkan hal itu biarlah saja mengalir apa
adanya. Karena rasanya percuma kalo hanya dipikirkan jika tidak
diperbuat mungkin. Yah entah secara langsung atau tidak itu rasanya
seperti patokan atau target untuk saya dari ibu. Jujur saya tak ingin
ada patokan atau target untuk hal itu. Yah kalo Allah menghendaki
saya menikah sebelum 25 tahun yah alhamdulilah tapi kalo Allah
berkehendak lain saya mau bilang apa? toh semua yang Allah berikan
kepada hambanya pasti yang terbaik. Yah sebulan lagi usia saya 23
tahun kalo mengikuti keinginan ibu berarti satu atau dua tahun lagi
donk hadeuuuh tepok jidat dah.......
Ibu
juga kepoin saya hehehe “ada yang deket?” yah saya jawab jujur
saja “tidak ada” toh memang nyatanya begitu. Yang deket sih ga
ada tapi kalo yang disuka ada sih tapi belum tentu orang itu suka
dengan saya, lagi pula rasanya dia sudah ada calon. Ya sudah lah
hahaha. “yah kalo ada yang deketin juga hati-hati jangan asal,
orang juga akan mikir kalo akan deketin riri karena riri
itu........................” begitu kata ibu (sengaja saya
titik-titik karena yang ibu bilang itu adalah sifat saya, biarlah
orang lain saja yang menilai). Yah begitulah kiranya pertanyaan dan
pesen ibu huft.....
Yah
karena sempat kepikiran dan pusing dengan hal itu karena serasa
dikejar-kejar sesuatu maka saya pun menceritakan apa yang saya
pikirkan kepada teman kerja saya yang tentunya sudah menikah. Karena
jika bicara hal ini kepada teman yang belum menikah yah saya rasa
sama saja donk hehehe. Yah jawaban teman saya adalah “wajar
orangtua nanya kaya gitu apalagi ibu” ya sudah lah. Eh nanya lagi
dengan pertanyaan yang sama dengan ibu “ada yang deket?” yah saya
menggeleng karena memang seperti itu. Akhirnya saya cerita sempat
beberapa waktu lalu saya dikenalin dengan teman SMA teman kerja saya
(yang ini teman kerja saya belum nikah yah) yah walau memang
sebelumnya dia minta ijin dulu mau atau tidak saya dikenalin dengan
teman SMA nya temanan dan kenalan ajah koq ya sudah saya mau saja
tapi sebelumnya saya bilang kepada teman kerja saya sebelum saya
dikenalin dengan temannya dan sebelum pin bb nya diberikan kepada
temannya itu “maaf-maaf kalo nanti dia komplen saya jutek karena
memang kaya gitu saya kalo belum kenal bgtz apalagi ke cowok kadang
suka sengaja”. Yah setelah saya ceritakan seperti itu kepada teman
kerja saya yang telah menikah jawabannya adalah “jangan jutek-jutek
sama cowo nanti mikir lagi kalo mau ngedeketin”. Saya jawab saya
kaya gitu sengaja pengen tau sesabar apa si cowo dan semental apa dia
kalo baru gitu ajah mundur yah gimana coba. Memang sih saat saya bbm
sama cowo yang dikenalin teman saya itu, dia pernah bilang “kamu
jutek dan judes yah” saya jawab ajah “iyah kalo emang belum kenal
kaya gitu”. Yah saya bilang juga sama temen saya yang sudah menikah
lagi pula dia juga minta saya ganti dp foto saya tapi dia sendiri dp
nya juga ga jelas yah intinya sih ga ada yang ngalah eh tau-tau nya
di delcon sama itu cowo ya sudah lah. Yah intinya saran dari teman
kerja saya yang telah menikah itu adalah “jangan
jutek-jutek sama cowo”
huft tapi entahlah. Entah jutek juga kah saya dengan cowo yang saya
suka atau saya begitu hanya dengan cowo yang tidak sreg di hati saya?
Entahlah hehehe. Saya bingung, jalani sajalah......