NIKAH ATAU S2?
Waktu dulu sempat kepikiran ingin lanjut
S2 setelah lulus sarjana. Karena ingin mendapat gelar magister sebelum usia 30
tahun. Namun jika ada yang tanya tentang menikah, saya jadi pikir lagi. Maka akhirnya
saya putuskan antara nikah dan S2 lihat saja mana yang lebih dulu menghampiri
saya. Jika memang belum ada yang melamar dan kesempat untuk kuliah S2 itu ada,
ya sudah lanjutkan hal tersebut sesuai target sebelum usia 30 tahun sudah
selesai pendidikan. Namun jika yang lebih dahulu datang adalah lamaran seorang
laki-laki kepada saya, maka target pun berubah yaitu menikah dan mempunyai dua
anak sebelum usia 30 tahun. Syukur-syukur jika anak tersebut sepasang yaitu
laki-laki dan perempuan. Mengapa? Mengingat hamil dan melahirkan diatas usia 30
tahun itu sudah mulai agak resiko. Walaupun resiko untuk hamil dan melahirkan
itu diatas 35 dan dibawah usia 20 tahun. Namun jika nantinya mau menambah lagi
menjadi tiga diatas usia 30 tahun ya tidak masalah, toh masih dibawah 35 tahun.
Ingat usia produktif untuk reproduksi yaitu 20-35 tahun.
Jadi jika pertanyaannya adalah NIKAH
atau S2? Lihat saja apa yang lebih dahulu menghampiri. Yang pasti keduanya
sama-sama tidak merugikan dan juga mempunyai target yang jelas.
Jujur saja saya sudah mempersiapkan dua
nama untuk calon anak, satu untuk anak perempuan dan satu untuk anak laki-laki.
Mungkin terbilang berlebihan atau terlalu muluk. Mungkin juga jika ada yang
mengetahui akan berkata seperti ini “calonnya dulu mana? Udah buat nama anak
ajah”. Yang pasti kedua nama itu tak jauh dari nama saya hehe.