apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Sabtu, 31 Oktober 2015

salahkah single?


SINGLE

Jika dengan sendiri anda merasa lebih bahagia. Lalu mengapa harus buru-buru mencari yang belum tentu membuat anda bahagia? Apa yang salah dengan usia yang sudah matang dan seharusnya tak single? Salahkah dengan usia yang bisa dibilang cukup dewasa lalu masih single? Salahlah dengan single? Adakah peraturan negara dan agama yang melarang seseorang tak boleh single pada usia tertentu? Tak ada bukan?

Lalu mengapa terkadang orang mempersoalkan hal seperti itu? Aturan dari manakah hal seperti itu? Terkadang lingkungan sosial yang sering mempermasalah kita masih single pada usia tertentu. Mengapa begitu? Entahlah. Mungkin ini yang disebut hidup kita yang menjalani tetapi orang lain yang mengomentari. Lalu pentingkah komentar-komentar mereka? Bereskah komentar mereka seandainya status single kita telah berakhir dan berganti dengan status baru? Saya rasa tidak. Karena dalam hidup ini akan selalu ada saja orang-orang yang komentar walaupun tanpa diminta. Mau apapun yang kita lakukan. Entah itu baik bahkan apalagi buruk yang namanya komentar saya rasa pasti ada saja. Baik diminta maupun tidak. Entah disadari atau tidak terkadang mungkin orang yang memberi komentar mungkin tak merasa ia telah mengomentari orang lain dan mungkin secara tak langsung sudah mencampuri urusan orang lain walaupun tanpa disengaja. Ya mungkin inilah yang sering terjadi.

Single pada usia sekian tahun yang mungkin menurut orang-orang di lingkungan sekitar seharusnya sudah tak single lagi. Lalu akhirnya banyaklah orang-orang yang mungkin akan membicarakan orang tersebut. Kadang mungkin bukan saja hanya sampai disitu. Tetapi bisa juga lebih jauh lagi. Misalnya menjodoh-jodohkan orang tersebut lah atau menjadi mak comblang atau apalah gitu. Yang mungkin secara tak langsung dan tanpa disadari juga telah mencampuri urusan orang lain dan mungkin pula telah mendahului kehendak Sang Kuasa. Mengapa begitu? Karena mungkin ia single karena memang belum waktunya ia mengakhiri status single. Karena semua akan ada waktunya di saat yang tepat. Dan semuanya pasti sudah Allah SWT atur. Menjodoh-jodohkan itu kan hanya usaha? Kan kita hidup juga harus usaha? Iya memang hidup harus berusaha. Tetapi apakah itu cara kita berusaha untuk membuat orang lain tak lagi single? Dan apakah itu juga yang harus dilakukan oleh sang single? Cukup hanya memperbaiki diri agar hidup kita menjadi lebih baik lagi. Itulah usaha yang seharusnya dilakukan.

Jangan memaksakan sesuatu hanya agar status single kita berakhir. Apa sih akhir dari single? Menikah bukan? Apa sih tujuan orang menikah? Agar bahagia bukan? Agar menjadi keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah bukan? Lalu apa yang disebut dengan keluarga sakinah mawadah wa rahmah? Bagaimana agar menjadi sakinah mawadah wa rahmah? Seandainya kita menikah lalu kemudian kita merasa tak bahagia dengan pernikahan tersebut dan dengan alasan apapun. Apapun alasannya intinya adalah kita tak merasa bahagia dengan pernikahan tersebut. Lalu apakah itu yang disebut dengan keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah? Akan kita dapat membangun keluarga sakinah mawadah wa rahmah jika kita sendiri tak merasa bahagia dengan sebuah pernikahan itu? Inilah yang saya maksud bahwa jika single lebih baik dan lebih bahagia mengapa harus buru-buru mengakhiri status single tersebut. Pikirkan baik-baik dalam setiap melangkah. Harus selektif dalam memilih tetapi bukan berarti harus banyak kriteria pada pilihan tersebut. Karena tak ada manusia yang sempurna. Dan kita pun mencari seseorang agar membuat diri kita menjadi sempurna. Sempurna dengan berdua dan bukan dengan single.

Akhirnya wajar ada lagu yang berjudul “single happy” yang dinyanyikan oleh dua penyanyi dengan lirik yang berbeda yaitu Ayu Ting Ting dan Oppie Andaresta. I am single I am happy. I am single I am very happy. Pertahankan saja dahulu apa yang membuat hidupmu bahagia. Tinggalkan yang membuat hidupmu tak bahagia. Karena walaupun bahagia itu mudah dan gampang tetapi kebahagiaan itu mahal harganya. 

Senin, 26 Oktober 2015

kehadiran? pentingkah?


PENTINGKAH KEHADIRAN?

Jika suatu kehadiran di dalam suatu kegiatan memang dianggap suatu hal yang penting maka layaknya seseorang akan berusaha untuk menghadiri suatu kegiatan tersebut. Begitu pula dengan suatu undangan selayaknya individu tersebut memenuhi kehadiran yang mengundang. Entah kehadiran tersebut penting dalam hal apapun. Seperti misalnya memang kehadiran dirinya dibutuhkan dan ditunggu-tunggu pada kegiatan tersebut. Maka mungkin sesungguhnya suatu kehadiran dirinya penting pada kegiatan tersebut walaupun mungkin bagi dirinya belum tentu begitu penting. Atau dapat berlaku keduanya yang berarti dirinya harus menghadiri kegiatan tersebut karena dirinya menganggap kegiatan itu penting dan juga dalam kegiatan tersebut pun dirinya memang dibutuhkan atau pun kehadirannya penting. Namun pada kenyataannya tak semua individu dapat menghadiri suatu kegiatan yang mungkin dianggap penting oleh individu tersebut atau tak semua individu dapat menghadiri suatu acara untuk memenuhi undangan yang mempunyai hajat. Dalam hal ini maka pentingkah suatu kehadiran? Suatu kehadiran mungkin bisa penting bahkan sangat penting tergantung dari kegiatan apa yang harus dihadiri oleh individu tersebut. Namun sekalipun kegiatan itu penting dan apa akhirnya individu tersebut tidak dapat memenuhi kehadiran tersebut dengan berbagai sebab maka kehadiran tetaplah penting walaupun pada akhirnya tak hadir.

Misalnya saja kehadiran seorang mahasiswa dan dosen dalam suatu kegiatan perkuliahan. Rasanya suatu kegiatan perkuliahan tak akan berjalan tanpa adanya kehadiran kedua hal tersebut yaitu dosen dan mahasiswa. Maka dalam hal ini kehadiran adanya dosen dan mahasiswa dianggap penting dan tak bisa terpisahkan satu per satu. Tak bisa hanya ada dosen saja tanpa mahasiswa karena siapa yang akan diberikan materi oleh dosen tersebut. Begitu juga sebaliknya tak akan bisa juga mahasiswa tanpa dosen karena siapa yang akan mengajar atau pun membimbing mahasiswa tersebut. Maka akhirnya kedua hal tersebut tak dapat dipisahkan. Walaupun mungkin sang dosen pada akhirnya harus mengajar satu mahasiswa karena mungkin pada kenyataannya hanya ada satu mahasiswa yang bersedia atau pun bisa hadir dalam sebuah perkuliahan itu. Sedang yang lainnya mungkin saja tak bisa menghadiri perkuliahan karena ada halangan lain atau entah dengan sebab apapun yang akhirnya membuat seseorang tak bisa hadir dalam suatu kegiatan. Teringat ucapan guru saya sewaktu sekolah yaitu “jika kamu tak hadir atau tak masuk sekolah coba bayangkan kerugian yang kamu dapat, seandainya dalam satu hari ada tiga mata pelajaran dan kamu tak masuk sekolah selama tiga hari maka berapa mata pelajaran yang tidak kamu dapat? Itulah kerugianmu. Jadi usahakanlah selalu hadir jika memang masih bisa diusahakan dan tak ada halangan yang berarti seperti sakit parah misalnya”. Itulah yang saya ingat dari ucapan guru saya sehingga kehadiran dalam suatu perkuliahan atau sekolah itu penting untuk saya.

Begitu pula dengan hal lain. Salah satu contohnya lagi adalah kegiatan seminar. Tak akan berjalan sebuah seminar tanpa kehadiran pembicara dan peserta seminar. Tak akan berjalan seminar jika hanya ada panitia saja. Karena siapa yang akan memberi materi dan diberikan materi. Panitia biasanya hanya mengatur saja agar suatu seminar tersebut berlangsung dengan baik. Maka dalam hal ini pun kedua hal tersebut saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan. Walaupun mungkin diri ini tak bisa menghadiri kegiatan seminar tersebut bukan berarti pula acara seminar tersebut tak akan berlangsung karena masih ada banyak peserta lain yang bisa menghadiri seminar tersebut. Dengan kata lain satu individu tak hadir bisa saja tak begitu mempengaruhi suatu kegiatan jika masih banyak individu lain yang menghadiri acara tersebut. Begitu pun dengan undangan suatu acara lainnya. Yang belum tentu setiap undangan individu dapat memenuhi keinginan yang mengundang untuk hadir pada acaranya. Tetapi bukan berarti pula acara tersebut tak akan berlangsung hanya karena satu undangan tak hadir. Contohnya adalah undangan resepsi pernikahan. Karena tak mungkin batal menikah hanya karena satu undangan saja yang tak bisa hadir pada acara tersebut. Dan banyak contoh lainnya.

Tetapi perlu diingat jangan pernah mengaku hadir dalam suatu kegiatan jika memang pada kenyataannya diri ini tak menghadiri kegiatan tersebut. Karena kehadiran tetaplah kehadiran dan tak hadir tetaplah tak hadir. Tak mungkin tak hadir akan menjadi hadir atau ada sekalipun ya itu bukan tak hadir tetapi belum hadir. Sekalipun diri ini tak hadir hanya sesekali dalam suatu kegiatan tersebut maka itu tetaplah tak hadir. Sehingga jangan pula menilai diri ini selalu hadir yang berarti orang lain akan menganggap bahwa dirinya tak pernah alpa. Jangan pula diri ini meninggalkan jejak agar hanya dianggap diri ini hadir oleh orang lain dalam suatu kegiatan. 

Sabtu, 24 Oktober 2015

kematian


KEMATIAN
280315

Siapa orang yang tak akan mengalami mati? Tak ada. Siapa orang yang akan mati? Ya semua orang akan mengalami kematian atau mati. Adakah orang yang akan tau kapan dia akan mati? Tak ada yang tau seorang pun kapan dia atau orang lain akan mati.

Kematian merupakan mutlak rahasia Allah SWT. Tak seorang manusia pun yang mengetahuinya kapan dia akan mati. Kematian bisa dadakan atau pun tidak. Apa maksudnya? Ada orang yang mati melalui proses sakit. Entah sakit berat, sedang atau ringan. Entah waktu sakitnya lama atau baru-baru ini. Namun ada juga orang yang mati tanpa proses sakit yaitu tiba-tiba kita mendengar kabar bahwa dia telah tiada. Entah benar tanpa proses sakit? Atau sakitnya yang tak diketahui? Baik oleh orang lain maupun diri sendiri yang mati.

Terkadang kita mendengar kematian seseorang sebagai hal yang mendadak dan mungkin membuat terkejut. Namun apakah itu semua benar? Saat awal mendengar berita itu mungkin rasanya wajar jika kita kaget atau terkejut mendengarnya dan bahkan terkesan dadakan mungkin. Namun apakah “dadakan” tersebut benar? Rasanya tak ada yang dadakan menurut Allah SWT mungkin. Karena ingat semuanya telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Kapan seseorang akan dilahirkan, akan menikah dengan siapa bahkan sampai kapan seseorang akan meninggal. Ingat semuanya sudah tertuliskan di lauhul mahfudz.

Terkadang kita mendengar seseorang meninggal terkesan “dadakan” padahal kita tau sebelumnya orang tersebut memang menderita suatu penyakit. Namun kadang kesan “dadakan” tersebut tetap saja ada dari orang yang mendengarnya. Padahal jika kita pikir, orang itu menderita suatu penyakit maka wajarlah jika suatu saat kita mendengar orang itu meninggal. Dan mungkin harusnya kesan “dadakan” atau terkejut mendengar berita buruk tentang orang itu tak ada lagi.

Mungkin akan berbeda jika kita tak pernah mendengar orang tersebut sakit hingga mengharuskan perawatan medis atau pun menderita penyakit tertentu. Dan tiba-tiba mendengar kabar tentang orang itu telah tiada. Pastinya kita yang mendengar hal itu akan sangat kaget dan berpikir “dadakan”. Mungkin akan berpikir juga “baru beberapa hari yang lalu saya ketemu dia terlihat sehat-sehat saja tapi kenapa sekarang saya mendengar kabar dia telah tiada” atau saat lama kita tak bertemu dan sekalinya mendapat kabar adalah bahwa dia telah tiada maka kita mungkin akan berpikir “kapan terakhir kali saya bertemu dengannya yah koq tau-tau sekarang saya dengar dia telah tiada, apakah dia sakit? Saya tak mendengar kabar tentang sakitnya dia?”. Mungkin jika kasusnya seperti itu bisa saja kesan “dadakan” dan keterkejutan menjadi wajar.

Namun seharusnya kesan “dadakan” mungkin tak harusnya ada karena semua sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak manusia masih dalam kandungan. Bukan kah begitu? Karena jika kesan “dadakan” itu ada maka semua orang yang meninggal pastilah semuanya dadakan. Kaget saat mendengar berita seseorang meninggal mungkin rasanya wajar saat pertama kali mendengarnya. Ingat loh saat awal mendengarnya saja. Tidak sampai seterusnya. Yang harus ada dipikiran kita seterusnya adalah ingat semua itu sudah takdir Allah SWT yang mutlak tak bisa dirubah dan tak bisa ditawar maka ambil lah hikmah dari setiap kejadian yang kita amati, alami dan menimpa kita sendiri. Baik hal itu kita yang alami sendiri atau pun orang lain.

Tak hanya kematian melalui proses suatu penyakit atau tidak. Namun kematian di usia yang terbilang masih muda pun akan terkesan “dadakan” “tiba-tiba” kaget atau terkejut rasanya sudah pasti. Dan yang mungkin ada dipikiran kita adalah “umurnya masih muda sudah meninggal, pendek sekali umurnya”. Namun itulah takdir yang sudah Allah SWT tetapkan. Ingat kematian tak memandang usia mau muda atau pun tua sekali pun. Ingat juga mungkin kata-kata “umur di tangan Tuhan” yah maksudnya Allah SWT yang sudah menentukan sampai usia berapa orang itu akan hidup. Tak beda halnya dengan jodoh. Jika Allah SWT sudah menentukan jodohnya adalah dia dan akan menikah pada waktu yang telah ditentukan oleh Allaw SWT lalu manusia mana yang bisa mengubah semua itu. Tak ada yang bisa mengubah apa yang telah Allah SWT tentukan. Terutama mengenai kelahiran, jodoh dan kematian.

Tak hanya melalui penyakit atau tidak dan usia. Kematian pun akan menjemput siapa saja. Entah orang tersebut baik atau buruk. Namun bedanya adalah jika yang meninggal adalah orang baik maka pasti yang merasa kehilangan akan sangat banyak dan pastinya juga banyak orang yang berbondong-bondong ingin mengantar jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhirnya sebagai tanda suatu penghormatan terhadap jenazah tersebut. Dan pastinya akan banjir air mata karena menangisi kepergian orang baik dari dunia.  Akan berbeda pula jika yang meninggal adalah orang yang buruk atau jahat, jangankan yang mengantar ke pemakaman yang menangisi kematiannya saja pun rasanya mungkin bisa saja tak ada. Yang ada malah mungkin sebaliknya yaitu mungkin orang akan berkata “syukur deh dia meninggal”.

Kematian baik melalui proses suatu penyakit, usia yang masih muda atau sudah tua, yang meninggal adalah orang baik ataupun buruk. Ingat semuanya adalah takdir Allah SWT untuk orang tersebut. Kasarnya kalau emang waktunya meninggal mah yah meninggal ajah gak pandang orang itu masih muda atau gak, baik atau tidak, berpangkat atau tidak, kaya atau tidak. Tidak akan berpengaruh dengan kematian semua itu.

Satu hal lagi yang perlu diingat. Saat kita mendengar kematian seseorang terutama orang yang sangat baik dan sangat penting bagi kita pasti air mata akan selalu menetes. Menangisi kepergian orang tersebut. Yah terkadang wajar adanya isak tangis mengiringi kepergian orang yang meninggal. Namun ingat lagi yang dibutuhkan oleh jenazah adalah bukan suatu isak tangis kesedihan. Tetapi yang amat sangat dibutuhkan oleh jenazah adalah DOA. Yah doa terutama doa dari orang-orang soleh dan bertakwa. Bukan air mata yang akan mengering jika sudah habis. Karena tak henti-hentinya menangis bahkan yang lebih parah lagi jika ada yang meratapi kepergian seseorang dengan berlebihan. Apa maksudnya? Terkadang sampai ada orang yang karena sedih telah ditinggal seseorang yang penting untuk hidupnya sampai dia meratapi hingga berteriak-teriak seolah-olah tak bisa menerima takdir atau pun menyalahkan Allah SWT atas kematian orang tersebut. Astaghfirullah al azhim. Jangan lah sampai seperti itu. Tak baik seperti itu yang ada malah akan memberatkan kepergian jenazah tersebut jika sikap kita seperti itu. Begitu bukan?

Ingat dalam kematian yang dibutuhkan jenazah adalah DOA bukanlah tangisan. Air mata lama-kelamaan akan habis dengan sendirinya karena mengering. Tapi tak begitu dengan DOA. Doa akan terus mengalir untuk si mayat tersebut. Terutama doa-doa dari orang-orang soleh dan bertakwa. Selain berdoa, baiknya juga disertai dengan tawakal dan ikhlas sehingga insya Allah orang yang meninggal dan yang ditinggalkan akan tenang.
Dalam beberapa hari ini secara berurutan saya mendengar berita duka entah dari orang jauh sampai orang terdekat atau keluarga sendiri. Yaitu berita duka tentang meninggalnya frans tumbuan, yani trio libels, olga syahputra yah yang semuanya adalah artis. Hingga kabar yang mengejutkan saat saya sedang kuliah tiba-tiba ibu menelepon dan mengabarkan berita duka bahwa uwa saya di subang telah tiada. Kaget, syok dan terkejut bahkan terkesan dadakan ada di dalam pikiran saya. Dalam benak saya pula “Kapan terakhir kali saya bertemu dengannya? Sakit apa yang dideritanya? Kenapa mengabarkan dadakan? Kenapa jika kematiannya melalui proses sakit mengapa tak dikabarkan saat kritis? Kenapa keluarga saya ikut mengalaminya? Kenapa dan kenapa?”. Itulah yang ada dipikiran saya yang membuat saya termenung setelah menerima telepon dari ibu. Namun jika kita ingat kembali bahwa kematian adalah rahasia Allah SWT maka kita pun akan yakin bahwa itu semua adalah takdir dari Allah SWT dan mungkin itu yang terbaik atau sebaiknya memang begitu. Ingat kembali Allah SWT maha mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk hambanya. Walau terkadang terkesan menyakitkan hingga membuat kita sedih. Tapi itulah yang terbaik dari Allah SWT.

Kamis, 22 Oktober 2015

sepotong diam




SEPOTONG DIAM

Awal pertama membeli bukan karena judul novel tersebut. Tetapi karena potongan harga yang diberikan waktu itu dan juga novel tersebut merupakan novel juara dua AGP. Saya adalah salah satu penyuka buku-buku yang best seller atau pun juara. Karena kemungkinan isi buku tersebut pasti bagus karena bisa sampai best seller ataupun juara. Dan juga buku yang kemungkinan tak mudah ditemukan di toko buku bahkan harus ke penerbit langsung untuk memperolehnya.

Jujur saat membaca judul novel tersebut saya memang tak begitu berminat. Sepotong diam? Apa maksudnya? Saat buku itu sampai ditangan saya, tak langsung saya antusias untuk membacanya. Sampai buku itu tergeletak saja di meja  beberapa hari. Sampai akhirnya saya penasaran juga dengan isi novel tersebut.

Awal membaca saya tak begitu tertarik. Tetapi mulai tertarik saat di potongan pertama dan selanjutnya yang ada penjelasan tentang ta’aruf. Jujur dalam novel tersebut seolah saya menemukan jawaban atas pertanyaan saya selama ini yaitu tentang ta’aruf. Seperti apa dan bagaimana proses yang seharusnya dilakukan? Apa yang boleh dan tidak boleh? Lama-lama saya penasaran dengan novel tersebut lebih penasaran dengan proses ta’aruf yang diceritakan dalam novel itu. Rasa penasaran itu membuat saya selalu kepikiran disaat novel itu sedang tak bersama saya. Karena saat saya di luar rumah maka novel itu saya tinggal di dalam kamar.

Mengikuti alur ceritanya membuat seolah saya masuk ke dalamnya hingga akhir. Akhirnya seperti judul novel tersebut yang bisa saya lakukan “sepotong diam”. Diam menerima ending dari novel itu. Diam menerima segala takdir yang tak bisa ditolak. Kalimat tentang “belajarlah pada malam semakin larut semakin gelap dan pekat itulah cahaya akan segera datang” menjadi kalimat tersendiri yang mempunyai energi didalamnya. Energi untuk hidup. Energi untuk tak menyerah.

Namun yang disayangkan dan membuat agak sedikit kecewa adalah “bagaimana akhirnya khalid dan dhisya mendapatkan restu itu? Dan bagaimana hingga akhirnya dhisya meninggal?”. Hal itu membuat saya penasaran hingga saya hanya bisa menerka-nerka saja seperti apa cerita itu namun tak bisa tetap saja rasa penasaran itu ada dan membuat kepikiran. Ada rasa tak puas disini rasanya.

Melihat profil penulis saya simpulkan bahwa novel ini kemungkinan sebuah kisah pribadi yang terjadi pada kehidupan penulis. Walaupun mungkin tak semua kisah itu dituangkan. Tapi jujur saya lebih suka akan hal ini. Saya lebih suka jika sang penulis menuliskan kisah atau pengalaman pribadinya. Bukan pengalaman atau kisah orang lain ataupun kisah dunia khayal. Karena hal itu lebih asli dan bukan dibuat-buat. Sehingga kesan inspiratif lebih ada didalamnya dan lebih mengena.

Harapanku semoga novel ini tak difilmkan karena buatku jika sebuah novel sudah difilmkan maka kemungkinan keaslian dari novel itu sudah tak terjaga lagi. Karena biasanya beberapa yang ku dapatkan seperti itu. Apa yang aku baca dan aku tonton tak semuanya sama.  Ada beberapa alur yang terkadang dihilangkan atau bisa juga dilebih-lebihkan. Lagipula jika sebuah novel sudah difilmkan membuat orang yang malas membaca akan semakin malas membaca. Karena kemungkinan mereka akan lebih memilih menonton dibanding membaca. Waktu yang dibutuhkan untuk keduanya juga berbeda. Jika menonton mungkin hanya butuh waktu dua sampai tiga jam. Tetapi jika membaca tak semua memiliki waktu yang sama untuk menghabiskan satu novel saja. Bisa ada yang hanya butuh beberapa jam saja tetapi bisa juga membutuhkan waktu beberapa hari.

Senin, 05 Oktober 2015

nenek


SUBHANALLAH NENEK

Sekali lagi bahwa kematian sungguh sangat rahasia Allah SWT. Tak akan ada yang tahu kapan manusia akan meninggal. Sekalipun mungkin ada beberapa manusia yang kadang mengetahui tanda-tanda orang akan meninggal. Jika dalam medis ini yang disebut dengan pasien terminal. Namun tetap waktu dan tempat tepatnya seseorang meninggal adalah mutlak rahasia Allah SWT. Begitu pun yang terjadi di bulan ramadhan 1436 hijriah ini tepat dihari ke 6 bulan ramadhan ba’da adzan isya nenek saya berpulang ke rahmatullah tepatnya 23 juni 2015 malam.

Sore di hari selasa dikabarkan melalui sebuah sms dari tetangga rumah nenek bahwa nenek engap-engapan. Spontan saya yang sedang tidur karena memang baru pulang kerja pagi hari sehabis kerja malam kaget dan panik. Ya gimana ga panik kalo ada yang bilang “engap-engapan” duh pikiran macam-macam deh. Tetapi saya tak langsung ke rumah nenek karena instruksi ibu. Akhirnya ibu dan yang lain berangkat lebih dahulu ke rumah nenek. Maka tinggallah saya di rumah sendiri. Namun saya tak tinggal diam saja. Saya kontak teman saya yang ada di rumah sakit untuk booking kamar terlebih dahulu takut-takut mau dibawa ke rumah sakit dan khawatir terjadi hospital tour yaitu ke rumah sakit satu dan lainnya penuh akhirnya jalan-jalan deh karena tak dapat kamar kosong. Menghindari hal tersebut saya pun booking kamar walaupun waktu pembookingan hanya berlaku selama 6 jam. Ya sudah saya oke kan saja. Jadi tidaknya urusan belakangan yang penting jika mau ke rumah sakit ada kamar kosong. Sehabis ashar saya dijemput bapak untuk ke rumah nenek. Saya berdoa dan berharap Allah SWT memberi nenek umur lebih panjang lagi dan bisa menyaksikan cucu-cucunya berumah tangga. Karena saat itu pikiran macam-macam menghantui saya karena mungkin panik tadi.

Sampai di rumah nenek tepat ba’da ashar saya langsung menemui nenek yang sedang makan bubur di kamar disuapi oleh uwa dan paman saya yang bungsu. Saya pun memegang tangannya. Terlihat sekali nafas nenek sesak dari pergerakan dadanya. Nadi cepat. Ya memang jika nafas cepat nadi pun akan cepat dan sebaliknya. Saya belum tau apakah nenek akan dibawa ke rumah sakit atau tidak. Karena menunggu paman pertama saya sampai rumah nenek. Setelah sampai dan melihat kondisi nenek yang sesak sebenarnya kami mau ikhtiar untuk ke rumah sakit namun nenek menolak. Karena nenek menolak untuk ke rumah sakit maka kami pun mengalah dan menuruti kemauan nenek. Kami semua yang ada di dalam rumah itu membacakan surat Al-Qur’an di dalam kamar nenek. Jujur saya memang tak begitu mengerti apa yang ucap oleh nenek. Namun yang saya dengar adalah “kumaha bae” atau “bagaimana saja”. Dan jujur saya pun tak mengerti apa arti kata tersebut. Karena setelah menemui nenek pikiran macam-macam saya hilang seketika. Terutama saat kami berbuka puasa dan nenek sendiri di dalam kamar saya masih melihat dengan jelas nenek mengambil gelas dan meminum air sendiri tanpa bantuan siapa pun. Setelah magrib beberapa orang pergi dahulu untuk pulang ke rumah termasuk ibu dan bapak serta adik-adik saya. Akhirnya tinggallah saya dan paman saya yang bungsu serta uwa dan lainnya di rumah nenek. Karena nenek ingin buang air besar dan tetangga menyarankan untuk buang air besar di tempat itu maka paman saya yang pertama beserta istri keluar untuk membeli pampers dan tisu basah. Saat adzan isya entahlah saya tak ingat persis waktunya saya pegang tangan dan kaki nenek dingin atau akralnya dingin. Saya lihat nafas nenek dangkal tak secepat sore tadi. Maka saya pun menelepon ibu yang baru sampai rumah untuk segera kembali ke rumah nenek. Baru saya membaca surah Yasin sambil melihat pergerakan dada nenek. Baru beberapa ayat saya baca surah Yasin tak lama saya melihat dada nenek tak bergerak. Saya pun menggoyang-goyangkan nenek berusaha meraba nadi namun tak teraba. Karena tak yakin maka saya pun meminta paman saya untuk merabanya. Uwa saya yang sedari tadi di dalam kamar pun histeris. Tak lama paman saya yang pertama datang setelah membeli pampers disusul oleh paman saya yang kedua. Setelah paman saya yang pertama mengatakan sudah tiada barulah saya yakin bahwa nenek sudah berpulang ke rahmatullah setelah meraba nadi yang ada ditangan dan nadi yang ada di leher. Maka saya pun menelepon ibu saya dan mengatakan bahwa nenek telah meninggal.
Saya masih ingat bagaimana nenek menghembuskan nafas terakhir. Kasarnya nenek seperti meninggal di tangan saya. Namun hal ini jangan dikonotasikan negatif yah. Saya baru tau bahwa nenek memang ingin ketemu saya. Karena kemarin-kemarin memang saya belum bisa menemui nenek karena harus kerja dan kuliah juga. Subhanallah nenek meninggal di usia yang memang terbilang tua yang berarti Allah SWT sudah memberi nenek umur panjang dan di bulan yang suci penuh berkah dan maghfiroh yaitu bulan ramadhan. Semoga nenek di bebaskan dari siksa kubur dan siksa api neraka amiiin. Subhanallah lagi nenek meninggal di saat saya libur dari pekerjaan. Subhanallah juga nenek meninggal di saat semua anak-anaknya kumpul. Di saat semua keinginan nenek hampir terpenuhi. Subhanallah ini yang terbaik dari Allah SWT untuk nenek. Allah SWT sayang nenek.

Setelah itu barulah kami mengabarkan saudara kami yang berada di luar kota dan sekitarnya bahwa nenek telah meninggal ba’da isya. Nenek tak langsung dimakamkan malam itu. Namun esok paginya baru dimakamkan. Dan setelah nenek meninggal barulah saya mengerti mengapa nenek tak mau ke dibawa ke rumah sakit dan ingin bertemu saya. Saya pikir nenek ingin bertemu saya adalah hal biasa seorang nenek yang ingin ketemu cucunya. Saat sebelumnya yaitu hari minggu malam ibu saya menginap saya pun berpikiran tumben ibu nginap di rumah nenek tapi saya pikir lagi wajarlah ibu nginap di rumah nenek karena nenek lagi sakit. Dan tak ada pikiran macam-macam saat itu.

Paginya sebelum dilakukan pemakaman seperti biasa mayat dimandikan dan dikafani kemudian dishalatkan dan setelah itu barulah jenazah diantar ke pemakaman dengan mobil jenazah. Subhanallah saat mobil jenazah nenek lewat hampir semua kendaraan disekitarnya berhenti ataupun melambatkan pengemudiannya seolah-olah memberi penghormatan kepada nenek. Saya yang ada di belakang mengikuti mobil jenazah dengan sebuah motor hanya bisa termenung dan sesekali menahan tangis.

Tak ada lagi suara khas nenek yang saya dengar jika nenek ke rumah dengan tiba-tiba dan buru-buru. Tak jarang nenek mengunjungi anak-anaknya jika anaknya lama tak mengunjunginya. Tak jarang pula ke rumah saya hanya untuk minta diteleponkan kepada paman saya karena kangen dan khawatir ada apa-apa karena tak mengabari nenek. Tak ada lagi obrolan nenek. Tak ada lagi masakan nenek yang enak. Itu hanya sedikit hal-hal yang akan membuat rasa kangen kepada nenek. Nenek rajin berpuasa bahkan saat menjelang ajal pun ia masih ingin berpuasa namun dilarang oleh kami. Bahkan sebelum berpulang pun nenek masih sempat shalat tarawih di mushola pada malam minggunya itu menurut tetangga di sekitar rumah nenek. Saya jadi berpikir nenek saya saja yang sudah uzur dan sebenarnya diperbolehkan tidak berpuasa namun tetap berpuasa, lalu bagaimana kita yang masih muda dan seharusnya mampu menahan makan dan minum saja banyak yang tak berpuasa. Kasarnya saja masa kalah sama nenek. Terkadang saya agak gimana gitu jika ada yang tak berpuasa di bulan ramadhan karena berhalangan lalu tak menggantinya dengan puasa pula di hari lain namun menggantinya dengan hal lain seperti fidyah misalnya padahal menurut saya seharusnya dia mampu untuk berpuasa tetapi beralasan gak kuat atau pun tak mampu. Yang saya tanyakan adalah benar-benar tak mampu atau memang tak niat? Mengapa karena kasarnya saja yang tua saja mampu lalu mengapa yang muda mengatakan tidak mampu. Yah puasa wajib di bulan ramadhan saja terkadang masih banyak yang tak melakukannya bagaimana dengan puasa-puasa sunah di hari lain. Semoga hal ini menjadi motivasi bagi saya pribadi amiiiin.

Walaupun nenek berpulang pada malam hari ba’da adzan isya dan dimakamkan pada esok harinya yang berarti proses pemandian dan dikafani pun pada pagi harinya tetapi tak tercium pun bau busuk dari jenazah nenek yang ada malah malam harinya tercium wangi daun pandan. Saat dimandikan pun jenazah nenek bersih putih senyum sejuk teduh seperti orang tidur, tak kaku walaupun sudah diinapkan hampir 12 jam, tak ada biru-biru yang biasa ada pada jenazah pada umumnya. Subhanallah sekali. Terima kasih ya Allah Engkau telah mengambil nenek diwaktu yang tepat dan tempat yang tepat. Mengapa? Selain nenek berpulang di bulan suci penuh berkah ramadhan ini, nenek juga berpulang di saat dimana saya bebas dari pekerjaan dan begitu juga dengan ibu bapak saya serta paman saya yang sedang mengambil cuti beberapa hari. Terima kasih ya Allah Engkau telah memberi nenek umur yang panjang. Terima kasih ya Allah Engkau telah memberi nenek yang terbaik, anak-anak nenek yang terbaik bahkan bukan hanya anak-anak nenek saja menantu-menantu dan cucu-cucu yang terbaik yang semua sayang sama nenek yang semua peduli sama nenek yang selalu bisa memenuhi keinginan nenek.

Subhanallah saat saya menginap dihari kedua setelah kepergian nenek yaitu hari kamis malam jumat saya memang shalat dan tidur di kamar nenek dan setiap kali masuk ke kamar nenek saya selalu mencium wangi entah itu wangi apa saya pun bingung wangi parfum kah? Atau memangnya wangi? Kalo wangi parfum? Siapa yang menyemprotkan parfum? Dan kalo wangi parfum koq ga hilang-hilang yah? Karena bingung dan awalnya niat bertanya namun niat itu terurungkan karena khawatir membuat orang lain takut karena ada beberapa orang yang tak berani tidur di kamar nenek. Akhirnya saat saya lupa akan pertanyaan wangi itu, eh ibu saya malah bilang duluan. Tidur di kamar nenek wangi yah? Deg saya pun kaget dan barulah pertanyaan yang memang ingin saya tanyakan terjawab dengan sendirinya. Yah berarti wangi yang saya cium di kamar nenek itu memang bukan parfum dan juga bukan perasaan saya saja. Karena jujur saking bingungnya dengan wangi tersebut yang sering hilang timbul saat saya berada di kamar itu sampai-sampai saya sering mengendus-endus hidung saya. Dan akhirnya semuanya sudah terjawab. Setiap saya di kamar nenek apalagi sendirian selalu teringat detik-detik terakhir saat nenek masih bernafas.

Jumat, 02 Oktober 2015

junior senior

JUNIOR SENIOR = ANAK ORANGTUA

Apa hukum yang sering kita dengar tentang senior? Satu, senior selalu benar? Dua, jika senior salah kembali ke nomor satu? Pernahkah mendengar seperti itu? Apakah seperti itu hukumnya? Salah ya salah saja mau dia senior atau junior salah tetap salah bukan salah selalu benar.
Antara orang tua dan anak. Ketika anak salah atau berbuat nakal, apa yang sering dilakukan oleh orang tua? Memarahinya? Memarahi tanpa mendengarkan atau menanyakan kenapa sang anak sampai berbuat demikian. Parahnya lagi terkadang sang orang tua selalu merasa benar dengan tindakannya terhadap sang anak. Entah disadari atau tidak, terkadang kemarahan sang orang tua berdampak terhadap sang anak. Bisa saja berdampak terhadap perkembangan atau psikis sang anak. Dampak tersebut tidak langsung dirasakan tetapi bisa saja terlihat beberapa tahun kemudian. Atau sang anak itu akan melakukan hal yang sama kepada anaknya kelak, apa yang telah orangtua lakukan kepadanya.
Ketika anak salah mungkin baiknya jika orangtua tidak langsung menjudge bahwa anak salah. Tetapi baiknya tanyakan terlebih dahulu mengapa ia berbuat kesalahan, dengarkan, lalu telaah. Jangan-jangan anak berbuat salah karena orangtua. Mengapa? ingat buah tak akan jatuh dari pohonnya. Apa yang pernah dilakukan orangtua bisa saja dilakukan sang anak walaupun sang anak tidak pernah mengetahui sebelumnya. Maka mungkin baiknya saat anak salah, jangan langsung menyalahkan sang anak tentang kesalahannya. Mungkin ada baiknya jika sang orangtua instrospeksi juga mengapa anak saya berbuat salah. Barulah kemudian dicari solusi. Memarahi sang anak apakah sebuah solusi? Yang ada dan terekam dalam otak sang anak adalah sebuah kemarahan. Bukan sebuah nasihat yang baik-baik. Apa yang terjadi dimasa lalu bukan hal yang tak mungkin terjadi juga dimasa mendatang. Begitupun apa yang dilakukan sang orangtua terhadap sang anak. Bisa saja terjadi terhadap cucu dan cicitnya kelak. Karena yang sang anak dapatkan dari orang tua adalah seperti itu. Kecuali jika ada hal lain yang mempengaruhi.
Ketika anak tak bercerita tentang sesuatu kepada orangtua. Lalu kemudian orangtua menyalahkan sang anak? Apakah seperti itu? Bukankah seharusnya sang orangtua bertanya terlebih dahulu kepada sang anak mengapa ia tidak ceritakan kepada orang tua? Karena pastinya sang anak memiliki alasan tersendiri mengapa ia tak bercerita kepada orang tua. Seseorang dapat bercerita biasanya karena orang itu nyaman. Maka bisa saja dalam hal ini sang anak merasa tak nyaman dengan orang tuanya sehingga ia menceritakan segala sesuatu kepada orang lain. Atau bisa juga ada alasan lain yang tak diketahui.

Semua orang berpotensi salah. Siapapun dia? Mau junior ataupun senior. Mau orangtua ataupun anak. Maka saat seseorang berbuat salah, janganlah langsung menjudge tentang kesalahan. Tetapi tanyakan mengapa ia berbuat salah. Saat seseorang berbuat sesuatu maka baiknya tanyakan mengapa ia berbuat demikian?

Kamis, 01 Oktober 2015

ketika rencana berubah

KETIKA RENCANA BERUBAH
270315
Setiap orang pastinya punya rencana. Hari ini mau ngapain atau kemana? Namun terkadang rencana tinggallah rencana. Ingat manusia hanya bisa berencana tetaplah yang menentukan segalanya adalah Allah SWT. Terkadang apa yang sudah kita rencana kan bisa saja batal atau pun gagal. Entah karena sebab apapun. Misal kita berencana untuk pergi atau menghadiri suatu event dan sudah kita siapkan dari jauh-jauh hari. Tetapi ternyata Allah SWT berkehendak lain pada hari H ternyata hujan atau pun event tersebut batal diselenggarakan pada hari itu yang pada akhirnya membuat rencana kita batal atau gatot alias gagal total.
Seringkali suatu sebab membuat rencana kita gagal. Mau pergi eh malah hujan ya sudah akhirnya tak jadi pergi. Begitu bukan? Ataupun ada sebab lainnya. Dan jika rencana awal gagal baiknya masih ada rencana lain atau cadangan yang bisa kita lakukan agar kita tak berdiam diri atau bingung mau ngapain saat rencana awal yang kita sudah rancang dari jauh hari ujung-ujungnya batal. Saya pernah mengalami hal tersebut. Sudah siap mau berangkat eh malah ada hal yang membuat saya tak jadi berangkat. Sempat stres saya. Kenapa gitu? Karena saya bingung mau ngapain hari itu. Ya sudah akhirnya saya putar otak mau ngapain hari itu agar waktu yang saya miliki tak sia-sia. Begitulah penting rasanya punya skala prioritas rencana yaitu rencana awal dan rencana cadangan jika rencana awal gagal.
Terkadang jika rencana gagal bisa saja mempengaruhi rencana yang lain. Contohnya direncanakan tahun ini kita lulus kuliah namun karena sebab tertentu akhirnya membuat rencana tersebut batal. Kita tak bisa lulus tahun ini namun kemungkinan lulus adalah tahun berikutnya. Yah yang mungkin awalnya jika lulus tahun ini kita sudah mempunyai rencana lain misal jika saya lulus tahun ini saya akan bekerja lalu menikah. Namun ternyata kita tak bisa lulus tahun ini. Maka rencana bekerja lalu menikah pun kemungkinan pula akan batal. Itulah yang saya maksud rencana satu bisa mempengaruhi rencana lain.
Namun jika seseorang itu produktif dengan rencana. Jika rencana awal yang dia miliki gagal maka dia tak akan bingung karena pasti masih banyak kegiatan lain yang bisa dia lakukan. Itulah mungkin pentingnya memiliki rencana entah rencana selama sehari, seminggu atau pun sebulan. Yah itulah yang sering saya lakukan. Saat jadwal bekerja saya selama sebulan sudah keluar maka saatnya saya menyusun rencana kegiatan saya selama sebulan dari rencana pertama hingga akhir. Mulai dari kerja, kuliah, baca, menulis hingga macam-macam olahraga sudah harus terjadwalkan. Supaya saat saya punya waktu libur atau pun waktu luang saya tak bingung mau digunakan untuk apa waktu yang saya punya itu. Walaupun belum tentu semua rencana yang telah saya susun akan selalu berjalan lancar sesuai kehendak saya. Ingat semua telah ditentukan oleh Allah SWT. Manusia hanya bisa berencana saja.
Saat rencana yang sudah kita atur berubah sedemikian rupa berpikirlah bahwa mungkin semua itu yang terbaik untuk kita yang telah Allah SWT berikan. Misal kita gagal lulus tahun ini. Mungkin itu yang terbaik menurut Allah SWT untuk kita. Namun terkadang manusia itu yang tak menyadarinya. Kenapa saya tak bisa lulus tahun ini? Bisa saja tahun ini belum saatnya kita untuk lulus dan jika dipaksakan pun mungkin tak akan baik. Baiknya berpikirlah dengan jernih, logika dan positif saat terjadi seperti itu. Yah contohnya saja rencana awal kuliah tiga semester akan lulus selama satu tahun. Namun rencana tersebut berubah menjadi kuliah tiga semester akan lulus selama dua tahun. Nah saat terjadi perubahan rencana seperti itu baiknya berpikirlah secara logika. Logika kah atau adakah kuliah normal tiga semester selama satu tahun? Ingat normal loh. Kenapa gitu? Jika mengambil kuliah dengan sistem semester pendek mungkin bisa saja hal itu terjadi yaitu tiga semester dalam satu tahun. Namun jika kuliah dengan semester normal yaitu satu semester adalah enam bulan. Maka saya rasa ada yang aneh jika kuliah tiga semester selama satu tahun. Yah pikir lagi secara logika lah. Jangan berburuk sangka atau pun menjudge yang tak baik hingga protes dan berpikiran macam-macam. Pikir lagi dengan logika atau pun cari tahu kebenarannya seperti apa? Adakah yang seperti itu? Kuliah tiga semester selama satu tahun???
Mungkin ada rasa kecewa saat rencana yang kita sudah siapkan ternyata batal atau gagal. Dan rasanya wajar saja dengan kekecewaan tersebut. Namun berpikirlah kembali secara jernih dan logika. Berpikirlah positif dan berprasangka baiklah sehingga insya Allah kekecewaan tersebut akan hilang. Berpikirlah ini yang terbaik untuk kita dari Allah SWT. Dan mungkin akan datang hal lain yang mungkin terbaik juga untuk kita yang belum kita ketahui. Itulah mungkin yang bisa dikatakan “hikmah” dibalik semua rencana awal kita yang ternyata batal atau gagal. Ingat segala sesuatu mungkin ada hikmahnya dibalik itu semua. Yang terkadang kita tak sadari adalah adanya hikmah besar dibalik semua peristiwa yang kita alami. Namun jika orang itu berpikir ulang maka ia mungkin akan menyadari adanya hikmah besar dibalik semua kejadian yang dialaminya. Yang mungkin awalnya membuat dia kecewa dan tak mengenakkan tentunya.

Jadi jika rencana kita gagal atau batal yang membuat rencana kita berubah maka jangan bingung, sedih atau pun kecewa. Yah wajar sih awalnya seperti itu. Namun ingat lagi masih banyak kegiatan lain yang bisa kita lakukan. Dan pasti semua itu ada hikmahnya. So, be positif thinking lah hehehe.