Sembuh dari Luka
2012Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu
pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang
diselenggarakan pada tanggal 20-26 Septemb
er 1993 di Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan
menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika
mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat
mengobati berbagai penyakit.Para dokter Polandia juga menyatakan dalam
konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak
penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan
berbagai penyakit lainnya.
Dr Jennifer Eddy dari fakultas kedokteran Universitas Wisconsin
menganjurkan untuk menggunakan madu lebah sebagai obat yang dioleskan
di tempat luka.Kasus tersebut menyebabkan Dr Jennifer Eddy memperoleh
dukungan dari Akedemi Amerika Untuk Dokter Keluarga di wilayah
Wisconsin untuk meneruskan kajiannya khusus pengobatan melalui madu
lebah.
Berikut adalah keistimewaan madu dalam mengobati luka:
1.Madu mampu mengurangi terjadinya peradangan ditandai dengan
berkurangnya nyeri dan bengkak dan luka mengering hal ini disebabkan
karena madu memiliki osmolaritas yang tinggi (kadar air kurang dari 17%)
sehingga mampu menyerap cairan luka dan memperbaiki sirkulasi dan
pertukaran udara disekitar luka
2.Madu memiliki efek membersihkan terbukti dengan terangkatnya jaringan mati pada balutan yang oleskan madu.
3.Madu memiliki efek anti bakteri dan anti oksidan sehingga mampu
menghambat efek radikal bebas, akan mengurangi kerusakan jaringan . Juga
terdapatnya zat lain yaitu hydrogen peroksida yang mampu membunuh
bakteri. Konsentrasi hydrogen peroksida yang terdapat pada madu hanya
mengandung 1mmol/l, yang berarti hanya 1/1000 dari cairan yang biasa
digunakan untuk membasmi kuman, namun efek yang dapat merusak jaringan
dari hydrogen peroksida dapt diatasi oleh sifat anti oksidan dari madu
dan enzim2 lain yang terkandung dalam madu
4.Merangsang sel darah putih sehingga mempercepat proses penyembuhan luka
5.Madu menciptakan lingkungan luka menjadi lembab (moist), lingkungan
lembab akan mendukung proses penyembuhan luka dan tumbuhnya jaringan
baru.
6.Sifat asam madu.Madu memiliki pH 3,2-4,5 cukup rendah untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang rata-rata berkembang pada pH
7,2-7,4
7.Madu dapat lebih cepat menstimulus pembuluh darah baru
8.Lebih murah dan dapat mudah diperoleh.
Cara Merawat Luka DM dengan Madu
Ada beberapa tips yang dapat dipakai saat merawat luka dengan terapi madu (Molan, 2001):
a. Gunakan jumlah madu sesuai dengan jumlah cairan atau eksudat yang keluar dari luka.
b. Frekuensi penggantian balutan tergantung pada cepatnya madu
terlarut dengan eksudat luka.Jika tidak ada cairan luka, balutan dapat
diganti dua kali seminggu supaya komponenantibakteri yang terkandung di
dalam madu dapat terserap ke dalam jaringan luka.
c. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, gunakan second dressing
yang bersifat absorbent. Jika madu digunakan langsung pada luka, madu
akan meleleh sehingga keluar area luka. Hal initidak akan efektif untuk
merangsang proses penyembuhan luka.
d. Gunakan balutan yang bersifat "oklusif", yaitu menutup semua
permukaan luka untukmencegah madu meleleh keluar dari area luka.
e. Pada cairan luka yang sedang, sebaiknya gunakan transparent film sebagai second dressing.
f. Pada abses (nanah) dan undermining (luka berkantong), perlu lebih
banyak madu untukmencapai jaringan di dalamnya. Dasar luka harus diisi
dengan madu sebelum ditutup dengan second dressing seperti kasa atau
dressing pad lainnya.
Dari pengalaman tersebut merawat luka diabetes, memang madu sangat
baik dalam mangobati luka namun ada hal yang harus diperhatikan yaitu
frekuensi penggantian balutan luka lebih sering ( bisa 1-2 hari sekali)
apalagi jika kondisi luka sangat kering (warna dasar luka kuning atau
bahkan hitam) diperlukan jumlah madu yang cukup banyak agar mampu
membuat lingkungan luka menjadi lembab, dan setelah jaringan yang mati
tersebut lunak maka harus dilakukan pengangkatan jaringan mati
(nekrotomi) yang harus dilakukan oleh perawat terlatih tuk menghindari
kesalahan yang fatal. Dan jika frekuensi penggantian balutan 1-2 hari
terasa sulit/merepotkan, maka bisa dikombinasikan dengan balutan luka
modern yang diharapkan tetap bisa menjaga kelembaban luka. Atau bisa
juga dikonsultasikan dengan perawat luka agar hasil perawatan luka
lebih maksimal.
Mengoleskan madu pada bagian kaki yang luka, merupakan alternatif
untuk menghindari terjadinya amputasi pada pasien diabetes. Hal
tersebut dibuktikan oleh seorang dokter dari Universitas Wisconsin, AS,
yang berhasil membantu pasien-pasiennya menghindari amputasi. Kini ia
berencana menyebarkan terapi madu tersebut.
Menurut Profesor Jennifer Eddy dari University School of Medicine
and Public Health, madu bisa membunuh bakteri karena sifat asamnya,
selain itu madu juga efektif menghindari sifat kebal bakteri akibat
penggunaan antibiotik. “Ini adalah hal yang penting dalam dunia
kesehatan,” katanya. Dalam terapi madu ini, bagian yang luka baru bisa
diolesi setelah kulit mati dibersihkan.
Terapi madu telah digunakan sebagai pengobatan alternatif di Eropa,
bahkan di Selandia Baru terapi ini dipakai untuk mengobati sulit tidur.
Profesor Eddy mulai tertarik untuk mencoba terapi madu setelah
mengetahui tradisi penggunaan madu dalam dunia pengobatan masa lampau.
Ia mulai melakukan uji coba sejak enam tahun lalu. “Saya mulai
mencoba terapi ini setelah segala pengobatan gagal. Sejak kami memakai
madu, penggunaan semua jenis antibiotik kami hentikan dan berhasil,”
katanya. Sampai saat ini penelitian tersebut masih berlanjut dan
diharapkan selesai pada tahun 2008 atau 2009.
B.Perawatan Luka DM dengan NaCl 0,9%
Sebagian rumah sakit lebih banyak menggunakan NaCl 0,9% dalam merawat
luka karena cairan tersebut aman di gunakan untuk merawat
luka.Pemilihan cairan NaCl 0,9% sebagai cairan yang digunakan untuk
perawatan luka terutama luka DM karena cairan NaCl 0,9% merupakan
cairan yang bersifat fisiologis,non toksik dan tidak mahal.NaCl dalam
setiap liternya mempunyai komposisi natrium klorida 0,9 gram dengan
osmolalitas 308 maOsm/1 setara dengan ion-ion Na+ 154 mEq/1 dan Cl 154
mEq/1,sehingga lebih aman digunakan untuk perawatan luka.
Menurut penelitian,pasien yang dilakukan perawatan luka DM dengan
menggunakan NaCl 0,9% lebih baik tingkat kesembuhannya dari pada pasien
yang menggunakan cairan lain.Hal tersebut dikarenakan sifat cairan
NaCl 0,9% yang merupakan cairan fisiologis yang lebih aman
digunakan.NaCl 0,9% merupakan larutan isotonis aman untuk tubuh,tidak
iritan,melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering,mejaga
kelembapan sekitar luka dan membantu luka menjalani proses penyembuhan
serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah. Namun, NaCl bukan
antiseptik sehinggatidak dapat membunuh bakteri yang mungkin akan
terdapat pada luka. Sehingga dalam penggunaannya biasanya pada luka
yang bersih.(Anonim, 2008).
Referensi
-Hamad,S.2007.Terapi Madu.Jakarta : Pustaka Iman. hal 30
-Kartini Monica.2009."Efek Penggunaan Madu Dalam Manajemen Luka"dalam jurnal kesehatan,vol.02,Januari:hal.17-19
-Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & Tim
Perawatan Luka dan Stoma Rumah Sakit Dharmais. 2004,Perawatan Luka,
Makalah Mandiri, Jakarta
-Mansjoer.Arif, dkk. Eds.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
-Walton,Robert L. 1990. Perawatan Luka dan Penderita Perlukaan Ganda, Alih bahasa. Sonny Samsudin, Cetakan I. Jakarta : EGC.