INCOMPATIBLE MAYOR
Duh ini kata-kata yang
lagi muter-muter di kepala. Ceritanya gini seorang bayi dengan berat
2500 gram lupa masa gestasinya berapa, biasalah setiap pasien baru
atau bayi baru di cek darah lengkap berupa hemoglobin, leukosit,
hematokrit, trombosit (h2tl) dan crp yaitu c reaktif protein yang
masih gue bingung juga ga tau arti crp itu apaan? Dampak, pengaruh
dll deh pokoknya. Yang gue tau crp (c reaktif protein) itu adalah
suatu protein yang dihasilkan oleh hati, terutama saat terjadi
infeksi atau inflamasi di dalam tubuh (wikipedia) yang intinya
mah kalo crp pada bayi tinggi maka si bayi itu INFEKSI udah itu aja.
Jadi kadang bingung juga ngejelasinnya crp itu apa, yaudah deh
cuap-cuap sebisanya, yang penting ga keliatan BODOH di hadapan
keluarga pasien, karena MALU ATUUUUH.
Next.........................
Setelah bayi itu di
periksa lab seperti di atas, di temukan hb (hemoglobin) rendah yaitu 8 (kalo ga salah, kalo
salah saia minta maaf lupa soalnya hehehe) ,
maka direncanakan tranfusilah bayi tersebut sebanyak (lupa hehehe). Namun setelah
di cek di PMI tempat pengambilan darah buat tranfusi ternyata di
temukan INCOMPATIBLE MAYOR, nah loooooh bingung siiiiih tapi harus
tetep cari tau biar ga keliatan BODOH kan malu kalo ditanya keluarga
pasien ga bisa jawab ketauan deh begonya hahahahaha. Karena saya
penasaran dengan incompatible mayor itu apa? Maka browsing lah, abis
mau tanya, tanya ke siapa? Lagian tempat biasa buat nanya ga ada
jawaban. Huft....... setelah browsing maka inilah hasilnya. Intinya
...............................
Jelas gak? Nih deh kalo
kurang jelas
Pasien hemoglobin
rendah --> thalasemia --> Uji cocok serasi :
1. Compatible mayor,
minor -- > Transfusi whole blood/Packed red cell/washed eritrosit
2. Incompatible mayor
/ minor --> Direct coombs test positif ---> Transfusi Packed
red cell/washed eritrosit
--> Direct
coombs negatif ---> cari donor sampai cocok --> Transfusi whole
blood/Packed red cell/washed eritrosit
Ngerti
gak? Kalo belom ngerti coba yang ini..............
Uji cocok serasi
Uji cocok serasi
adalah reaksi silang invitro antara darah pasien yang akan
ditransfusi dengan darah donornya yang akan ditransfusikan . Reaksi
ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah nantinya sel darah donor
yang akan ditransfusikan bisa hidup di dalam tubuh pasien dan untuk
mengetahui ada tidaknya antibodi komplit ( tipe IgM ) maupun antibody
incomplit ( tipe IgG ) dalam serum pasien ( mayor ) maupun dalam
serum donor yang melawan pasien ( minor ) sehingga akan memperberat
anemia, disamping adanya reaksi
hemolitik transfusi
yang bisa membahayakan pasien ( Pelatihan Analis Bank Darah, 1998 )
1. Metode Pemeriksaan
uji cocok serasi (cross matching) dengan Gel Test
- Terbentuk aglutinasi sel berupa garis merah pada permukaan gel atau aglutinasi menyebar di dalam gel dikatakan positif .
- Terbentuk garis yang kompak (padat) pada dasar microtube dikatakan negatif.
2. Prinsip uji cocok
serasi ( cross matching )
Uji cocok serasi yang
dijalankan adalah suatu test invitro yaitu mereaksikan darah pasien
dengan darah donor melalui proses yang dibagi menjadi 2 :
- Mayor cross matching ( uji cocok serasi mayor )
Mereaksikan serum
pasien terhadap sel donor, untuk mencari apakah ada antibodi
irregular yang melawan sel donor. ( Pelatihan Analis Bank Darah, 1998
)
- Minor cross matching ( uji cocok serasi minor )
Mereakasikan serum
donor terhadap sel pasien, untuk mencari apakah ada irregular
antibodi di dalam serum donor yang melawan sel pasien.
3. Tujuan Uji cocok
serasi adalah:
- Mencegah terjadinya reaksi hemolotik transfusi pada pasien yang ditransfusi.
- Supaya darah yang ditransfusikan itu benar-benar ada manfaatnya bagi kesembuhan pasien.
4. Interprestasi hasil
uji cocok serasi ada 2 yaitu:
- Hasil uji cocok serasi kompatibel artinya bahwa hasil tersebut cocok, atau tidak terdapat aglutinasi antara darah pasien dengan darah donor baik mayor maupun minor.
- Hasil uji cocok serasi inkompatibel artinya bahwa hasil tersebut tidak cocok atau terdapat aglutinasi baik mayor dan atau minor.
Darah yang dilakukan
uji cocock serasi juga harus sesuai dengan golongan ABO dan Rhesus
darah pasien dan semestinya harus diperiksa terlebih dahulu
sebelumnaya.( Pelatihan Analis Bank Darah, 1998 ).
Direct Coombs Test
Pemeriksaan ini untuk
mendeteksi antibodi atau komplemen yang menyelimuti sel darah merah
pasien secara invivo, misalnya pada kasus Auto Immune Hemolitik
Anemia (AIHA) Drug induced hemolitik, Hemolitik disease of the new
born (HDN), Allo immune reaksi karena reaksi transfusi ( Blaney Kathy
D, Howard Paula R. 2009 ).
- Metode pemeriksaan Gel test
- Prinsip kerja
Sel darah merah yang
diselimuti oleh antibodi ( globulin ) atau komplemen dengan
menggunakan gel test (yang mengandung gel dan coombs serum) untuk
mempercepat reaksi dan sebagai jembatan untuk merekasikan antibodi
maka akan terbentuk aglutinasi ( Blaney Kathy D, Howard Paula R. 2009
).
Macam-macam komponen
darah ( Banundari R. 2005 )
1. Whole Blood (
darah lengkap )
Whole Blood atau
darah lengkap adalah darah yang masih lengkap komponen-komponen
darahnya. Masa simpan 35 hari dengan CPD-A pada suhu 4±2˚C.
2. Packed Red Cell (
PRC )
Packed Red cel adalah
komponen sel darah merah yang masih ada lekositnya dan mempunayi
nilai hematokrit kurang lebih 80 %. Masa simpan sama dengan darah
asal (21 hari dengan ACD atau 35 dengan CPD-A hari pada suhu 4±2˚C.
3. Trombocyt
Concentrat ( TC )
Komponen trombosit
dalam buffer plasma 50 cc. Masa simpan 3 hari pada suhu 20-24˚C
dengan agregator
4. Fresh Frosen Plasma
Plasma segar beku
yaitu plasma segar yang dibekukan. Masa sim- pan 1 tahun pada suhu –
18 ˚C (beku)
5. Buffy Coat
Buffy coat adalah
lekosit dari WB. Masa simpan 24 jam pada suhu suhu 40-24˚C.
6. Liquid plasma/
plasma donor tunggal
Plasma yang sudah
dipisahkan dari WB. Masa simpan sama dengan darah asal (35 hari)suhu
4±2˚C.
7. Cryopresipitate
Merupakan A Hemofili
Faktor (AHF). Masa simpan 1 tahun pada suhu -18˚C.
8. Washed Eritrosit (
WE )
Merupakan sel darah
merah yang telah dicuci. Masa simpan 6 jam dari pembuatan.
Aglutinasi adalah
gumpalan dari partikel-partikel atau sel-sel antigen dimana pada
permukaan terdapat molekul antibodi yang membentuk jembatan-jembatan,
sehingga terjadi ikatan antara antigen antibody. (Blaney Kathy D,
Howard Paula R. 2009)
Hemoisis adalah
pecahnya sel darah merah dengan keluarnya hemoglobin dalam sel.
Masih
ga ngerti? Singkat deh saya jelasin walaupun sebenernya saya juga gak
ngerti?
Jadi
kalo ada pasien yang tranfusi kan biasanya harus bawa sample darah
dan form tranfusi juga tuh ke bank darah atau PMI nah sample tersebut
di sana di periksa lagi salah satu jenis pemeriksaannya adalah UJI
COCOK SERASI yang merupakan reaksi silang invitro yang dimaksudkan
untuk mengetahui apakah nantinya sel darah donor yang akan
ditransfusikan bisa hidup di dalam tubuh pasien (gue juga ga ngerti
sih, tapi kayanya mah kalo dari penjelasan itu dan kalo gak salah
juga tes tersebut buat mengetahui bisa atau gak si tubuh yang
menerima tranfusi menerima darah tersebut gitu deh dengan dilakukan
reaksi silang intiinya mah gitu kayanya #masihgayakinhahahaha). Nah
dari uji cocok serasi tersebut bisa menghasilkan dua macam yaitu
compatible mayor, minor dan incompatible mayor, minor. Kalo dari
penjelasan di atas kalo hasilnya itu compatible mayor, minor udah deh
langsung tranfusi yang dibutuhkan misal prc gitu. Tapi kalo hasilnya
incompatible mayor itu harus ada pemeriksaan selanjutnya yaitu Direct
Coombs Test yaitu Pemeriksaan ini untuk mendeteksi antibodi atau
komplemen yang menyelimuti sel darah merah pasien secara invivo,
(dari pada ribet intinya direct coombs tes semacam tes antibodi lagi
gitu) nah kalo dari hasil tes itu positif lanjut deh tinggal tranfusi
yang dibutuhkan, tapi kalo hasil tes direct coombs test negatif bisa
tranfusi tapi harus bener-bener cari donor yang cocok.
Jadi..................................
Kalo
ada yang mau tranfusi, sebelum dapet darah atau apa yang akan
ditranfusikan si sample darah itu di tes uji cocok serasi atau uji
reaksi silang intinya uji ada aglutinasi atau tidak, kalo tidak ada
aglutinasi atau compatible mayor, minor langsung deh tranfusi. Tapi
kalo ada aglutinasi atau incompatible mayor, minor selanjutnya ada
tes lagi yaitu direct coombs tes atau tes antibodi gitu kayanya. Gue
ngerti kenapa kalo aglutinasinya ga ada itu bisa langsung tranfusi
karena kalo si darah yang menerima itu punya aglutinasi yang ada
nanti saat tranfusi darah tersebut bisa membeku atau menggumpal
karena adanya aglutinasi tersebut (masa lagi tranfusi darahnya beku,
ga beku aja belum tentu bagus itu darah, gimana kalo beku?) itu sih
kesimpulan yang gue dapet dari mikir semaleman hahahahaha lebay.
Ceritanya
sampe disini aja y. Gue ga terusin tentang direct coombs tes karena
pada kasus ini si bayi tersebut malah disuruh pulang sama dokter
anaknya dan ga di tes selanjutnya. Jadi gue gak tau direct coombs
tesnya gimana kan gak di cek hehehehe.
Tapi
saat gue liat keluarga si bayi (kakak si bayi) mukanya koq kayaknya
anak thalasemia, gue jadi mikir apakah incompatible mayor mengarah ke
thalasemia? Tapi mungkin belum terdeteksi? Jadi mikir juga thalasemia
itu gejalanya gimana? Dan hal apa yang bisa membuat seorang dokter
memvonis atau menjudge bahwa seseorang terkena thalasemia? Kalo dari
pengertian kan thalasemia itu anemia hemolotik berarti anemia dimana
eritrosit atau sel darah merah pecah sehingga hb atau hemoglobin
keluar dari sel berarti di sel darah tersebut gak ada hemoglobinnya
wajar sih jadinya hb nya rendah, tapi ngomong-ngomong kemana itu
hemoglobin y? Hahahahaha. Nah untuk ngebedain si pasien hanya
mengalami anemia aja atau anemia hemolitik alias thalasemia itu gmn
y? Tapi maaf saya belum dapet jawabannya. Jadi sampe disini dulu y.
Nanti kalo saya udah tau jawabannya saya nulis lagi. Hehehehe.
Ngegantung deh jadinya. Maaf y kalo acak-acakan atau amburadul.
Hahahaha. Namanya juga gue yang nulis jadi suka-suka deh muter-muter
juga.
20 MARET 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar