19
DESEMBER 2017
Malam itu tepatnya pukul 19.10 tanggal 19
desember 2017 saya mendapat kabar bahwa paman saya Naslan Husin berpulang ke Rahmatullah
pukul 19.09. Memang sebelumnya diinfokan paman saya itu dirawat disebuah rumah
sakit di Jakarta. Saat itu saya belum sempat membesuknya karena kesibukan
pekerjaan. Hingga akhirnya kabar duka itu pun terbit
Sang
paman meninggal setelah 2 tahun kepergian nenek di tahun 2015. Sejak itu
kesehatannya mulai tidak stabil. Paman saya satu ini memang sangat dekat dengan
sang nenek. Kepergiannya pun hampir mirip dengan kepergian sang kakek dan
nenek. Kakek meninggal di bulan desember dan ia pun meninggal di bulan yang
sama dengan kakek. Nenek meninggal sekitar pukul 19.00 setelah adzan isya pada
bulan ramadhan saat itu, tak berbeda dengan sang paman yang meninggal pada
pukul 19.09 wib.
Soal
penyakit menurut analisa saya seperti ada yang janggal. Karena saat saya
membaca surat kematian yang diterbitkan oleh rumah sakit, penyebab kematian
yang dilingkari adalah penyakit menular. Saya ingat saat sang paman pertama
kali di rawat diagnosanya adalah gangguan fungsi hati. Sang paman mengatakan di
cek laboratorium lengkap hingga cek HIV juga. Saat itu saya tidak berpikir
macam-macam dan memang tidak mau. Intinya sekilas info yang saya dengar
penyakitnya adalah LIVER. Dimana liver merupakan sebutan sebuah penyakit untuk
orang awam dan untuk medisnya saya tak mau menyebutkan, cukup hanya saya saja
yang tahu.
Terlepas
dari hal tersebut, banyak kenangan saya dengan sang paman. Beliau adalah salah satu
motivasi saya dalam meraih kesuksesan setelah orangtua. Beliau yang mendukung
saya dalam pelajaran dan kuliah. Banyak chatting diskusi dengan beliau. Beliau yang
menanyakan tentang skripsi dan wisuda saya saat sedang kuliah S1.
Sayangnya
hingga saat ini saya belum bisa melanjutkan pendidikan saya ke jenjang
magister. Entah kapan?
Beliau
juga yang memotivasi saya untuk melanjutkan pendidikan namun tetap berkarir.
Satu
hal yang belum beliau ketahui hingga akhirnya menutup usia adalah bahwa saya
lulus CPNS. Padahal pengumumannya sudah lama namun saya belum memberitahukannya
karena saya tahu kondisi beliau saat itu.
Banyak
hal menjadi kenangan dan berkesan. Saya ingat benar saat saya sedang kuliah
diploma tiga keperawatan, beliaulah yang sibuk mencari buku-buku keperawatan
hingga akhirnya buku tersebut beli langsung ke penerbit. Saat saya sedang
kuliah sarjana keperawatan beliau juga yang banyak mendukung dan membantu saya
dalam penelitian melalui diskusi lewat chatting whatsapp.
Chat
terakhir dengannya dibulan september beliau mengatakan kondisi mulai membaik
dan chat terakhir bulan november sebulan sebelum kepergiannya. Saya pikir kondisinya
berangsur pulih. Karena beliau bisa membalas whatsapp maka saya pikir kondisinya
baik. Namun desember kondisinya berangsur menurun kritis hingga tak sadarkan
diri dan akhirnya meninggal pada 19 desember 2017 pukul 19.09.
Hingga
akhir hayat saya tidak melihat jasadnya karena sudah terbungkus rapi dengan
kain kafan dari rumah sakit.
Beliau
meninggalkan seorang istri dan dua orang anak laki-laki yang masih sekolah. Secara
materi pastinya masih membutuhkan biaya. Sebenarnya itu yang saya pikirkan. Namun
Allah SWT pasti memiliki rencana lain dan punya caranya sendiri. Saya yakin itu.
Foto-foto
diatas adalah foto yang saya ambil dari facebooknya setelah kepergiannya. Mungkin
dapat diartikan sendiri, beliau mengupload foto pemakaman.
Satu
hal yang saya kaget saat lebaran 2017 tiba-tiba saja sang paman mengirimkan
gambar diatas melalui whatsapp. Gambar yang seolah-olah menggambarkan isi hati
saya. Begitu perhatiannya sang paman ini kepada saya.
Satu-satunya
barang dari paman saya yang sangat berguna untuk saya adalah sebuah handphone
merk Samsung yang menurut saya cukup canggih. Beliau memberikannya karena
mengetahui saya suka menulis.