apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Minggu, 04 Januari 2015

absensi vs kehadiran

18desember2014
ABSENSI VS KEHADIRAN

Huft sebenernya lagi ga ada ide sih buat nulis malam ini. Tapi karena belom bisa tidur dan bingung juga mau ngapain jadi yaudah deh mending coba buat nulis kali ajah abis nulis saya bisa tidur karena lelah hehehe.
Yah tulisan kali ini agak agak gimana gitu? Kenapa? Karena saya ambil judul tentang ini yah karena memang kenyataan seperti itu yang terjadi dan saya alami hehehe ribet yah bahasanya. Maaf kalo judulnya agak nyindir atau gimana gitu?
Yah masih inget kalo tahun ini saya kuliah lagi ambil s1 keperawatan program non reguler yang kuliahnya weekend yaitu sabtu dan minggu full seharian. Yah sesuai dengan judul saya diatas setiap kuliah paling mahasiswa yang hadir hanya beberapa dari kurang lebih 30 mahasiswa kalo saya gak salah hitung. Hitung? Yah karena nama-nama yang ada di absensi belum tentu sesuai dengan yang sering atau pernah sesekali hadir dalam perkuliahan.
Pernah suatu hari lebih tepatnya sih belum lama ini tepatnya hari sabtu tepat tanggal 6 desember 2014 kalo gak salah hehehe karena saat itu saya aff malam yah habis dinas malam langsung cuz kuliah yang saya pikir saya akan telat tapi ternyata nihil. Nihil? Yah nihil. Maksudnya yah ternyata saat saya sampai kampus yang ada baru hanya saya dan seorang teman cewe yang memang sudah sedari tadi dia di kampus dan tak lama seorang teman cowo datang. Seingat saya, saya tiba di kampus kurang lebih jam 9an. Namun ternyata dosennya telah ada sejak jam 8. Waw....... akhirnya dari pada menunggu yang lain yang belum jelas akan datang kuliah atau tidak, akhirnya kami pun mulai perkuliahan dengan orang seadanya saat itu yah memang sih beberapa menit atau jam kemudian datanglah satu per satu teman kami. Hehehe. Begitu lah yang terjadi. Sebenernya bukan hanya saat itu saja.
Karena pernah juga sebelumnya saat mata kuliah agama budha (yah di kampus ku ini semua agama masuk dalam mata kuliah) karena dosennya belum tiba di kampus saat jam yang telah ditentukan maka kami para mahasiswa akhirnya bubar semua hingga mungkin hanya ada satu orang yang masih ada di kampus itu pun bukan di kelas dan hal ini pun membuat institusi khususnya koordinator kami agak gimana gitu? Hehehe. Ngerti lah......
Tapi akhirnya masalah itu pun selesai saat itu juga. Hehehe........ karena saya pun ikut bubar jalan saat itu karena tak ada mahasiswa lagi dan kalo pun saya tetap bertahan saat itu masa saya perempuan sendiri yang kuliah yang lain lelaki semua. Hehehe makanya ikutan kabur.
Next nya tepat hari sabtu lagi tanggal 13 desember 2014 pun kejadiannya sama seperti sabtu sebelumnya. Yah dosen sudah ada sejak jam 8 kalo gak salah. Dan memang posisi saya saat itu masih di rumah namun siap-siap mau berangkat. Karena saya gak mau sabtu sebelumnya terulang dan jujur saya sempet kecewa dengan itu semua entah lah saya mesti marah kepada siapa, ya sudah akhirnya saya pun agak males-malesan untuk berangkat kuliah hari itu walau pada akhirnya saya pun kuliah dan tiba di kampus kurang lebih jam 9an kalo gak salah dan saya orang ke lima yang hadir saat itu, yah perkuliahan saat itu hanya ada 5 mahasiswa dengan saya. Walaupun selanjutnya satu persatu teman datang hingga 9 mahasiswa kalo tidak salah.
Yah karena saya masih kesal dan mungkin juga kecewa dan bahkan sangat kecewa karena seseorang (cowo) ada yang bilang (dengan nada kesal mungkin) “kalo mau dateng, dateng ajah” itu kata-kata yang saya tangkap dari seseorang yang menyampaikan kepada saya. Padahal posisi saya saat bertanya tersebut tidak sedang santai di rumah atau di tempat lain, karena saat itu saya sedang perjalanan menuju kampus. Karena rasanya gak mungkin dosen mau mengajar jika mahasiswanya baru satu orang makanya saya menanyakan kepada teman siapa saja yang sudah ada di kampus karena saya gak mau kecewa lagi seperti sabtu sebelumnya.
Karena masih kesal maka saya pun berkonsultasi dengan seseorang yang tak lain adalah paman saya sendiri. Kenapa dia? Karena dia mengajar mahasiswa s2 yang mayoritas pastinya sudah bekerja bahkan mungkin sudah berkeluarga dan punya kesibukan masing-masing di luar kampus. Yah intinya jawaban hasil konsultasi saya dengan paman saya adalah jika dia dihadapkan pada mahasiswa yang tidak lengkap maka dia akan tetap mengajar dan memberi apresiasi pada mereka yang hadir serta akan mencoret bagi mereka yang tidak hadir karena untuk s1 kehadiran itu penting.
Yah semoga rasa kesal saya tentang ini semua bisa tersolusikan karena ada dosen yang rasanya mengabsen sendiri mahasiswa yang hadir dalam perkuliahannya. Saya rasa itu lebih baik. Jadi semangat lagi buat kuliah hehehe. Karena buat saya pribadi kehadiran dan kerajinan itu lebih utama mungkin dibanding kepintaran. Karena percuma pintar jika malas hehehe. Yah saya bisa berpendapat seperti ini karena saya mengalaminya sendiri saat pembuatan KTI saat d3 keperawatan 3 tahun yang lalu (yaaah gak kerasa saya lulus d3 keperawatan sudah 3 tahun). Karena saat sidang KTI dosen berkata kepada saya saat pengumuman kelulusan “NUUR FARIDA, RAJIN, LULUS” itu yang saya ingat. Bukan geer atau gimana????? Kata-kata itu membuat motivasi tersendiri untuk saya dalam melakukan hal yang seharusnya mungkin saya lakukan. Yah RAJIN mungkin kunci segalanya. Biarlah hasil akhirnya kita mungkin tidak akan tau seperti apa????? Yang penting prosesnya RAJIN karena buat saya itu suatu pengorbanan.
Kembali mengenai absensi vs kehadiran. Mungkin masih ada bertanya tentang judul ini. Yah absensi vs kehadiran, kenapa? Karena tandatangan di ABSENSI belum tentu ada KEHADIRANnya. Ngerti lah maksud saya seperti apa? Tidak usah terlalu frontal walaupun mungkin ini sudah frontal hehehe. Mohon maaf lagi sebelumnya tentang tulisan ini.
Yah walaupun saya tau penyebab itu semua. Yah penyebab ketidakhadiran. Tapi mahasiswa tetaplah seorang mahasiswa. Mau di luar itu dia seorang apapun tetapi saat di kampus dan semenjak dia mendaftarkan diri untuk kuliah maka saat itulah dia menjadi mahasiswa yang pastinya dengan segala resiko yang mungkin akan harus dia jalani dan seharusnya lagi resiko tersebut sudah harus di pikirkan. Jadi menurut saya sebenernya tak ada alasan ini itu karena seharusnya mahasiswa tersebut sudah mengetahui konsekuensinya. Banyak contoh kasus yang mungkin bisa jabarkan tapi itu tak ingin saya tulis. Jadi mungkin cukup sampai disini saja tulisan saya mengenai hal ini. Hehehe (gak ada ide koq bisa jadi banyak gini yah hehehe).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar