NENEK ITU
230115
Entah siapa nenek itu saya pun tak
tau. Saya bertemu dengannya dalam angkot menuju pulang setelah renang sore ini
hehehe. Tiba-tiba saja dia bertanya kepada saya tinggal dimana dan bla bla bla
mulailah pembicaraan yang menurut saya cukup tidak singkat dan tidak juga
panjang kali lebar hehehe. Tanpa saya sadari ternyata saat si nenek bertanya
dan mengobrol dengan saya penumpang dalam angkot itu hanya ada saya dan nenek
itu. Si nenek itu bertanya tentang saya kerja atau kuliah dan tentang jodoh.
Glek saja kenapa tiba-tiba si nenek bertanya soal itu seperti bisa membaca
pikiran saya saat itu rasanya.
Karena jujur sebelum si nenek
memulai pembicaraan dengan saya, saat itu saya memang sedang memikirkan soal
jodoh hehehe. Yah ga tau kenapa kepikiran ajah soal itu. Mengingat usia saya
yang entah muda atau tidak menginjak 23 tahun pada tahun 2015 ini. Mungkin
tahun-tahun sebelumnya saya tak terlalu risau memikirkan hal itu karena memang
baru menginjak usia 20an. Apa yang membuat saya risau? Yah tau sendirilah usia
produktif wanita dan jujur saya agak mengkhawatirkan soal itu yah walaupun
banyak teman di atas saya yang belum memiliki jodoh mungkin tapi setidaknya
mereka sedang dekat dengan seorang lelaki entah dianggap apa lelaki itu yang
pasti intinya sedang dekat, dan berbeda dengan saya. Semenjak lulus kuliah dan
kerja, jujur saya tak pernah dekat lagi dengan laki-laki manapun. Jujur ini
juga salah satu alasan saya melanjutkan kuliah s1 saya yah hitung-hitung
ikhtiar tentang jodoh disamping alasan utama adalah ilmu dan bisa melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Dari obrolan saya dengan nenek itu
yang bisa saya tangkap karena didalam angkot itu bising oleh suara musik maka
saya menyimpulkan dari pengakuan si nenek dia mengaku tinggal di cipondoh tapi
asli serpong dan dia sehabis pulang dari rumah saudara, dia memperlihatkan
kepada uang ongkos 500 rupiah sebanyak 4 keping maka saya pun mengerti
maksudnya tanpa di bilang terus terang langsung saja saya memberinya selembar
uang kertas yang saya rasa cukup untuk ongkosnya sampai di cipondoh. Saya pikir
nenek itu di cipondoh tinggal dengan anaknya namun menurut pengakuannya dia
tinggal dengan saudara. Itulah yang saya tangkap. Lalu kemana anaknya? Saya
tidak menanyakan hal itu khawatir akan membuat sedih si nenek itu. Yang pasti
melihat nenek itu saya jadi teringat dengan nenek saya sendiri. Saya pikir
hanya nenek saya saja yang masih pengen kemana-mana sendiri dan ternyata
mungkin memang sifat nenek-nenek seperti itu tapi entahlah. Itulah yang membuat
saya juga tak ragu memberi selembar uang. Entah mau bohong atau tidak tak ada
urusan dengan saya. Karena pikir lagi jika si nenek bohong untuk apa dia bohong
kalo hanya untuk dikasihani orang lain. Tapi entahlah itu hanya pendapat saya
saja.
Dan sebelum turun dari angkot si
nenek tadi mendoakan saya tentang kerja, kuliah dan jodoh semoga lancar, yah
doa yang baik saya aminkan saja semoga diijabah oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar