apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Kamis, 12 Februari 2015

NENEK



NENEK ITU



230115
Entah siapa nenek itu saya pun tak tau. Saya bertemu dengannya dalam angkot menuju pulang setelah renang sore ini hehehe. Tiba-tiba saja dia bertanya kepada saya tinggal dimana dan bla bla bla mulailah pembicaraan yang menurut saya cukup tidak singkat dan tidak juga panjang kali lebar hehehe. Tanpa saya sadari ternyata saat si nenek bertanya dan mengobrol dengan saya penumpang dalam angkot itu hanya ada saya dan nenek itu. Si nenek itu bertanya tentang saya kerja atau kuliah dan tentang jodoh. Glek saja kenapa tiba-tiba si nenek bertanya soal itu seperti bisa membaca pikiran saya saat itu rasanya.

Karena jujur sebelum si nenek memulai pembicaraan dengan saya, saat itu saya memang sedang memikirkan soal jodoh hehehe. Yah ga tau kenapa kepikiran ajah soal itu. Mengingat usia saya yang entah muda atau tidak menginjak 23 tahun pada tahun 2015 ini. Mungkin tahun-tahun sebelumnya saya tak terlalu risau memikirkan hal itu karena memang baru menginjak usia 20an. Apa yang membuat saya risau? Yah tau sendirilah usia produktif wanita dan jujur saya agak mengkhawatirkan soal itu yah walaupun banyak teman di atas saya yang belum memiliki jodoh mungkin tapi setidaknya mereka sedang dekat dengan seorang lelaki entah dianggap apa lelaki itu yang pasti intinya sedang dekat, dan berbeda dengan saya. Semenjak lulus kuliah dan kerja, jujur saya tak pernah dekat lagi dengan laki-laki manapun. Jujur ini juga salah satu alasan saya melanjutkan kuliah s1 saya yah hitung-hitung ikhtiar tentang jodoh disamping alasan utama adalah ilmu dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dari obrolan saya dengan nenek itu yang bisa saya tangkap karena didalam angkot itu bising oleh suara musik maka saya menyimpulkan dari pengakuan si nenek dia mengaku tinggal di cipondoh tapi asli serpong dan dia sehabis pulang dari rumah saudara, dia memperlihatkan kepada uang ongkos 500 rupiah sebanyak 4 keping maka saya pun mengerti maksudnya tanpa di bilang terus terang langsung saja saya memberinya selembar uang kertas yang saya rasa cukup untuk ongkosnya sampai di cipondoh. Saya pikir nenek itu di cipondoh tinggal dengan anaknya namun menurut pengakuannya dia tinggal dengan saudara. Itulah yang saya tangkap. Lalu kemana anaknya? Saya tidak menanyakan hal itu khawatir akan membuat sedih si nenek itu. Yang pasti melihat nenek itu saya jadi teringat dengan nenek saya sendiri. Saya pikir hanya nenek saya saja yang masih pengen kemana-mana sendiri dan ternyata mungkin memang sifat nenek-nenek seperti itu tapi entahlah. Itulah yang membuat saya juga tak ragu memberi selembar uang. Entah mau bohong atau tidak tak ada urusan dengan saya. Karena pikir lagi jika si nenek bohong untuk apa dia bohong kalo hanya untuk dikasihani orang lain. Tapi entahlah itu hanya pendapat saya saja.
Dan sebelum turun dari angkot si nenek tadi mendoakan saya tentang kerja, kuliah dan jodoh semoga lancar, yah doa yang baik saya aminkan saja semoga diijabah oleh Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar