apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Selasa, 10 Juni 2014

ASI

ASI

okeh saya akan menulis mengenai ASI kembali yang sebelumnya telah saya tulis. Namun kali ini saya menulis tentang ASI dari buku yang berbeda dengan sebelumnya. Isinya memang hampir sama. Dan inilah bukunya

Sibagariang, eva ellya. Pusmaika, rangga. Rismalinda. 2010.Kesehatan Reproduksi Wanita. Trans Info Media. Jakarta.
Ibu dengan hepatitis B aktif tidak dianjurkan untuk menyusui bayinya dan bayi tersebut harus diberi hepatitis B imunoglobulin. (inget loh hepatitis B aktif dan ini sama dengan tulisan saya sebelumnya mengenai ASI). Ibu yang terinfeksi CMV dapat menularkannya melalui ASI maka untuk mencegah penularan laktasi dihentikan.(kemungkinan asi mengandung virus tersebut memang ada namun ASI CMV tersebut mengandung zat antibodi yang melindungi infeksi CMV, maka dari tulisan saya sebelumnya mengenai ASI, ibu dengan CMV tetap dianjurkan menyusui bayinya).
ibu yang menderita pre eklampsia atau eklampsia dan mendapat pengobatan diuretik, antihipertensi, dan sedativa sebaiknya bayi jangan diberi ASI namun jika pengobatan tersebut dihentikan ibu dianjurkan menyusui bayinya. Ibu penderita TBC boleh menyusui bayinya. Namun jika TBC payudara tidak dianjurkan menyusui bayinya (ini sesuai dengan tulisan ASI sebelumnya).
Ibu berpenyakit seperti lepra, diare, diabetes melitus, dan hypertyroidisme boleh menyusui bayinya. Tetap dengan syarat pengobatan ibu terlebih dahulu. (ditulisan sebelumnya tentang ASI terdapat bahwa ibu yang menderita sakit tetap menyusui bayinya).


Sekian tulisan ASI yang kedua. Lebih sedikit bukan? Dan inti dari kedua tulisan tersebut rasanya sudah bisa dipastikan bahkan sudah bisa disimpulkan. Kesimpulannya tak jauh dari tulisan ASI sebelumnya bahwa ASI TETAPLAH YANG TERBAIK.

31MEI2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar