10 desember 2014
TARGET
Target.... yah target.... ada yang
pernah bilang ke gue hidup itu harus punya target, kalo gak ya mending ga usah
hidup..... kalo dipikir-pikir bener juga sih itu kata-kata..... yah kalo kita
ga punya target kita ga tau besok mau ngapain ajah????? Jadwal kegiatan hari
ini apa????? Dan rasanya mungkin hidup akan monoton kalo kita ga punya
target......
Yaaah 2014 udah mau berakhir.......
lalu apa targetmu selanjutnya????? 2015????? Keinginan untuk ini itu sih
ada...... terutama 2015 target gue adalah lulus sarjana dulu kali yaaah. Bukan
berarti target lain gak ada. Gue pengen kursus bahasa inggris, gue juga pengen
kursus renang, pengen juga lanjut pendidikan sampai minimal S2, pengen punya rumah pribadi dan pengen
juga punya rumah perawatan hahaha. Rumah perawatan apaan tuh? Gue juga ga tau. Yah
tiba-tiba kepikiran ajah kaya gitu mungkin karena profesi gue juga. Sempat mikir
kalo bidan kan biasanya punya rumah bersalin atau praktek bidan, dokter mungkin
akan punya rumah sakit. Dan tiba-tiba terbersit dipikiran gue tentang rumah
perawatan yang gue sendiri belum tau seperti apa konsep rumah perawatan itu
yang pasti yang ada dipikiran gue rumah perawatan itu lebih umum karena bukan
hanya untuk orang sakit tapi juga untuk yang sehat dan mungkin juga bisa saja
bukan untuk manusia tapi bisa juga untuk yang lainnya. Ingat loh perawatan
berasal dari kata rawat yang gue pikir setiap benda atau apalah itu butuh
perawatan hehehe itu baru yang ada dipikiran gue dan gue sendiri pun belum tau
seperti apa? sudah ada atau tidaknya tentang rumah perawatan itu gue juga ga
tau hehehe.
Gue ga tau kapan semua itu akan terealisasi. Yang pasti target 2015 adalah lulus sarjana dulu. Selanjutnya 2016 mungkin bisa lanjut pendidikan, nah sambil nunggu 2016 lanjut pendidikan mungkin gue akan ambil kursus. Karena bosan rasanya hanya rumah, tempat kerja, tempat latihan dan kolam renang, maka dari itu tahun 2014 gue memutuskan untuk kuliah lagi walaupun terkesan nekat. Yah nekat, kenapa nekat? Nekat soal waktu, biaya dan ijin juga sih tapi selama orangtua mendukung gue akan merasa aman dengan semua itu. Toh kalo ada apa-apa sama gue, gue akan ke orangtua bukan ke teman ataupun bos gue di tempat kerja. Walaupun kadang gue keteteran sendiri dengan jadwal setiap bulan yang kadang suka bentrok antara kerja dan kuliah yah tapi itulah resiko yang gua jalani yang penting pinter bagi waktunya ajah dan berani juga ambil resiko. Yah target atau rencana di atas baru lah hanya keinginan gue semata yang belum tentu kapan terealisasinya. Tapi setidak-tidaknya gue punya rencana atau target mau ngapain tahun nanti? Supaya gue juga tau hidup gue mau dibawa kemana atau mau ngapain ajah.
Gue ga tau kapan semua itu akan terealisasi. Yang pasti target 2015 adalah lulus sarjana dulu. Selanjutnya 2016 mungkin bisa lanjut pendidikan, nah sambil nunggu 2016 lanjut pendidikan mungkin gue akan ambil kursus. Karena bosan rasanya hanya rumah, tempat kerja, tempat latihan dan kolam renang, maka dari itu tahun 2014 gue memutuskan untuk kuliah lagi walaupun terkesan nekat. Yah nekat, kenapa nekat? Nekat soal waktu, biaya dan ijin juga sih tapi selama orangtua mendukung gue akan merasa aman dengan semua itu. Toh kalo ada apa-apa sama gue, gue akan ke orangtua bukan ke teman ataupun bos gue di tempat kerja. Walaupun kadang gue keteteran sendiri dengan jadwal setiap bulan yang kadang suka bentrok antara kerja dan kuliah yah tapi itulah resiko yang gua jalani yang penting pinter bagi waktunya ajah dan berani juga ambil resiko. Yah target atau rencana di atas baru lah hanya keinginan gue semata yang belum tentu kapan terealisasinya. Tapi setidak-tidaknya gue punya rencana atau target mau ngapain tahun nanti? Supaya gue juga tau hidup gue mau dibawa kemana atau mau ngapain ajah.
Mungkin ada hal yang kurang dari
semua rencana gue itu. Kalo ada yang cermat dan teliti pasti tau apa hal yang
kurang itu? MARRY? Yah menikah? Mengingat umur gue sekarang yang memang baru 22
tahun sih tapi hidup dan waktu kan terus berjalan, sekarang mungkin dianggap
gue masih muda atau bahkan terlalu muda mungkin untuk memikirkan hal itu. Tapi
nanti? Apakah anggapan MUDA tersebut masih berlaku?????
Mungkin rencana diatas bisa gue
target kan. Tapi tidak dengan rencana MENIKAH. Jujur gue ga bisa target kan
tentang rencana menikah itu. Kenapa? Kalo target yang gue sebut di atas bisa
gue lakukan sendiri tanpa partner. Beda halnya dengan menikah, menikah kan
tidak sendiri, harus ada partner atau pasangan kan? Itu lah yang tidak bisa gue
target kan, tidak bisa gue jawab atau perkirakan.
Pengennya sih kaya gitu, tapi apa
daya kalo emang belom ada. Kan jodoh itu bukan siapa cepat dia dapat, tapi
jodoh adalah bila Allah dah tetapkan akan pasti dapat. Jadi sambil
menunggu lebih baik seperti ini kata AHMAD RIFAI RIFAN jika memang target nikahmu masih
lama, maka fokus saja dulu memperjuangkan mimpi-mimpi lain yang ingin seger
diraih. Jangan malah menghabiskan masa muda untuk hal yang tak penting.
Hebatkan masa muda dengan aktivitas yang produktif. Insya Allah dengan itu
kelak Allah akan mempertemukanmu dengan sebaik-baik pendamping hidup di waktu
yang tepat. Amiiiiin. Sebenernya sih bukan target nikah yang masih
lama, tapi lebih tepatnya belum ada partner.
Dan juga bukan menunda namun
partner yang memang belum ada. Dan mungkin juga saya menunggu yang seperti ini
hehehe. Sesuatu rasanya jika ada seorang laki-laki yang sesuai untuk saya
datang ke rumah dan langsung mengkhitbah. Nilai plus plus deh keren dan gentle
bingiiiitzzzzz.
Jadi BUKAN TARGET NIKAH YANG MASIH
LAMA ATAUPUN MENUNDA MENIKAH namun memang karena belum ada partner untuk
menjalankan ibadah itu. jika dalam islam menikah itu sebagai ibadah maka itu
dianjurkan bahkan jika tidak melakukannya dianggap bukan umat NABI MUHAMMAD SAW
ada hadits nya kan? hehehe, akan berbeda jika ini dibaca oleh non muslim. Mohon
maaf sebelumnya. Mungkin jika menikah bukanlah suatu kewajiban seorang muslim
atau muslimah mungkin juga saya tidak akan memikirkannya.
Jujur ada ketakutan dalam diri saya
tentang hal ini. Yah tentang menikah. Bisakah saya menjadi seorang istri dengan
tugas dan kewajibannya? Bisakah saya menjadi seorang ibu dengan tugas dan
kewajibannya? Bisakah saya melakukan itu semua? Bisakah saya? Bisakah saya?
Akh.... pertanyaan ini yang selalu membuat saya agak parno sebenernya. Ditambah
terkadang saya mendengar atau melihat teman-teman yang sudah menikah dan mereka
hanya fokus di rumah dan mengurus rumah tangga serta melepas semua kegiatan
yang sebelum menikah ia lakukan. Jujur saya ga mau seperti itu. Saya tau tugas
istri adalah memang seperti itu dan harus taat serta patuh terhadap suami.
Namun menurut saya sang suami pun harusnya tak egois dengan melarang sang istri
untuk tidak melakukan ini itu semua kegiatan yang biasa sang istri lakukan
sebelum bersama sang suami. Saya tidak ingin seperti itu. Kenapa? Karena sang suami tidak selalu berada
di atas. Apa maksudnya? Jika sang suami melarang sang istri untuk bekerja
dengan alasan apapun dan sewaktu-waktu sang suami mengalami PHK atau pemecatan
atau apalah yang membuat si suami katakanlah bangkrut sedangkan sang istri
tidak bekerja dan tidak menerima gaji lalu mau dapat dari mana pemasukan atau
pendapatan suami istri itu. Yah saya tau rejeki memang tidak akan kemana dan tidak
akan tertukar. Namun tidak akan dapat juga jika tak kemana-kemana (tidak
berusaha maksudnya). Maaf kalo pendapat saya ini mungkin tidak sependapat atau
seprinsip dengan yang membaca tulisan ini. Atau mungkin pendapat saya ini
kurang jelas. Bisa konfirmasi langsung ke saya.
Teringat omongan ibu kepada saya
entah kapan. Yang saya ingat adalah “kalo bisa rumah tangga itu jangan nyampur
dengan orang tua atau pun mertua dan kalo bisa minta tetap di perbolehkan
bekerja dengan alasan saya punya skill kecuali jika saya tidak bisa apa-apa”.
Itu pula yang ibu ajukan kepada bapak sebelum menikah dan hingga kini semua itu
berjalan lancar alhamdulilah. Dan saya pun menginginkan seperti itu ketika saya
telah menikah, saya masih ingin tetap diijinkan melakukan semua kegiatan saya
sewaktu saya single dengan prinsip BEBAS TAPI TERBATAS. Yah itu mungkin sudah
lebih dari cukup buat saya. Maksudnya apa? Misalnya setelah menikah tetap
diijinkan untuk bekerja atau kegiatan lain, namun setelah selesai itu semua
langsung pulang jika di rumah sudah ada yang menanti hehehe. Dan itu menurut
saya rasanya harus ada komitmen diantara kedua pasangan itu. Mungkin bisa
dibuat perjanjian hehehe.
saya jadi teringat cita-cita
sewaktu SMA dulu. Namun hal ini hanya saya yang tau. Sempat terbersit dalam
pikiran untuk 3K yaitu kuliah, kerja, kawin. Terbersit karena mendengar cerita
dan membaca buku tentang kisah orang-orang yang berhasil dengan melakukan tiga
hal itu. Sesuatu rasanya. Namun hal itu tidak terwujud sampai sekarang. Kenapa?
Yah itu dia partner yang belum ada. Mungkin bosan dengan alasan seperti ini
yang dari tadi saya sebutkan. Tapi memang alasannya adalah itu PARTNER &
PARTNER. Ga akan jadi pernikahan kan kalo tidak berpasangan atau pun tidak ada
partner? Ga mungkin kan orang menikah sendirian tanpa pendamping disisinya.
Jadi jangan cuma bisanya nanya
WHEN? WHEN? Dan WHEN? Kalo si penanya juga belum nikah atau si penanya sudah
nikah tapi ga kasih solusi juga wkwkwk (dicariin gitu hahaha). Koplak........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar