RUMAH
Rumah
yang merupakan sebuah bangunan beratap untuk berteduh, menghindari panas
matahari dan dinginnya air hujan, tempat untuk beristirahat, tempat singgah
juga. Yang pasti semua orang membutuhkan tempat ini. Walaupun pada kenyataannya
tak semua orang memilikinya. Namun ada hal yang menurut saya harus diperhatikan
jika memiliki sebuah rumah. Satu hal yang menurut saya penting yaitu jangan
sampai rumah yang kita tempati mengganggu orang lain atau bahkan mengambil hak
orang lain. Dalam arti, saat membeli atau membuat rumah perhatikan apakah rumah
yang kita bangun tersebut melebihi batas tanah sehingga mengambil lahan tanah
orang lain atau pun lahan umum. Walaupun yang diambil mungkin hanya beberapa
centimeter saja. Tetap itu bukanlah hak kita. Selain surat-surat resmi yang
legal, hal itu pun saya rasa perlu untuk diperhatikan. Yang kedua dalam membuat
atap rumah atau pun tempat penampungan air hujan, perhatikan kemana jatuhnya
air hujan tersebut. Kalau bisa jatuhnya air hujan dari atap rumah masih dalam
lahan tanah yang kita miliki. Sehingga jika turun hujan maka air hujan yang
jatuh dari atap rumah tidak turun ke jalan atau pun ke lahan lain, karena
khawatir mengganggu orang lain yang lewat di sekitar rumah kita. Yaitu khawatir
terciprat air tersebut.
Mengingat
belum lama ini orang tua merenovasi sebagian rumah yaitu menambah satu ruang
untuk kamar dan juga menambah atap dengan fiber hingga sampai batas pagar
rumah. Ada yang menjadi perhatian saya dalam hal ini, yaitu tentang atap fiber
tersebut. Saat sudah selesai pemasangannya. Maka saya perhatikan atap tersebut
dan berpikir “jika hujan kemana air akan jatuh? Ke jalankah? Atau ke saluran
air di depan pagar?”. Akhirnya saya tanyakan hal itu kepada ayah saya, dan
dijawab “gak ke jalan koq, jatuhnya ke selokan. Bapak juga ngerti hukumnya”.
Saya tak meneruskan karena sudah dijawab “ngerti hukumnya”. Yah kalau
memang mengerti hukum, maka baiknya mengaplikasikan hukum tersebut.
Jangan hanya mengerti saja tetapi tak dipakai. Seperti halnya mengerti bahwa
shalat itu wajib, tetapi tak pernah shalat. Lebih baik tak mengerti sama
sekali.
Akhirnya
setelah atap itu dicoba air, ternyata jatuhnya air tersebut bukanlah ke selokan
depan pagar namun ke jalan umum. Sudah tahu seperti itu, maka dipotonglah atap
fiber tersebut beberapa centimeter. Agar saat hujan turun airnya tidak jatuh ke
jalan umum, namun ke selokan tersebut. Kebetulan beberapa hari setelah
pemotongan atap fiber tersebut, hujan pun turun. Langsung saja saya
memperhatikan kemana air jatuh dari atap fiber tersebut, dan benar jatuhnya air
tersebut sudah tidak ke jalan umum lagi melainkan ke selokan. Namun sebenarnya
masih ada hal yang saya khawatirkan, yaitu khawatir air yang jatuh ke selokan
tersebut muncrat atau menciprat ke jalan umum dekatnya. Namun sudahlah, karena
itu bisa saja terjadi jika intensitas hujan besar saja mungkin. Yang penting
jatuhnya air bukan ke jalan umum lagi karena khawatir mengganggu orang yang
lewat dengan cipratan airnya.
Kalimat sebelum terakhir Riri..mungkin bisa diubah menjadi: Namun sudahlah, karena itu mungkin bisa terjadi jika intensitas hujan besar saja... But anyway I like the story...
BalasHapusTernyata, begitu banyak yang harus diperhatikan dalam membangun rumah.. Terutama agar tidak mengganggu orang lain atau fasilitas umum.. nice post mbak..
BalasHapusMasukan saya, ke depan coba buat perparagrapnya sedikit2 saja, biar makin asoy ngebacanya..
trima kasih atas masukannya
BalasHapus