STORY
OF LIFE
311217
Gue mau sedikit cerita tentang hidup
gue. Yang pasti karena hanya sedikit maka hanya sekilas saja dan tidak
sepenuhnya gue ceritakan. Cerita lengkapnya baca ajah blog pribadi gue
www.apurusrinufa.blogspot.co.id.
Pertama
gue lahir pada tahun 1992 dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara serta
anak wanita satu-satunya.
Gue
mulai sekolah pada usia 4 tahun dan itu pun langsung
tingkat sekolah dasar bukan taman kanak-kanak. Karena gue sendiri gak mau masuk
TK. Padahal saat itu sudah didaftarkan. Kalau ada yang bertanya, koq bisa usia
4 tahun udah sekolah SD? Ya begitulah, mungkin ada pengaruh orangtua juga. Mengingat
kedua orangtua gue adalah guru sekolah dasar dan kebetulan saat itu bapak gue
mengajar di kelas satu. Dari lahir gue emang udah tinggal di kawasan sekolah. Sering
banget gue juga tidur di kelas karena ibu gue sedang mengajar. Jadi mungkin
kebawa kali yah. Yang pasti sejak kecil gue udah sering keluar masuk kelas,
pegang pensil pulpen, duduk di bangku anak sekolah. Hingga akhirnya gue sendiri
yang berkeinginan masuk sekolah dasar dan tidak mau TK. Akhirnya sekolah juga
gue di kelas satu. Gak tau deh waktu itu gue didaftarkan atau tidak? Tetapi yang
gue tau saat itu gue hanya anak bawang. Mengingat usia gue belum cukup. Karena saat
mau kenaikan kelas, gue sempat dengar pembicaraan orangtua gue dengan kepala
sekolah tentang gue. Mereka bilang, ini bagaimana naik kelas atau tidak?. Orangtua
gue sendiri yang mengatakan “gak usah dulu ajah” intinya seperti itu. Namun sang
kepala sekolah “memang kenapa? Dinaikkan saja jika perkembangannya bagus” jika
tak salah seperti itu omongan kepala sekolah pada waktu itu. Mendengar hal
tersebut saat itu gue marah. Kenapa gue mau gak naik kelas? Sedangkan yang gue
lebih dahulu bisa baca dan menulis dibanding teman-teman gue. Itulah yang gue katakan
kepada orangtua. Hingga akhirnya gue bisa naik kelas dan berlanjut hingga
seterusnya. Sebenarnya orangtua gue khawatir dengan perkembangan gue makanya
mereka meminta agar gue tidak naik kelas. Tapi inilah gue, kalau gue pengen A
yah harus dapat A, kecuali jika memang sudah berusaha namun takdir berkata lain
ya apa mau dikata? Saat gagal pun gue selalu berpikir, apa yang membuat gue
gagal? Agar kesalahan yang sama tidak dilakukan dan tidak terjadi lagi.
Saat kelas enam sekolah dasar, memang
orangtua sempat khawatir dan bingung bagaimana dengan ujiannya dan bagaimana
saat masuk sekolah menengah pertama nanti. Mengingat usia kembali, apakah SMP
mau menerima anak dengan usia 10 tahun? Tapi alhamdulilah semua berjalan lancar
hingga sekarang.
Gue
lulus sekolah dasar di usia 10 tahun pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke
sebuah sekolah menengah pertama negeri di kota Tangerang dan lulus pada tahun
2005 di usia gue 13 tahun.
Saat melanjutkan ke sekolah menengah
atas gue mengalami kegagalan. Niat hati ingin melanjutkan pada SMA negeri yang
menurut gue favourit dan gue idam-idamkan sejak lama. Namun apa daya, saingan
ketat hingga akhirnya gue gak lulus. Sempat bingung mau sekolah dimana? Karena gue
selalu menargetkan untuk bersekolah di milik pemerintah yaitu negeri karena sudah
pasti diakui. Namun untungnya saat itu ada sekolah menengah atas negeri yang
akan dibuka dan menerima siswa baru. Jadi siswa yang tidak lulus pada SMA
favourit tersebut dapat mendaftar pada SMA negeri yang baru itu. Alhamdulilah akhirnya
gue lulus di SMA negeri yang baru tersebut tanpa tes lagi karena hanya memberi
surat keterangan nilai saat tes di SMA negeri favourit itu dan kemudian nilai
tersebut di rangking.
Gue
lulus SMA pada tahun 2008 di usia 16 tahun. Kemudian melanjutkan
ke poltekkes di Tangerang. Saat mendaftar ada persyaratan KTP. Karena usia gue
belum cukup untuk membuat KTP, akhirnya gue memakai KTP sementara yang
dikeluarkan oleh kelurahan saat itu.
Lulus
kuliah diploma tiga pada tahun 2011 di usia 19 tahun. Kemudian mulai bekerja di
RSU Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 di usia 20 tahun.
Dimana sebelumnya gue bekerja di dua rumah sakit swasta di Tangerang pada waktu
yang berbeda dan hanya bertahan beberapa bulan saja, karena jarak yang cukup
jauh buat gue dan lama-lama gue gak kuat capek di jalan.
Tahun
2013 gue mencoba tes CPNS di wilayah DKI Jakarta, Tangsel dan Kemenkes. Namun tak
ada yang lulus. Saat tes CPNS di DKI Jakarta hanya
sampai tes tahap kedua, saat itu yang seharusnya tes sore menjadi dini hari
sekitar jam 1 pagi dikarenakan computer banyak yang error mengingat saat itu system
tes sudah memakai CAT Computer Assisted Test. Untuk CPNS Tangsel, setelah
mengirim berkas tak dapat kabar lagi mungkin ini sudah gagal di administrasi.
Pada Kemenkes tes masih manual yaitu masih membulatkan pada lembar jawaban computer,
saat melihat hasil pertama kali pada liputan enam dinyatakan lulus namu
diserahkan kepada instansi masing-masing. Kemudian melihat pengumuman lagi,
nama gue tak tercantum. Maka gagal semua.
Tahun
2014 kembali gue mencoba mendaftar CPNS namun gagal saat administrasi.
Menurut gue dikarenakan gue memakai legalisir ijazah scan. Saat itu legalisir
ijazah gue sudah habis dan membutuhkan waktu untuk legalisir langsung ke kampus
di Serang atau Bandung. Akhirnya gagal lagi.
Tahun
2014 gue melanjutkan pendidikan gue ke jenjang strata satu di sebuah kampus
swasta di Tangerang. Kenapa tidak negeri lagi? Saat itu gue
berpikir untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri banyak
hal yang harus dikorbankan salah satunya pekerjaan yaitu kemungkinan gue harus
keluar dari pekerjaan atau jika tidak akan terasa capek bahkan tidak terkejar. Mengingat
perguruan tinggi negeri hanya ada di wilayah depok. Selain itu, gue pun tak
yakin dapat lulus. Atau sekalipun gue lulus, gue khawatir tak sanggup mengikuti
perkuliahan disana jika harus bulak balik Tangerang depok. Jika tak bulak
balik, maka gue harus resign. Rasanya sangat sayang waktu itu. Hingga akhirnya
gue memutuskan dari pada tidak melanjutkan pendidikan sama sekali ya sudah
swasta pun jadi, toh dari sekolah dasar sampai diploma sudah negeri semua.
Tahun
2016 akhirnya gue lulus strata satu pada usia 24 tahun dengan predikat terbaik
cumlaude. Yah menurut gue usia yang masih wajar untuk
kelulusan sarjana hehehe.
Tahun
2016 mencoba mendaftar sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia untuk tahun
2017.
Namun gagal saat pemberkasan entahlah karena alasan apa. Namun prediksi gue sih
karena status gue belum PNS mungkin. Mengingat mereka-mereka yang lulus
rata-rata sudah PNS. Yah saat itu gue berpikir berarti mesti PNS dulu barulah PKHI
bukan sebaliknya.
Tahun
2017 gue mencoba kembali mendaftar CPNS Kemenkes setelah dua tahun moratorium
yaitu 2015 dan 2016. Alhamdulilah gue lulus CPNS Kemenkes tahun 2017 pada usia 25 tahun. Di tahun
ini juga gue mencoba kembali mendaftar sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia
untuk tahun 2018 mengingat sebelumnya gue sudah mendaftar untuk tahun 2018 saat
tahun 2017. Namun kembali gue gagal. Untuk kali ini gue
tidak lolos seleksi data elektronik online. Lebih parah dari sebelumnya sih. Karena
jika lolos seleksi elektronik maka tahap selanjutnya adalah pemberkasan. Tetapi
gue gak kecewa koq karena gagal menjadi PKHI lagi. Mengingat jika gue lolos
PKHI, gue juga bingung. Karena gue juga lulus CPNS dan harus pindah ke tempat
kerja baru. Jadi alhamdulilah dan bersyukur ajah karena tidak lolos PKHI.
Tahun
2017 juga gue mengundurkan diri dari RSU Kabupaten Tangerang setelah 5 tahun
bekerja disana, dikarenakan lulus CPNS Kemenkes Tahun 2017.