apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Minggu, 31 Desember 2017

CPNS

CPNS
301217

Alhamdulilah di tahun ini saya lulus CPNS KEMENKES. Jujur saja ini bukanlah target saya di tahun ini, awalnya target saya adalah PKHI (Petugas Kesehatan Haji Indonesia). Namun hal tersebut gagal baik untuk tahun 2017 atau pun 2018. Tapi tak apalah, mungkin Allah SWT belum mengijinkan. Namun Allah SWT menggantinya dengan kelulusan saya dalam CPNS KEMENKES tahun 2017 ini. Alhamdulilah saya bersyukur sekali.

Akhirnya setelah pengumuman final pada tanggal 28 november 2017 dimana sebelumnya sempat tertunda  selama tiga hari. Karena seharusnya pengumuman final tanggal 25 november 2017 namun tertunda entah dengan alasan apa. Tapi hal yang pasti adalah setelah pengumuman tersebut dan dinyatakan lulus, maka selanjutnya adalah pemberkasan. Setelah itu saya mengurus surat pengunduran diri saya dari RSU Kabupaten Tangerang. Bukan tak cinta atau tak suka, namun jika di tempat lain lebih baik mengapa tidak?

Bicara soal CPNS atau PNS, jujur saja jika ditanya-tanya soal itu saya agak bingung juga jawabnya. Misalnya, koq bisa lulus? Gimana soal-soalnya?. Sejak awal mendaftar saya tak berpikir soal lulus, yang penting saya ikut saja. Belajar baca tetap dilakukan, namun saat tes apa yang saya baca dan pelajari hampir tak ada pada soal tes tersebut. Terus koq bisa lulus? Entahlah. Jika ditanya soal ini saya bingung. Jujur saja saya pakai hati hehehe. Serasa saat tes ada yang membisikkan, dalam hati jawabannya kayanya ini deh.

Ketika berdoa, saya hanya meminta “Ya Allah jika memang PNS adalah rejeki hamba, mohon permudah dan luluskan”. Kemudian setiap saya melewati tempat tersebut yaitu RS Sitanala, dalam hati saya selalu berkata “suatu saat saya pasti di sini”. Saat bulan November 2017 gathering bersama teman-teman ruangan, saat itu dalam hati saya berkata “ini adalah yang pertama dan terakhir”. Hampir semua kegiatan di RSU Kabupaten Tangerang yang saya ikuti saat itu selalu saya berkata dalam hati bahwa “ini adalah yang terakhir”. Hingga akhirnya pengumuman kelulusan muncul sekitar pukul 23.00 wib tanggal 28 november 2017. Jujur saja saya sempat tak berharap lagi dan sangat pasrah. Karena sejak pagi saya mengecek website namun pengumuman itu tak kunjung muncul. Hingga akhirnya ibu saya menyuruh saya mengecek kembali dan akhirnya mucullah pengumuman tersebut. Alhamdulilah dan bersyukur dengan hasil pengumuman tersebut.

Setelah lulus, saya jadi berpikir bahwa PNS adalah Puasa Ngaji Sedekah. Karena jujur saja buat saya soal-soal tes CPNS itu sulit terutama saat tes kompetensi bidang. Mengingat ada dua tes yang harus dilakukan dengan waktu yang berbeda. Yang pertama adalah tes kompetensi dasar, jika tes ini lulus maka bisa mengikuti tes kompetensi bidang sesuai jurusan masing-masing, kemudian jika ini lulus lagi maka langsung pemberkasan. Ijin orang tua pun berperan dalam hal ini.

Tentang orang tua, saya jadi teringat sesuatu. Ketika saya berangkat kerja memakai sandal, ibu saya langsung melarang dan mengatakan “usahakan kerja pakai sepatu dan seragam lengkap, kali ajah cepet diangkat”. Alhamdulilah hal itu menjadi kenyataan. Itulah alasan saya bekerja selalu memakai sepatu dan berusaha untuk memakai seragam lengkap sesuai jadwalnya. Mungkin untuk sebagian orang ini adalah hal sepele. Namun terkadang hal sepele itulah yang membawa kebaikan dan berjuta manfaat untuk kita.


Pernah juga seorang teman menanyakan kepada saya “lu udah PNS belum sih?”. Entah benar-benar bertanya atau meledek. Gue jawab ajah “belum, yang udah 10 tahun ajah ada yang belum PNS”. Dia bilang “buset lama amat”. Akhirnya pertanyaan seorang teman tersebut menjadi kenyataan. Alhamdulilah.


Ingat kan dengan lambang korpri. Lambang kecil mungil berwarna emas. Setiap memakai seragam seharusnya memakai lambang tersebut disebelah kiri. Saat memakainya terkadang saya berkata dalam hati “pakai ini, sekarang belum pegawai tapi kali ajah sering pakai ini jadi pegawai beneran”. Alhamdulilah.


Terima kasih juga gue ucapkan buat temen kuliah diploma tiga yaitu Diki Nofandi yang sudah banyak banget kasih info soal CPNS ini. Sampai-sampai dia sendiri gak lulus. Terima kasih banyak kawan. Jangan bosan-bosan kasih info buat gue yah.


Gue bersyukur dan alhamdulilah banget dalam CPNS ini murni tanpa diminta uang sepeserpun. Adapun biaya yang dikeluarkan hanya sebatas adminitrasi, transportasi dan akomodasi pribadi. Buat gue kerja itu cari uang, bukan memberi uang untuk mendapatkan pekerjaan. Karena jika melakukan sogok atau suap, maka wajar saja jika hidup tidak BERKAH. Sekalipun banyak uang pasti ada saja masalah dan entah kemana hilang itu uang. Karena pasti akan merasa selalu kekurangan dan tak pernah cukup. Mungkin juga karena harta yang didapat bukan jalan yang halal. Akan selamanya dia dan keturunannya dengan harta HARAM.


Kalau ada yang tanya, “emang pengen banget yah jadi PNS?”. Jujur saja saya pribadi mah mengikuti JEJAK orangtua saja. Setidaknya bisa membanggakan orangtua dengan keberhasilan dalam tes CPNS Kemenkes dan MURNI tanpa uang sogok sedikitpun. Disertai juga dukungan penuh dari orangtua. Karena saya pribadi mah awalnya sudah pasrah. Namun tetap mencoba dan berusaha.





 












Sejujurnya saya bersyukur bisa keluar dari RSU. Mengapa? Karena jujur saja belakangan ini saya merasa banyak dosa dan bohongnya. Karena banyak kebiasaan yang menurut saya salah terutama soal obat dan nutrisi. Mengapa? Pemberian obat yang seharusnya tiga kali diberikan, hampir jarang dilakukan tiga kali terutama untuk obat intravena. Kemudian dalam pendokumentasian pemberian obat hanya menggunakan ceklist saja tanpa nama di pemberi obat. Apakah SOPnya seperti itu? Sedangkan yang saya dapatkan dari jurnal adalah pemberian obat dengan nama bukan hanya paraf saja.

Kemudian untuk masalah nutrisi yang seharusnya diberikan delapan kali, hanya sampai maksimal tujuh kali pemberian. Jujur saja saya pribadi pun agak sulit untuk  menerapkan pemberian delapan kali tersebut. Kecuali mungkin jika setiap petugas hanya memegang 2-3 klien. Untuk hal ini maka petugasnya pun harus banyak. Namun jangan hanya banyaknya saja, kemudian saat luang malah main handphone dan terkadang pura-pura tuli atau memang tidak mendengar adanya bunyi alat yang habis ataupun alarm monitor. Kembali soal nutrisi, pemberian tujuh kali pun belum tentu dilakukan. Mengapa? Karena jika ada klien muntah maka terkadang pemberian minum selanjutnya tidak diberikan oleh petugas dengan alasan “baru selesai” atau pun “tadi muntah”. Menurut saya banyak manajemen yang salah dalam hal ini. Ketika klien muntah, bukankah seharusnya dikaji mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ingat loh posisi mempengaruhi. Lihat lagi apa yang terpasang pada klien apakah benar-benar terpasang? Jangan-jangan sudah mau lepas atau hampir lepas dan dibiarkan begitu saja. Bahkan terkadang plester hanya di tumpuk saja bukan diganti. Sepengetahuan saya yang saya dapatkan dari jurnal, jika plester basah kotor atau lepas itu diganti bukan ditumpuk. Jika ditumpuk yang ada bukan menempel malah hanya membuat banyaknya saja. Kualitas lebih utama daripada kuantitas. Saat klien muntah, kemanakah intervensi dan implementasi yang seharusnya dilakukan? Bukankah saat klien muntah seharusnya dilakukan pemberian nutrisi dengan porsi kecil namun sering? Tetapi apa yang dilakukan sangat jauh dari teori yang pernah dipelajari terutama bagi mereka yang merasa sudah profesi.

Jujur saja saya lebih memperhatikan soal nutrisi terhadap klien. Mengapa? Setidaknya dapat mengurangi LOS yaitu Long Of Stay yang merupakan lama rawatnya klien. Jika makin cepat klien sembuh dan pulang bukankah makin baik?

Selain itu masih banyak dokumentasi lain yang hampir tidak dituliskan oleh petugas. Sekalipun sang petugas memegang program tersebut. Contohnya masih ditemukan tidak terisi pengkajian dan implementasi resiko jatuh dan juga kosongnya dokumentasi pada tindakan keperawatan.

#pemberianobat
#dokumentasipemberianobat
#manajemennutrisi
#resikojatuh
#tindakankeperawatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar