CPNS
301217
Alhamdulilah di tahun ini saya lulus
CPNS KEMENKES. Jujur saja ini bukanlah target saya di tahun ini, awalnya target
saya adalah PKHI (Petugas Kesehatan Haji Indonesia). Namun hal tersebut gagal
baik untuk tahun 2017 atau pun 2018. Tapi tak apalah, mungkin Allah SWT belum
mengijinkan. Namun Allah SWT menggantinya dengan kelulusan saya dalam CPNS
KEMENKES tahun 2017 ini. Alhamdulilah saya bersyukur sekali.
Akhirnya setelah pengumuman final pada
tanggal 28 november 2017 dimana sebelumnya sempat tertunda selama tiga hari. Karena seharusnya
pengumuman final tanggal 25 november 2017 namun tertunda entah dengan alasan
apa. Tapi hal yang pasti adalah setelah pengumuman tersebut dan dinyatakan
lulus, maka selanjutnya adalah pemberkasan. Setelah itu saya mengurus surat
pengunduran diri saya dari RSU Kabupaten Tangerang. Bukan tak cinta atau tak
suka, namun jika di tempat lain lebih baik mengapa tidak?
Bicara soal CPNS atau PNS, jujur saja
jika ditanya-tanya soal itu saya agak bingung juga jawabnya. Misalnya, koq bisa
lulus? Gimana soal-soalnya?. Sejak awal mendaftar saya tak berpikir soal lulus,
yang penting saya ikut saja. Belajar baca tetap dilakukan, namun saat tes apa
yang saya baca dan pelajari hampir tak ada pada soal tes tersebut. Terus koq
bisa lulus? Entahlah. Jika ditanya soal ini saya bingung. Jujur saja saya pakai
hati hehehe. Serasa saat tes ada yang membisikkan, dalam hati jawabannya
kayanya ini deh.
Ketika berdoa, saya hanya meminta “Ya
Allah jika memang PNS adalah rejeki hamba, mohon permudah dan luluskan”.
Kemudian setiap saya melewati tempat tersebut yaitu RS Sitanala, dalam hati
saya selalu berkata “suatu saat saya pasti di sini”. Saat bulan November 2017
gathering bersama teman-teman ruangan, saat itu dalam hati saya berkata “ini adalah
yang pertama dan terakhir”. Hampir semua kegiatan di RSU Kabupaten Tangerang
yang saya ikuti saat itu selalu saya berkata dalam hati bahwa “ini adalah yang
terakhir”. Hingga akhirnya pengumuman kelulusan muncul sekitar pukul 23.00 wib
tanggal 28 november 2017. Jujur saja saya sempat tak berharap lagi dan sangat
pasrah. Karena sejak pagi saya mengecek website namun pengumuman itu tak
kunjung muncul. Hingga akhirnya ibu saya menyuruh saya mengecek kembali dan
akhirnya mucullah pengumuman tersebut. Alhamdulilah dan bersyukur dengan hasil
pengumuman tersebut.
Setelah lulus, saya jadi berpikir bahwa
PNS adalah Puasa Ngaji Sedekah. Karena jujur saja buat saya soal-soal tes CPNS
itu sulit terutama saat tes kompetensi bidang. Mengingat ada dua tes yang harus
dilakukan dengan waktu yang berbeda. Yang pertama adalah tes kompetensi dasar,
jika tes ini lulus maka bisa mengikuti tes kompetensi bidang sesuai jurusan
masing-masing, kemudian jika ini lulus lagi maka langsung pemberkasan. Ijin
orang tua pun berperan dalam hal ini.
Tentang orang tua, saya jadi teringat
sesuatu. Ketika saya berangkat kerja memakai sandal, ibu saya langsung melarang
dan mengatakan “usahakan kerja pakai sepatu dan seragam lengkap, kali ajah
cepet diangkat”. Alhamdulilah hal itu menjadi kenyataan. Itulah alasan saya
bekerja selalu memakai sepatu dan berusaha untuk memakai seragam lengkap sesuai
jadwalnya. Mungkin untuk sebagian orang ini adalah hal sepele. Namun terkadang
hal sepele itulah yang membawa kebaikan dan berjuta manfaat untuk kita.
Pernah juga seorang teman menanyakan
kepada saya “lu udah PNS belum sih?”. Entah benar-benar bertanya atau meledek. Gue
jawab ajah “belum, yang udah 10 tahun ajah ada yang belum PNS”. Dia bilang “buset
lama amat”. Akhirnya pertanyaan seorang teman tersebut menjadi kenyataan. Alhamdulilah.
Ingat kan dengan lambang korpri. Lambang
kecil mungil berwarna emas. Setiap memakai seragam seharusnya memakai lambang
tersebut disebelah kiri. Saat memakainya terkadang saya berkata dalam hati “pakai
ini, sekarang belum pegawai tapi kali ajah sering pakai ini jadi pegawai
beneran”. Alhamdulilah.
Terima kasih juga gue ucapkan buat temen
kuliah diploma tiga yaitu Diki Nofandi yang sudah banyak banget kasih info soal
CPNS ini. Sampai-sampai dia sendiri gak lulus. Terima kasih banyak kawan. Jangan
bosan-bosan kasih info buat gue yah.
Gue bersyukur dan alhamdulilah banget
dalam CPNS ini murni tanpa diminta uang sepeserpun. Adapun biaya yang
dikeluarkan hanya sebatas adminitrasi, transportasi dan akomodasi pribadi. Buat
gue kerja itu cari uang, bukan memberi uang untuk mendapatkan pekerjaan. Karena
jika melakukan sogok atau suap, maka wajar saja jika hidup tidak BERKAH. Sekalipun
banyak uang pasti ada saja masalah dan entah kemana hilang itu uang. Karena pasti
akan merasa selalu kekurangan dan tak pernah cukup. Mungkin juga karena harta
yang didapat bukan jalan yang halal. Akan selamanya dia dan keturunannya dengan
harta HARAM.
Kalau ada yang tanya, “emang pengen
banget yah jadi PNS?”. Jujur saja saya pribadi mah mengikuti JEJAK orangtua
saja. Setidaknya bisa membanggakan orangtua dengan keberhasilan dalam tes CPNS
Kemenkes dan MURNI tanpa uang sogok sedikitpun. Disertai juga dukungan penuh
dari orangtua. Karena saya pribadi mah awalnya sudah pasrah. Namun tetap
mencoba dan berusaha.
Sejujurnya saya bersyukur bisa keluar
dari RSU. Mengapa? Karena jujur saja belakangan ini saya merasa banyak dosa dan
bohongnya. Karena banyak kebiasaan yang menurut saya salah terutama soal obat
dan nutrisi. Mengapa? Pemberian obat yang seharusnya tiga kali diberikan,
hampir jarang dilakukan tiga kali terutama untuk obat intravena. Kemudian dalam
pendokumentasian pemberian obat hanya menggunakan ceklist saja tanpa nama di
pemberi obat. Apakah SOPnya seperti itu? Sedangkan yang saya dapatkan dari
jurnal adalah pemberian obat dengan nama bukan hanya paraf saja.
Kemudian untuk masalah nutrisi yang
seharusnya diberikan delapan kali, hanya sampai maksimal tujuh kali pemberian.
Jujur saja saya pribadi pun agak sulit untuk
menerapkan pemberian delapan kali tersebut. Kecuali mungkin jika setiap
petugas hanya memegang 2-3 klien. Untuk hal ini maka petugasnya pun harus
banyak. Namun jangan hanya banyaknya saja, kemudian saat luang malah main
handphone dan terkadang pura-pura tuli atau memang tidak mendengar adanya bunyi
alat yang habis ataupun alarm monitor. Kembali soal nutrisi, pemberian tujuh
kali pun belum tentu dilakukan. Mengapa? Karena jika ada klien muntah maka
terkadang pemberian minum selanjutnya tidak diberikan oleh petugas dengan alasan
“baru selesai” atau pun “tadi muntah”. Menurut saya banyak manajemen yang salah
dalam hal ini. Ketika klien muntah, bukankah seharusnya dikaji mengapa hal
tersebut bisa terjadi? Ingat loh posisi mempengaruhi. Lihat lagi apa yang
terpasang pada klien apakah benar-benar terpasang? Jangan-jangan sudah mau
lepas atau hampir lepas dan dibiarkan begitu saja. Bahkan terkadang plester
hanya di tumpuk saja bukan diganti. Sepengetahuan saya yang saya dapatkan dari
jurnal, jika plester basah kotor atau lepas itu diganti bukan ditumpuk. Jika
ditumpuk yang ada bukan menempel malah hanya membuat banyaknya saja. Kualitas
lebih utama daripada kuantitas. Saat klien muntah, kemanakah intervensi dan
implementasi yang seharusnya dilakukan? Bukankah saat klien muntah seharusnya
dilakukan pemberian nutrisi dengan porsi kecil namun sering? Tetapi apa yang
dilakukan sangat jauh dari teori yang pernah dipelajari terutama bagi mereka
yang merasa sudah profesi.
Jujur saja saya lebih memperhatikan soal
nutrisi terhadap klien. Mengapa? Setidaknya dapat mengurangi LOS yaitu Long Of
Stay yang merupakan lama rawatnya klien. Jika makin cepat klien sembuh dan
pulang bukankah makin baik?
Selain itu masih banyak dokumentasi lain
yang hampir tidak dituliskan oleh petugas. Sekalipun sang petugas memegang
program tersebut. Contohnya masih ditemukan tidak terisi pengkajian dan
implementasi resiko jatuh dan juga kosongnya dokumentasi pada tindakan
keperawatan.
#pemberianobat
#dokumentasipemberianobat
#manajemennutrisi
#resikojatuh
#tindakankeperawatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar