apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Sabtu, 09 Juni 2018

NIKAH BUKAN SOLUSI

MOHON MAAF COPAS DARI FACEBOOK
KARENA SAYA SUKA BANGET DENGAN KATA-KATA BIJAK DIBAWAH INI DAN TAK INGIN HILANG BEGITU SAJA KATA-KATA TERSEBUT MAKANYA SAYA COPAS PADA BLOG SAYA
SEKALI LAGI MOHON MAAF
NAMA PENULIS TETAP TERCANTUM KOQ



Hanny DewantiIkuti
**Nikah Bukan Solusi***
Mak, saya mau cerita dulu yak...
Dulu, saat saya hamil Farrel ada seorang teman yang mengalami nasib luar biasa ngenes. Sebut saja namanya A. Dia ini anak cewek lulusan SMA yang tidak bisa kuliah karena terkendala biaya. Jadilah kerjaannya keluyuran sama teman saja. Nah, pada suatu hari, dia diperkosa sama seorang cowok yang ditolak cintanya sama dia.
Saking takutnya dengan ancaman si cowok ini, A tidak berani melapor pada siapapun. Dia cuma bisa mewek sendirian. Ketagihan, si cowok ini melakukan lagi dengan ancaman senjata tajam.
Akhirnya, si cewek ini tidak berani keluar rumah sama sekali. Sembilan kemudian dia melahirkan bayi seberat 3,6 kg di kamar mandi. Iyes, di kamar mandi, mak. Dia nggak tahu kalau mau melahirkan. Pokoknya mules aja dia kira mau eek. Anaknya lahir sekitar dua minggu setelah Farrel lahir. Alhamdulillah saya bisa menyumbangkan baju Farrel yang berwarna merah muda ke anaknya yang cewek.
Dulu saya sempat mengira Farrel itu cewek. jadi beli banyak barang anak cewek. Alhandulillah barang barang itu tersakurkan kepadanya semua. Mungkin ini ya hikmahnya.
Tidak ada yang tahu kalau si A hamil. Dia hampir tidak pernah keluar kamar dan orangtuanya sudah tua, Mak. Bapaknya jadi tukang dan ibunya buka laundri . Nah, dengan pekerjaan begini kan ya udah pergi pagi pulang malam toh mak? Jangankan nanya kondisi anak, bisa selonjoran aja sudah syukur banget.
Saya nggak berani sih menyalahkan orangtua atau keluarganya karena kita nggak tahu ya mak gimana kondisi mereka.
Setelah kejadian ini, rumahnya rame. Cowok itu diremukin habis-habisan sama keluarga A.
Yang bikin saya melek tuh jawaban si anak cewek ini saat dipertemukan dengan orang yang nganuin dia.
"Saya menikah untuk cari imam yang baik. Kalau saya menikah sama dia itu sama saja dengan bunuh diri. Hidup saya pasti hancur."
Dengan tegas dia memilih untuk membesarkan anaknya sendiri bersama orangtuanya. Dia juga dengan percaya diri menuliskan namanya di belakang nama si anak pada akta kelahiran. Dia merasa lebih terhormat begitu daripada menikahi laki-laki yang tidak dicintainya karena terpaksa. Ini bikin saya terharu. Dua puluh tahun aja belum, loh.
Alhamdulillah sekarang A sudah jadi emak-emak yang soleha. Belum punya suami sih. Anaknya juga alhamdulillah jadi anak yang sehat.
Sayang ya dia nggak seberuntung savanna yang punya dave 😭😭😭
Mak...
Saya yakin, kita sering mendengar atau bahkan kita pernah mengatakan beberapa stament ini:
"Nikah aja lo daripada zina."
"Kalau nggak bisa dapet kerja, nikah aja."
"Daripada liar begitu anaknya, dinikahkan saja, Bu."
"Kalau hamil duluan, buru-buru nikah aja."
"Biar ada yang jagain siang malam, mending nikah aja."
Sudah ratusan tahun pernikahan dianggap jadi solusi praktis untuk banyak masalah hidup.
Nggak punya duit solusinya nikah.
Anak cewek nggak bisa kuliah solusinya nikah.
Anak cowok bandel solusinya nikah.
Hidup miskin solusinya nikah sama orang kayah entah jadi istri ke berapa.
Selalu begini...
Iya, kan?
Mak, saya bukan anti nikah dini. Tapi, saya anti mempermainkan pernikahan. Menurut saya, pernikahan itu sakral. Pernikahan itu bukan cuma aku dan kamu atau keluargaku dan keluargamu. Pernikahan itu urusan kita dengan Tuhan. Seberani apa sih kita mempermainkan pernikahan untuk hal-hal duniawi yang seolah tidak dipikirkan baik-baik?
Pernikahan itu bukan solusi praktis untuk keluar dari masalah. Saat kita memutuskan untuk menikah, berarti kita memutuskan untuk berkomitmen seumur hidup dengan satu orang. Kita memutuskan untuk mengabdi dan bersama-sama membangun sebuah keluarga. Nikah itu bukan cuma seputar kamar dan kasur saja. Menikah itu berarti kita akan memiliki anak, mendidik anak, menjalankan kehidupan bermasyarakat, dan menyelesaikan masalah bersama.
Justru pernikahan yang tidak dilandasi niat dan alasan yang kuat sama saja dengan membuat tiang gantungan sendiri. Hancur, kakak.
Kalau dasar niatnya nikah untuk keluar dari masalah, ini adalah hal KONYOL YANG NYATA.
Kalau niat nikah agar tidak berzina, memangnya nikah hanya sekedar untuk memuaskan seks? Apa benar dengan menikah menjamin seorang pezina tidak mengulangi perbuatannya?
Kalau niat nikah biar anaknya nggak nakal, bagaimana kalau setelah nikah anaknya masih nakal? Bagaimana kalau dia malah "nakalin" pasangannya?
Kalau niat nikah biar bisa punya bapak dari anaknya, terus bagaimana kalau nanti laki-laki itu tidak bisa jadi bapak yang baik dan malah memberikan pengaruh buruk buat anak?
Kalau niat nikah cuma biar nggak kerja dan bisa kaya, terus gimana kalau nanti jatuh miskin dan melarat?
Kalau niat nikah demi tidak lagi ditanya "kapan nikah?", terus dikira begitu nikah orang-orang lambe gurah itu bakalan diam? Nggaaaakkk.... merka bakal nanya kapan punya anak, kapan anaknya punya adek, kapan nambah istri. Kalau orang dasarnya rese ya bakal tetap nggak cukup aja kita di matanya.
Untuk dedek gemes yang ingin menikah biar nggak ditanya-tanya lagi pas lebaran "Kapan nikah?", sebaiknya pikirkan lagi, Dek. Nikah itu bukan cuma memilih pasangan yang bisa diajak kondangan biar nggak malu-maluin. Nikah itu memilih orang yang bakal jadi pasangan sehidup semati. Nikah itu untuk memilih orang yang mau menerima kekurangan dan kelebihan kita sampai kita tua dan nggak bisa menahan ompol lagi. Nikah itu mencari orang yang mau merawat saat kita sakit. Nikah itu mencari orang yang mau kita sayangi dan kita beri perhatian.
Nggak ada orang yang merencanakan perceraian saat ia menikah. Oleh karena itu, rencanakanlah baik-baik pernikahanmu, Dek.
Nggak ada orang yang merencanakan mendapat pasangan yang buruk saat melamar seseorang. Oleh karena itu, pastikan dirimu menikah dengan orang yang benar-benar tepat, Dek.
Nggak ada orang yang merencanakan kehancuran rumah tangga saat mempersiapkan pernikahannya. Oleh karena itu, bangunlah dengan benar pondasi pernikahanmu, Dek.
Saya tahu dek. Jadi jomblo itu berat banget, apalagi kalau semua orang di sekitarmu sudah pada menikah semua. Tapi, percaya deh Allaah tahu saat yang tepat untukmu dan jodohmu bertemu. Nggak usah iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Belum tentu hidupnya lebih baik dan bahagia dari hidupmu, kok.
Fokus pada apa yang kamu pikirkan, Dek.
Fokus pada apa yang ingin kamu capai.
InshaaAllaah akan ada jalan yang baik dan tepat untukmu menikah.
Ingat, sebuah pernikahan yang diawali dengan jalan buruk tidak akan menghasilkan apapun selain kehancuran.
Naudzubillahiminzalik.
Kalau memang kamu sudah niat nikah karena Allaah, ya lakukanlah, Dek. Pastikan kamu telah menemukan pasangan yang pas dan satu frekuensi. Kalau kamu cuma niat sendiri terus nggak ada pasangannya kan saru banget, Dek.
Kalau sudah ada pasangannya dan adek siap nikah, bicarakan kembali visi dan misi dalam pernikahan itu apa. Jangan sampai sudah nikah terus bingung mau dibawa ke mana rumah tangganya 🙈🙈🙈
Jangan kayak Drey yang akhirnya trauma sama pernikahan.
Sudah, cuekin saja yang nanya, "Kapan nikah?"
Mereka itu cuma orang-orang yang kepo dengan kehidupan orang lain karena kehidupan mereka nggak ada asyik-asyiknya.
Cuekin saja!
Belum tentu juga kalau ente nikah mereka mau bayarin biayanya, kan?
Wkwkwkwk...
Bijaklah pada masa depanmu!
Damaikan hatimu!
Yang copas giginya keriting 😁
Untuk yang ingin membaca cerita Savanna (Tentang gadis yang merindukan kebahagiaan) dari awal, bisa klik link ini untuk membaca gratis novelnya.
https://my.w.tt/YjxY3tAjzN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar