13 desember 2014
JIKA
Jika aku menikah mungkin beban
orangtua atas tanggung jawabnya terhadapku akan berkurang bahkan mungkin
hilang.
Jika aku menikah mungkin bapakku
tak perlu lagi repor-repot untuk antar jemputku saat kerja dan mungkin tidak
perlu khawatir lagi jika aku belum pulang.
Namun
Jika aku menikah apakah aku akan
mampu untuk melaksanakan semua tugas dan kewajibanku sebagai istri bahkan
sebagai ibu nantinya?
Jika aku menikah apakah aku masih
bisa bebas melakukan segala aktivitas yang aku lakukan sebelum menikah?
Setiap ada keinginan selalu
terbersit rasa kekhawatiran dan ketakutan
Yah memang semua itu mungkin
tergantung dengan komitmen diantara keduanya yaitu aku dan sang pasanganku
kelak yang belum aku ketahui siapa?
Andai saja didalam islam menikah
itu bukan suatu ibadah ataupun sebuah kewajiban mungkin aku tidak akan
memikirkan hal ini dan mungkin aku akan masa bodo dan bahkan cuek atau bisa
saja aku akan sangat cuek dengan hal ini.
Mungkin inilah yang menjadi
pertimbangan orang untuk melangsungkan pernikahan padahal mereka mungkin sudah
pacaran bertahun-tahun. Mungkin ketakutan untuk BERKOMITMEN yang mungkin
membuat mereka menunda menikah atau belum menikah dan bahkan tidak
menikah-menikah hingga akhirnya lewat usia. Mohon maaf sebelumnya ini hanya
pendapat saya yang mungkin tidak berkenan bagi pembaca. Saya hanya berpikiran
mungkin saja mereka belum menikah karena takut berkomitmen terhadap pasangan
mereka masing-masing ini bagi yang sudah lama pacaran yang ujung-ujungnya
sampai sekarang belum sah atau resmi juga.
Atau mungkin ada alasan lain
seperti saya misalnya jika saya ditanya kenapa belum menikah? yah walau usia
saya saat ini masih terbilang muda mungkin yaitu 22 tahun tetapi memang
teman-teman kuliah bahkan teman-teman sekolah sudah banyak yang menikah bahkan
mempunyai anak bahkan anaknya sudah ada yang sekolah. Saya hanya bisa menjawab
mau menikah dengan siapa, partner ajah belum ada. Yah jadi bisa disimpulkan
alasan saya belum menikah karena apa? Partner? Yah partner? Lagi dan lagi
partnerlah yang menjadi alasan. Jadi bagi yang sudah punya partner mau alasan
apa lagi untuk menyudahinya? Ingat hidup itu terus berjalan dan berlalu masa
mau begini-begini ajah (gak nikah-nikah maksudnya, ini bagi yang sudah
menemukan partner loh hehehe mohon maaf lagi jika tulisan saya ini tak
berkenan).
Teringat obrolan dengan ibu semalam
(karena ternyata tetangga depan rumah saya anaknya telah di lamar seorang pria)
tentang hal itu (marry) yang saya ingat hanyalah ibu bilang kalo bisa tidak
lebih dari umur 25 tahun karena kalo sudah lebih dari usia 25 tahun biasanya
sudah malas dan tentunya dengan kriteria yang sesuai, seimbang dan sederajat
(intinya jelas orangnya dan asal usulnya) jangan lihat orangtua atau keluarga
besarnya seperti apa atau bagaimana? serta tak lupa yang paling pertama serta
sangat utama adalah AGAMA. Simple kah? Yah simple sih tapi jujur ada hal yang
saya tak suka disini. Apa itu? Jujur saya tak suka di patok atau di target
untuk hal tersebut. Memang sih ibu bilang tidak mau buru-buru selesaikan dulu
kuliah (ingat saat ini saya sedang dalam proses study s1 saya). Namun tetap
saja omongan ibu yang “kalo bisa tidak lebih dari umur 25 tahun” membuat saya
terkadang kepikiran. Kenapa begitu? Hitung saja usia saya sekarang 22 tahun berarti
maksimal 2-3 tahun lagi saya mungkin harus menikah untuk memenuhi keinginan
ibu. Memenuhi keinginan? Yah mungkin akan terkesan seperti itu? Memenuhi
keinginan. Karena jujur saya tak mau menargetkan usia berapa saya harus menikah?
Saya hanya ingin menjalani yang seharusnya memang saya jalani. Tidak mau
berpatokan pada usia 25 tahun untuk menikah. Ingat loh untuk menikah.
Yah jujur sih saya memang masih
ingin melanjutkan pendidikan saya hingga s2 kalo bisa. Yah setidak-tidaknya
saya bisa menyelesaikan s1 saya sebelum saya berusia 25 tahun dan alhamdulilah
hal tersebut sedang saya jalani walaupun mungkin harus kucing-kucingan dengan
senior hehehe. Dan kedua saya ingin sebelum umur 30 tahun saya telah
menyelesaikan s2 saya. Yah semoga seperti itu. Terus jika masih ada yang
bertanya lalu menikahnya kapan? Jujur kalo sudah ada partner yang sesuai saya
tidak mau menunda. Ingat loh tidak menunda menikah. Hanya menikah. Tetapi saya
juga masih ingin BEBAS TAPI TERBATAS setelah menikah. Apa itu BEBAS TAPI TERBATAS????
(ini sudah ada pada tulisan saya sebelumnya).
Yah intinya jika saya menikah dan
saya belum menyelesaikan s1 ataupun s2 saya nantinya, saya ingin setelah
menikah nantinya tetap diijinkan untuk melanjutkan pendidikan sesuai dengan
keinginan saya. Ingat loh ini baru seandainya karena sesungguhnya saat ini hal
tersebut belum saya jalani bahkan belum ada rencana (marry).