apurus rinufa

tulisan sebagai pengingat terutama untuk diri sendiri dan bukan bermaksud untuk menggurui atau apapun. sekedar share dan eksplor saja. maaf jika tak berkenan. trima kasih.

Senin, 23 Mei 2016

BIAYA SENDIRI

BIAYA SENDIRI

Sekolah, belajar atau kuliah dengan biaya sendiri pastinya akan terasa berbeda dengan biaya yang dikeluarkan oleh orang lain sekalipun itu orang tua sendiri. Itulah yang saya rasakan. Terasa sekali bayar uang kuliah dengan biaya sendiri uang hasil bekerja. Yang biasanya uang itu dipakai untuk belanja tetapi karena sedang kuliah mau tak mau harus disisihkan untuk membayar biaya selama perkuliahan. Bersyukurnya uang kuliah tersebut bisa dicicil setiap bulannya.

Karena hal tersebut rasanya sangat sayang sekali jika tak mengikuti perkuliahan walaupun hanya satu kali. Sudah bayar kemudian tidak mengikuti perkuliahan. Rugi sekali rasanya. Lalu apa yang kita dapatkan dari apa yang sudah dibayar? Kalau soal lulus atau ijazah saya rasa pasti akan mendapatkannya diakhir nanti. Tapi cukupkah hanya itu saja yang kita dapat? Apa bedanya kita dengan membeli ijazah? Walaupun mungkin sekarang ini masih ada praktik pembelian ijazah namun apa artinya jika isinya tak ada? Dalam arti tak pernah kuliah tahu-tahu punya ijazah bergelar. Diragukan sekali rasanya.

Bukan hanya itu, saat sedang proses skripsi dan membutuhkan banyak referensi beberapa buku yang harus dibeli. Terasa sekali saat harus membeli buku memakai uang sendiri. Yang membuat saya harus memilah milih buku mana yang memang benar-benar dibutuhkan. Tidak seperti saat kuliah diploma dahulu, tanpa berpikir apakah isi buku tersebut akan dipakai atau tidak? Langsung saja saya beli buku tersebut, tanpa berpikir pula berapa biaya harga buku itu. Karena saat itu yang bayar adalah orang tua. Bayangkan seingat saya dahulu saat menyusun tugas akhir sewaktu kuliah diploma, rasanya hampir setiap minggu saya pergi ke toko buku untuk mencari sumber referensi yang dibutuhkan dengan biaya yang dikeluarkan sekitar lima ratus ribu. Bayangkan saja jika setiap minggu biaya untuk membeli buku sebesar itu, bagaimana biaya dalam satu bulan? Mengingat hal tersebut, saya jadi kasihan dengan orang tua sendiri terutama jika seandainya saya gagal dalam perkuliahan. Walaupun biaya tersebut sudah disiapkan oleh orang tua, tetapi saya berpikir dari mana uang tersebut? Apakah memang sudah sengaja dikumpulkan untuk persiapan saya membeli buku? Karena jumlah biaya tersebut dalam sebulan bisa saja hampir sebagian atau pun satu bulan gaji.


Maka dari itu, saat ini saya merasa malu jika harus meminta juga untuk biaya perkuliahan strata satu. Sudah tidak bisa memberi, minimal tidak meminta juga. Punya atau tidaknya uang, usahakan tak meminta terutama kepada orang tua. Yang pasti biaya perkuliahan dengan biaya sendiri itu lebih terasa nikmatnya maka dari itu jika mau berbuat macam-macam pun seperti bolos, saya jadi pikir-pikir berulang kali walaupun hanya sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar