MENUNGGU DUA JAM LEBIH
Sungguh sangat sabar
dan setia sang ayah karena telah dengan sabar menunggu sang anak keluar dari
rumah sakit dan membawanya pulang ke rumah. Bayangkan ia harus menunggu sang
anak selama kurang lebih dua jam. Karena sang anak sedang berada di rumah sakit
lain untuk merujuk pasiennya. Rasa tak enak dengan sang ayah sesungguhnya
menggelayuti di hati sang anak. Namun mau bagaimana lagi? Jikalau ia tak
dijemput oleh sang ayah bagaimana ia bisa pulang ke rumah? Karena jika sudah
malam tak ada lagi angkutan umum.
Itulah yang terjadi
terhadap diri saya sewaktu bersama teman merujuk pasien ke sebuah rumah sakit
di luar kota tepatnya di daerah Jakarta barat pada kamis 26 mei 2016. Berangkat
dari rumah sakit sekitar jam 4 sore namun sampai di rumah sakit luar kota
sekitar jam setengah tujuh karena macet. Kemudian baru selesai hingga sang
pasien masuk ruang perawatan sekitar jam sebelas malam. Jadilah saya sampai ke
rumah sakit asal sekitar jam setengah dua belas beruntung saat pulang tidak
macet. Sehingga bisa cepat sampai.
Seharusnya jika saya
dinas sore normal seperti biasa sekitar jam sembilan sudah keluar rumah sakit
dan pulang. Saat itu seperti biasa bapak menjemput saya tepat jam sembilan. Saya
pun mengabari bahwa saya sedang berada di rumah sakit lain sedang merujuk
pasien yang entah kapan selesainya? Beruntungnya bapak juga tidak marah-marah
dan tidak banyak tanya padahal saya mengabarinya hampir jam sembilan dimana
bapak telah di rumah sakit. Akhirnya karena saya baru selesai merujuk sekitar
jam sebelas malam jadilah bapak dengan setia menunggu saya pulang selama dua
jam lebih. Setelah selesai dan keluar rumah sakit menemui bapak saya pun segera
meminta maaf karena telah membuatnya menunggu lama. Jadilah saya sampai rumah
sekitar jam dua belas malam. Makan kemudian langsung tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar