KEMATIAN
280315
Siapa orang yang tak akan mengalami
mati? Tak ada. Siapa orang yang akan mati? Ya semua orang akan mengalami
kematian atau mati. Adakah orang yang akan tau kapan dia akan mati? Tak ada
yang tau seorang pun kapan dia atau orang lain akan mati.
Kematian merupakan mutlak rahasia Allah
SWT. Tak seorang manusia pun yang mengetahuinya kapan dia akan mati. Kematian
bisa dadakan atau pun tidak. Apa maksudnya? Ada orang yang mati melalui proses
sakit. Entah sakit berat, sedang atau ringan. Entah waktu sakitnya lama atau
baru-baru ini. Namun ada juga orang yang mati tanpa proses sakit yaitu
tiba-tiba kita mendengar kabar bahwa dia telah tiada. Entah benar tanpa proses
sakit? Atau sakitnya yang tak diketahui? Baik oleh orang lain maupun diri
sendiri yang mati.
Terkadang kita mendengar kematian
seseorang sebagai hal yang mendadak dan mungkin membuat terkejut. Namun apakah
itu semua benar? Saat awal mendengar berita itu mungkin rasanya wajar jika kita
kaget atau terkejut mendengarnya dan bahkan terkesan dadakan mungkin. Namun
apakah “dadakan” tersebut benar? Rasanya tak ada yang dadakan menurut Allah SWT
mungkin. Karena ingat semuanya telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Kapan
seseorang akan dilahirkan, akan menikah dengan siapa bahkan sampai kapan
seseorang akan meninggal. Ingat semuanya sudah tertuliskan di lauhul mahfudz.
Terkadang kita mendengar seseorang
meninggal terkesan “dadakan” padahal kita tau sebelumnya orang tersebut memang
menderita suatu penyakit. Namun kadang kesan “dadakan” tersebut tetap saja ada
dari orang yang mendengarnya. Padahal jika kita pikir, orang itu menderita
suatu penyakit maka wajarlah jika suatu saat kita mendengar orang itu
meninggal. Dan mungkin harusnya kesan “dadakan” atau terkejut mendengar berita
buruk tentang orang itu tak ada lagi.
Mungkin akan berbeda jika kita tak
pernah mendengar orang tersebut sakit hingga mengharuskan perawatan medis atau
pun menderita penyakit tertentu. Dan tiba-tiba mendengar kabar tentang orang
itu telah tiada. Pastinya kita yang mendengar hal itu akan sangat kaget dan
berpikir “dadakan”. Mungkin akan berpikir juga “baru beberapa hari yang lalu
saya ketemu dia terlihat sehat-sehat saja tapi kenapa sekarang saya mendengar
kabar dia telah tiada” atau saat lama kita tak bertemu dan sekalinya mendapat
kabar adalah bahwa dia telah tiada maka kita mungkin akan berpikir “kapan
terakhir kali saya bertemu dengannya yah koq tau-tau sekarang saya dengar dia
telah tiada, apakah dia sakit? Saya tak mendengar kabar tentang sakitnya dia?”.
Mungkin jika kasusnya seperti itu bisa saja kesan “dadakan” dan keterkejutan
menjadi wajar.
Namun seharusnya kesan “dadakan” mungkin
tak harusnya ada karena semua sudah ditentukan oleh Allah SWT sejak manusia
masih dalam kandungan. Bukan kah begitu? Karena jika kesan “dadakan” itu ada
maka semua orang yang meninggal pastilah semuanya dadakan. Kaget saat mendengar
berita seseorang meninggal mungkin rasanya wajar saat pertama kali
mendengarnya. Ingat loh saat awal mendengarnya saja. Tidak sampai seterusnya.
Yang harus ada dipikiran kita seterusnya adalah ingat semua itu sudah takdir
Allah SWT yang mutlak tak bisa dirubah dan tak bisa ditawar maka ambil lah
hikmah dari setiap kejadian yang kita amati, alami dan menimpa kita sendiri.
Baik hal itu kita yang alami sendiri atau pun orang lain.
Tak hanya kematian melalui proses suatu
penyakit atau tidak. Namun kematian di usia yang terbilang masih muda pun akan
terkesan “dadakan” “tiba-tiba” kaget atau terkejut rasanya sudah pasti. Dan
yang mungkin ada dipikiran kita adalah “umurnya masih muda sudah meninggal,
pendek sekali umurnya”. Namun itulah takdir yang sudah Allah SWT tetapkan.
Ingat kematian tak memandang usia mau muda atau pun tua sekali pun. Ingat juga
mungkin kata-kata “umur di tangan Tuhan” yah maksudnya Allah SWT yang sudah
menentukan sampai usia berapa orang itu akan hidup. Tak beda halnya dengan
jodoh. Jika Allah SWT sudah menentukan jodohnya adalah dia dan akan menikah
pada waktu yang telah ditentukan oleh Allaw SWT lalu manusia mana yang bisa
mengubah semua itu. Tak ada yang bisa mengubah apa yang telah Allah SWT
tentukan. Terutama mengenai kelahiran, jodoh dan kematian.
Tak hanya melalui penyakit atau tidak
dan usia. Kematian pun akan menjemput siapa saja. Entah orang tersebut baik
atau buruk. Namun bedanya adalah jika yang meninggal adalah orang baik maka
pasti yang merasa kehilangan akan sangat banyak dan pastinya juga banyak orang
yang berbondong-bondong ingin mengantar jenazahnya ke tempat peristirahatan
terakhirnya sebagai tanda suatu penghormatan terhadap jenazah tersebut. Dan
pastinya akan banjir air mata karena menangisi kepergian orang baik dari
dunia. Akan berbeda pula jika yang
meninggal adalah orang yang buruk atau jahat, jangankan yang mengantar ke
pemakaman yang menangisi kematiannya saja pun rasanya mungkin bisa saja tak
ada. Yang ada malah mungkin sebaliknya yaitu mungkin orang akan berkata “syukur
deh dia meninggal”.
Kematian baik melalui proses suatu
penyakit, usia yang masih muda atau sudah tua, yang meninggal adalah orang baik
ataupun buruk. Ingat semuanya adalah takdir Allah SWT untuk orang tersebut. Kasarnya
kalau emang waktunya meninggal mah yah meninggal ajah gak pandang orang itu
masih muda atau gak, baik atau tidak, berpangkat atau tidak, kaya atau tidak.
Tidak akan berpengaruh dengan kematian semua itu.
Satu hal lagi yang perlu diingat. Saat
kita mendengar kematian seseorang terutama orang yang sangat baik dan sangat
penting bagi kita pasti air mata akan selalu menetes. Menangisi kepergian orang
tersebut. Yah terkadang wajar adanya isak tangis mengiringi kepergian orang
yang meninggal. Namun ingat lagi yang dibutuhkan oleh jenazah adalah bukan
suatu isak tangis kesedihan. Tetapi yang amat sangat dibutuhkan oleh jenazah
adalah DOA. Yah doa terutama doa dari orang-orang soleh dan bertakwa. Bukan air
mata yang akan mengering jika sudah habis. Karena tak henti-hentinya menangis
bahkan yang lebih parah lagi jika ada yang meratapi kepergian seseorang dengan
berlebihan. Apa maksudnya? Terkadang sampai ada orang yang karena sedih telah
ditinggal seseorang yang penting untuk hidupnya sampai dia meratapi hingga
berteriak-teriak seolah-olah tak bisa menerima takdir atau pun menyalahkan
Allah SWT atas kematian orang tersebut. Astaghfirullah al azhim. Jangan lah
sampai seperti itu. Tak baik seperti itu yang ada malah akan memberatkan kepergian
jenazah tersebut jika sikap kita seperti itu. Begitu bukan?
Ingat dalam kematian yang dibutuhkan
jenazah adalah DOA bukanlah tangisan. Air mata lama-kelamaan akan habis dengan
sendirinya karena mengering. Tapi tak begitu dengan DOA. Doa akan terus
mengalir untuk si mayat tersebut. Terutama doa-doa dari orang-orang soleh dan
bertakwa. Selain berdoa, baiknya juga disertai dengan tawakal dan ikhlas
sehingga insya Allah orang yang meninggal dan yang ditinggalkan akan tenang.
Dalam beberapa hari ini secara berurutan
saya mendengar berita duka entah dari orang jauh sampai orang terdekat atau
keluarga sendiri. Yaitu berita duka tentang meninggalnya frans tumbuan, yani
trio libels, olga syahputra yah yang semuanya adalah artis. Hingga kabar yang
mengejutkan saat saya sedang kuliah tiba-tiba ibu menelepon dan mengabarkan
berita duka bahwa uwa saya di subang telah tiada. Kaget, syok dan terkejut
bahkan terkesan dadakan ada di dalam pikiran saya. Dalam benak saya pula “Kapan
terakhir kali saya bertemu dengannya? Sakit apa yang dideritanya? Kenapa
mengabarkan dadakan? Kenapa jika kematiannya melalui proses sakit mengapa tak
dikabarkan saat kritis? Kenapa keluarga saya ikut mengalaminya? Kenapa dan
kenapa?”. Itulah yang ada dipikiran saya yang membuat saya termenung setelah
menerima telepon dari ibu. Namun jika kita ingat kembali bahwa kematian adalah
rahasia Allah SWT maka kita pun akan yakin bahwa itu semua adalah takdir dari
Allah SWT dan mungkin itu yang terbaik atau sebaiknya memang begitu. Ingat
kembali Allah SWT maha mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk hambanya. Walau
terkadang terkesan menyakitkan hingga membuat kita sedih. Tapi itulah yang
terbaik dari Allah SWT.