BERSYUKUR
KARENA JOMBLO
Bicara soal jomblo rasanya tak perlu
jauh-jauh karena diri sendiri pun berstatus seperti itu. Sudah berapa lama
menjomblo? Seingat saya, terakhir saya punya hubungan dengan lelaki yang bukan
muhrim itu sekitar tahun 2011. Sejujurnya dari awal sekolah menengah pertama
dan menengah atas, saya tak ingin memiliki pacar karena berpikir apalah gunanya
mempunyai pacar. Namun saat tahun 2008 memasuki perkuliahan dan saya
membutuhkan teman untuk membantu tugas-tugas maka saat ada teman lelaki yang
mendekat dan meminta saya mempunyai hubungan lebih dengannya maka saat itu saya
“iya”kan ajakan tersebut. Walaupun hubungan itu hanya bertahan sebentar yaitu
beberapa bulan saja. Menyesalkah sekarang? Ada penyesalan sih, tapi untuk apa?
Toh semuanya sudah berlalu. Yang penting kita dapat mengambil hikmah dari
penyesalan itu.
Jika ditanya, pernah gak sih merasa
cemburu dengan orang lain yang jika jalan ke mall atau kemana ada pasangannya?
Yah sejujurnya tak bisa saya pungkiri jika ada rasa iri ketika melihat orang
lain berduaan dengan pasangan. Namun saya berpikir lagi, untuk apalah iri
dengan mereka yang berdua-duaan dengan pasangan yang tidak halal yang belum
jelas statusnya secara formal. Jikapun saya ingin berduaan bukan dengan lawan
jenis yang belum muhrim. Saya akan merasa lebih bahagia, bangga, tenang dan
aman jika bergandengan dengan pasangan yang memang sudah muhrim saya.
Saya bersyukur hingga sekarang berstatus
jomblo. Walaupun banyak orang yang bertanya tentang pasangan dan terkadang tak
percaya dengan jawaban yang saya berikan yaitu bahwa saya tak mempunyai pacar.
Pernah saya utarakan alasan-alasan mengapa saya lebih memilih seperti itu dan
saya sebutkan contoh-contoh orang berpacaran, maka kebanyakan mereka hanya diam
tanpa respon.
Bukan hanya bersyukur karena jomblo,
tetapi sesungguhnya jomblo pun mempunyai keuntungan. Pernah ada seorang teman
yang mempunyai pacar kemudian oleh sang pacar, ia dibawa ke rumahnya di luar
kota karena ada acara keluarga begitu. Ia hanya pergi berdua dengan sang pacar.
Karena diluar kota, maka ia pun menginap di kediaman sang pacar. Saat itu saya
pikir hubungannya akan lanjut dan tak lama lagi akan menikah karena sudah
dibawa kepada keluarga sang pacar. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Karena
setibanya ia dan sang pacar di kota asal, entah karena sebab apa yang pasti
hubungan mereka pun kandas. Maka rasa sakit hati pun dirasakan oleh teman saya
itu. Dari itu saya bersyukur sekali karena tak mempunyai pacar dan tak perlu
mengalami kandasnya hubungan kemudian patah hati. Saya berpikir seandainya saya
jadi dia, maka betapa malunya saya ketika sudah dibawa kepada keluarga sang
pacar yang otomatis mengenal saya namun setelah itu sang pacar memutuskan
hubungan. Saya tak mau seperti itu, tak mau malu karena gagal setelah
dikenalkan secara luas.
Terkadang ketika seseorang mempunyai
pacar dan sang pacar sering sekali ke rumah. Maka ketika sang tetangga sering
sekali melihatnya dan tak kunjung menikah, saat itu pulalah biasanya hal
seperti itu menjadi omongan tetangga. Memang sih agak susah karena tak punya
pacar menjadi omongan namun punya pacar pun lebih menjadi omongan. Apalagi jika
punya pacar yang sering datang ke rumah kemudian tiba-tiba menikah, wah itu
sepertinya akan menjadi bahan omongan tetangga lagi. Namun setahu saya omongan
tetangga yang jelek itu lebih dikarenakan kita mempunyai pacar apalagi jika
sering berkunjung. Namun jika jomblo rasanya tak begitu banyak orang yang akan
membicarakan tentang kejombloan kita. Setidaknya kita tak menjadi bahan omongan
orang yang tak penting. Semoga juga dengan begitu kita mengurangi dosa-dosa
mereka karena tak membuat mereka menggunjingkan kita.
Jomblo itu hemat, apalagi hemat pulsa
dan pengeluaran lainnya. Karena walaupun saya jomblo namun saya pernah
mengalami juga masa-masa kebodohan seperti itu. Yang seharusnya pulsa cukup
untuk satu bulan malah bisa-bisa belum satu bulan bahkan hanya satu minggu
sudah habis. Untuk apa? Untuk telepon ataupun sms orang itu padahal cuma say hello
menanyakan kabar atau lagi apa dan sudah makan atau belum. Pertanyaan yang
menurut saya sekarang, monoton banget. Bahkan terkadang seperti alarm hidup
yang membangunkan jika sudah pagi dan harus beraktivitas, entah sang perempuan
ataupun sang lelakinya. Bukan hanya itu ketika pergi berduaan entah kemanalah
itu tak mungkin saja sang perempuan atau lelaki tak mengeluarkan uang walaupun
hanya sedikit. Apalagi jika keluarnya untuk nonton bioskop dan makan. Jika sang
lelaki banyak uang sih biasanya semuanya ia yang bayar. Namun juga kita
terkadang sebagai wanita ada rasa tak enak jika semuanya ia yang bayar. Maka
terkadang pun bergantian, missal sang lelaki bayar nonton dan sang wanita bayar
makan ataupun sebaliknya. Tetap saja ujung-ujungnya membuat boros. Karena bisa
saja uang yang seharusnya bisa cukup untuk sebulan, namun karena terpakai
nonton dan makan di luar rumah yang biasanya harga pun selangit alias mahal
akhirnya uang yang kita punya tak cukup untuk sebulan. Lalu kemana kita harus
cari tambahan? Apalagi jika status kita masih mahasiswa atau pelajar, masa
harus minta lagi sama orang tua gara-gara uang habis untuk pacar atau yang
biasanya kita hanya berani mengaku teman kepada orang tua. Walaupun sudah
bekerja, rasanya sama saja yaitu uang tak cukup sampai gajian selanjutnya.
Ujung-ujungnya pusing sendiri dan membuat hutang kesana kemari hanya untuk
pacar.
Namun berbeda halnya jika kita jomblo.
Tak perlu boros pulsa hanya untuk say hello. Sekalipun ada sms atau telepon itu
pasti memang karena ada kepentingan dan bukan hanya sekedar menyapa saja. Mungkin
pulsa yang kita targetkan untuk satu bulan bisa lebih dari itu yaitu bisa dua
atau bahkan tiga bulan baru isi ulang lagi karena memang pemakainnya hanya
untuk suatu hal yang penting saja. Uang yang kita punya pun jika memang lebih
bisa kita tabung untuk masa depan kelak ketika kejombloan kita akan berakhir
atau ketika status jomblo berubah menjadi menikah.
Dengan jomblo dan apalagi jika sudah
bertekad jomblo sampai halal, maka tak perlu pusing-pusing memikirkan soal
pacar apalagi pacaran yang jelas tak ada gunanya. Perbaiki diri saja selama
kita menjomblo sampai akhirnya kejombloan berakhir. Karena wanita baik-baik
akan mendapatkan laki-laki baik-baik dan begitu pula sebaliknya. Siapa tahu
tiba-tiba ada yang datang ke rumah melamar kita.
Ada juga seorang teman yang setahu saya
dia benar-benar tak pernah punya pacar. Memang tak bisa dipungkiri juga jika
dia pernah suka dengan lelaki saat masih sekolah. Namun ingat loh hanya sebatas
suka yang wajar. Ketika lulus kuliah tahun 2011 kemudian ia bekerja di instansi
swasta dan seringnya juga ia main ke rumah salah satu temannya, yang ternyata
mungkin ada seorang lelaki yang sering memperhatikan. Maka ketika pertengahan
2012 tak lama setelah ia pindah bekerja di instansi negeri, sang lelaki
tersebut datang ke rumah untuk melamar dan akhirnya ia dan lelaki tersebut
menikah. Subhanallah sekali, karena ia sesuai dengan apa yang pernah
diucapkannya yaitu tak mau pacaran. Akhirnya karena harus mengikut suami maka
sang teman itupun pindah lagi bekerja di tempat lain yang dekat dengan tempat
suami. Saya yang saat itu mendapat undangan sempat kaget juga karena setahu
saya ia tak pernah mempunyai hubungan dengan lelaki. Namun itulah Kuasa Allah
SWT apapun bisa saja terjadi. Mungkin itulah salah satu keajaiban jomblo dan
memang teguh memegang prinsip tak pacaran.
Hal berbeda pula dialami oleh teman,
dimana ia mempunyai hubungan dengan sang lelaki cukup lama selama kuliah
sekitar tiga tahun lebih dan setelah lulus entah berapa lama. Namun
ujung-ujungnya adalah putus ditengah jalan. Saya pikir saat itu ia akan
menyebar undangan pernikahannya. Namun berita itu tak kunjung saya dapat. Maka karena iseng
saya menanyakan langsung kepadanya dan barulah saya mengetahui hal yang
sebenarnya. Ada suatu sebab yang membuat ia dan lelaki tersebut putus yaitu
orang tua. Sudah lama memang orang tua sang wanita tak setuju namun tetap saja
ia jalani dengan lelaki tersebut. Sejujurnya jika saya jadi dia, maka ketika
orang tua sudah tak setuju lebih baik saya kembali menjomblo daripada pacaran
yang hanya sekedar status tak jelas dan tak pasti yang ujung-ujungnya berakhir
dengan kata “putus” dan rasanya itu lebih menyakitkan apalagi jika sudah lama
berhubungan dengan dia.
Bukan itu saja, ada juga teman saya yang
sudah berpacaran sangat lama sekali yaitu dari sejak sekolah, kuliah hingga
sekarang bekerja namun tak kunjung juga berakhir dengan pernikahan. Alasannya
adalah orang tua sang wanita tak setuju juga dengan sang pacar anaknya. Teman
saya ini biasanya meledek saya karena jomblo. Maka saya balas saja “biarin
jomblo daripada punya pacar tapi gak nikah-nikah, lebih baik jomblo jelas belum
nikah juga hahaha”.
Terkadang saya berpikir bahwa pacaran
adalah suatu hal yang membuat tertundanya sebuah pernikahan. Karena jika memang
merasa sudah siap, lalu untuk apa pacaran? Langsung saja mengkhitbah kemudian
menikah. Jika belum siap, maka secara agama pun dianjurkan untuk berpuasa agar
berkurang hawa nafsunya tetapi tidak dianjurkan untuk berpacaran.
Daripada punya pacar lebih baik jomblo
saja. Karena jomblo itu lebih bebas ketimbang pacaran. Tak perlu ada orang lain
yang harus dibujuk karena ngambek dan
marah. Tak perlu lapor jika akan begini begitu kecuali kepada orang tua
melapornya. Tak perlu mengalami sakit hati jika gagal dari hubungan itu karena
toh dia bukan siapa-siapa juga sekalipun mungkin kita pernah menyukainya.
Menyukai seseorang itu memang tak ada
salahnya. Tapi tak harus dijadikan pacar hingga berpacaran yang akhirnya tak
semua baik. Karena pada akhirnya yang merugi adalah wanita. Coba saja kita
lihat kasus-kasus yang sering ada yang berawal dari pacaran. Jikapun kita
menyukai seseorang cukup saja kita doakan yang baik-baik untuk orang tersebut.
Ibaratnya menyukai dalam diam dan mendoakannya tanpa orang tersebut ketahui.
Tak ada salahnya bukan?
Daripada pacaran yang ujung-ujungnya
putus maka lebih baik menjomblo hingga waktunya berakhir. Hingga datangnya
kekasih yang halal. Karena tak semua pacaran berujung dengan pernikahan. Namun
jika kita berusaha memperbaiki diri salah satunya dengan tak berpacaran alias
jomblo sampai halal maka yang akan kita peroleh pun Insya Allah akan sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar