UNTUKMU SANG PENULIS
Sebenarnya saya sendiripun bingung mau
menulis apa? Ini selalu terjadi setiap kali akan menulis. Ditambah pula pikiran
bercabang-cabang. Salah satunya karena skripsi. Sidang proposal sudah, tetapi
revisi tidak selesai. Setiap konsultasi pasti selalu ada saja yang dicoret.
Titik, koma dan tanda baca lainnya yang sering dicoret. Ada yang seharusnya
dipisah ada juga yang seharusnya digabung. Belum lagi teori lainnya yang harus
ada untuk memperkuatkan skripsi tersebut. Memang lebih baik saat konsultasi
banyak coretan daripada tak ada coretan sama sekali. Itu juga pertanda bahwa
apa yang kita buat dibaca oleh sang dosen pembimbing.
Soal menulis, yang pasti menulis biasa
dengan skripsi berbeda. Dimana letak perbedaannya? Salah satunya menurut saya,
jika menulis biasa bisa dengan sesuka hati tetapi jika skripsi tak bisa seperti
itu. Semua harus ada dasarnya atau teorinya darimana? Bahkan bukti-bukti
sumbernya pun harus ada dan dicantumkan. Jadi, mengingat menulis biasa tak
seperti menulis skripsi maka ayolah kita coba untuk menulis biasa saja. Menulis
sesuka hati yang berarti tulisan tersebut terserah kita tetapi tetap tidak
melanggar norma yang ada juga tidak menyinggung SARA apalagi sampai melecehkan
negara.
Saya jadi teringat pertama kali mulai
menulis. Saat itu tepatnya setelah lulus kuliah dan sudah bekerja, kemudian
melihat laptop menganggur. Karena biasanya sang laptop selalu saya pakai untuk
mengerjakan tugas kampus. Namun karena sudah lulus dan tak ada tugas, maka
laptop tak saya gunakan untuk hal itu? Paling-paling lebih saya gunakan untuk
menonton video ataupun edit-edit foto sebisanya. Tetapi koq rasanya monoton
yah. Maka dari itu, saat itu saya coba untuk menulis kebetulan juga ada
beberapa hal yang terlewat dibenak saya yang bisa saya jadikan tulisan karena
saat itu sedang mengingat masa lalu yaitu saat masih sekolah. Nah itulah yang
saya tuangkan dalam tulisan. Akh ingat tulisan itu, apakah masih ada atau tidak
yah? Karena sepertinya tak tersisa di laptop saya. Setelah kemarin rusak.
Entahlah saya sempat mempostingnya di blog atau tidak? Seingat saya judul
tulisannya adalah ISENG.
Setelah itu, tulisan tak langsung saya
posting. Saya juga lupa mulai aktif lagi ngeblog kapan? Karena sebenarnya saya
punya blog dari saat kuliah. Mengingat saat itu pembuatan blog masuk kedalam
mata kuliah komputer. Jadi saat itu hanya punya saja namun kosong. Hanya ada
beberapa tulisan dan itupun milik orang lain yang saya copy. Yang pasti saya
mulai mencoba ngeblog dengan memposting tulisan-tulisan buku dan beberapa hal
tentang karate. Setelah itu saya share di grup karate. Itupun jika saya tak
salah ingat karena saya juga sempat membiarkan blog begitu saja hingga akhirnya
saya ngeblog kembali.
Entah sejak kapan juga saya mulai agak
sering menulis. Namun sayangnya tak semua tulisan saya posting diblog. Paling
dari semua tulisan hanya satu atau dua saja yang saya posting. Yang saya rasa
aman untuk diposting, dalam arti kemungkinan tidak menimbulkan prokontra.
Karena saat itu saya sendiri masih takut dalam menulis. Takut menyinggung orang
lain kalau-kalau postingan saya itu ada yang baca. Saat itu saya hanya mengecek
blog kurang lebih satu atau dua bulan sekali. Kadang cek sambil posting, kadang
hanya cek saja dan ganti-ganti desain dan kadang juga tak diapa-apakan.
Saat saya mulai kuliah lagi, saya
berpikir tak akan bisa menulis. Karena pasti banyak tugas yang akan menyita
waktu. Namun semua itu salah. Malah dari kuliah itulah saya mendapatkan banyak
hal yang bisa saya tuangkan dalam tulisan. Tentang dosen, kampus dan
teman-teman kuliah. Dimana saat itu hamper setiap perkuliahan hanya ada
beberapa mahasiswa yang hadir dari total 25 mahasiswa yang terdaftar dalam
absensi. Karena kesal itulah maka saya tuangkan dalam tulisan. Kemudian
iseng-iseng saya berikan ke teman dan responnya positif. Bahkan jika saya tak
salah ingat ia mengatakan “kenapa gak coba jadi penulis aja?”. Dari itulah saya
mulai agak semangat untuk menulis. Karena manfaatnya pun saya rasakan terutama
untuk diri sendiri.
Pernah beberapa kali coba ikut kursus
menulis dan mencoba mengikuti lomba kepenulisan, namun sayangnya hampir semua
gagal. Pernah juga mengirimkan naskah ke salah satu penerbit, namun hingga
sekarang tak ada kabar. Yah sudah mau bagaimana lagi? Itu artinya saya masih
harus banyak belajar. Walaupun menulis dalam hal ini tak seribet menyusun
skripsi tetapi tak bisa sembarangan pula. Karena sang penerbit pun pasti banyak
berpikir apakah tulisan ini layak untuk diterbitkan dan kemudian akan banyak
yang beli atau tidak? Jangan sampai juga hanya karena kita, sang penerbit
mengalami banyak kerugian bahkan bangkrut. Itu juga akan berimbas kepada kita.
Hanya terkadang ada rasa iri ketika melihat seseorang berhasil menerbitkan
sebuah buku dan berjejer di toko buku. Yah saya hanya bisa sampai antologi
saja. Itupun dijual online dan tidak terdapat di toko buku manapun kemudian
juga terbatas. Sesuatu juga sih jika barang hanya ada di online.
Kembali soal menulis yang pasti banyak
manfaatnya terutama untuk diri sendiri. Salah satunya, dengan menulis saya jadi
tak lupa dengan apa yang ada dipikiran. Dengan menulis juga perasaan menjadi
lebih lega. Apalagi jika sedang kesal, bingung, galau, gundah gelana dan
perasaan lainnya. Saat sedang kesal, kita bisa menuangkan kekesalan tersebut
didalam tulisan. Begitu juga saat sedang bingung, galau, dan cemas dapat kita
tuangkan juga dalam tulisan. Daripada bingung mau cerita tetapi tidak tahu
kepada siapa? Yah lebih baik menulis saja. Ingat loh terkadang cerita kepada
orang lain malah akan membuat kita bertambah masalah. Apalagi jika orang
tersebut menceritakan lagi kepada orang lain.
Selain bermanfaat untuk sendiri, menulis
sudah pasti bermanfaat untuk orang lain yang membacanya. Apalagi jika kita
menulis sesuatu hal yang penting dan perlu orang lain ketahui. Wah bisa-bisa
menulis jadi menjadi pahala dan berkah. Yang pasti banyak hal yang didapat dari
menulis. Banyak juga penulis best seller di luar sana yang menjadi kaya karena
menulis. Yang pasti buku-bukunya laku di pasaran karena tulisannya itu.
Saat tak suka dengan orang lain atau
dengan sesuatu hal dan takut orang tersebut mengetahuinya, tetapi ingin rasanya
kita tuangkan yah tulis saja tentang ketidaksukaan itu. Tetapi tetap dengan
aturan yang baik yaitu salah satunya tidak boleh menyinggung SARA. Yang pasti
banyak hal yang dapat ditulis. Agak aneh memang jika tak bisa menulis dengan
alasan tak ada ide. Walaupun saya sendiri pun sering mengalaminya. Namun selalu
saya sangkal. Karena saya berpikir sebenarnya ide itu selalu ada selama kita
masih hidup dan masih beraktivitas. Karena dari setiap aktivitas yang kita
lakukan pasti ada sesuatu hal yang dapat dijadikan tulisan. Entah akan menarik
ataupun tidak? Itu urusan belakangan deh. Sama halnya dengan menulis diary.
Dimana yang saya ketahui, diary berisi curahan hati seseorang ataupun kegiatan
sehari-hari yang menarik dan dituangkan dalam tulisan. Itu juga yang pernah
saya lakukan dahulu saat masih sekolah. Sempat sering menulis diary hingga ada
beberapa buku diary yang masih tersimpan di lemari kamar.
Tulislah apa yang kau rasakan. Tulis apa
yang kau pikirkan. Ide itu pasti selalu ada. Ingat loh hampir setiap hari kita
selalu menulis pesan via sms ataupun whatsapp dan bbm. Jika tak salah, saat perkuliahan
ada kata-kata seperti ini “tulislah yang kau lakukan, lakukan yang kau tulis”.
Jujur saja, kelemahan saya adalah tak
bisa menulis banyak jika bukan di depan laptop. Walaupun banyak yang mengatakan
menulis bisa dimana saja? Namun tidak bagi saya. Entah bagaimana, yang pasti
jika sudah didepan laptop dengan tenang hening dan sendiri, ide yang saya pikir
tak ada bisa tiba-tiba muncul dan seperti jari-jari saya mempunyai mata, dia
dengan asyiknya menekan keyboard laptop. Maka dari itu saya sempat vakum dari
blog beberapa waktu dikarenakan laptop saya rusak. Walaupun meminjam laptop
orang lain, tetap saja tak bisa menulis. Mungkin juga karena bukan milik
sendiri jadi beda rasanya. Kekurangan saya juga adalah agak susah menulis
dengan tema yang ditentukan. Membutuhkan waktu yang cukup. Walaupun tak dijamin
dengan hasil yang ada. Karena lebih enak jika menulis dengan apa yang ada
dipikiran dan dirasakan hati. Namun tetap diusahakan menulis dengan tema
tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar